Minggu, 19 November 2023

Sejarah Catur (21): Persatuan Catur Seluruh Indonesia dan Federasi Catur Dunia; NISB, FIDE dan Pertjasi Sejak Era Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Seperti halnya dalam sepak bola (PSSI dan FIFA), perserikatan catur Indonesia (Percasi) memiliki hubungan timbal balik dengan federasi catur dunia (FIDE). Relasinya tidak hanya soal pengakuan, juga menjadi fondasi baru dalam proses pembinaan dan pengembangan catur di Indonesia. Pecatur Indonesia sejak era Hindia Belanda tidak cukup hanya pada level pencapaian Si Narsar, Si Hoekoem dan Baris Hutagalung. Dengan pengakuan FIDE, pecatur Indonesia di Pertjasi membuka jalan untuk mencapai master catur internasional seperti yang dicapai oleh Han Liong Tan Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto Buka Kejuaraan Catur FIDE Rating di SCUA. Mike Wangge. Rabu, 1 November 2023. Porosjakarta.com. Jakarta. Ketua Umum Pengurus Besar Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia), Grandmaster (GM) Utut Adianto, membuka Kejuaraan Catur FIDE Rating di SCUA Bekasi tanggal 1 hingga 5 November 2023. Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) PB Percasi, Kristianus Liem, ketika dihubungi di Jakarta. Dalam penjelasannya, Kristianus Liem mengungkapkan tujuan dan manfaat dari kejuaraan ini. Kejuaraan Catur FIDE Rating ini bertujuan untuk meningkatkan elo-rating dari pecatur nasional. GM Utut Adianto, selaku Ketua Umum PB Percasi, telah beberapa kali menyatakan bahwa PB Percasi berkomitmen untuk menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guna meningkatkan prestasi pecatur nasional. Namun, utamanya semuanya akan bergantung pada semangat dan dedikasi para pecatur untuk mencapai kemajuan dalam olahraga catur ini. Kejuaraan Catur FIDE Rating yang diikuti 70 lebih pecatur nasional. (https://www.porosjakarta.com/)

Lantas bagaimana sejarah Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) dan Federasi Catur Dunia FIDE? Seperti disebut di atas adanya relasi antara perserikatan catur nasional (Pertjasi) dan federasi catur dunia (FIFE) dimungkinkan pecatur Indonesia mendapat gelar (master dan grandmaster). Semuanya bermula sejak NISB, FIDE, Pertjasi pada era Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) dan Federasi Catur Dunia FIDE? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 18 November 2023

Sejarah Bahasa (128): Bahasa Ambon dan Bahasa Melayu Lingua Franca di Ambon; Majapahit, Kerajaan Aru, Portugis, Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Ambon mengapa disebut bahasa Melayu Ambon? Pada masa lalu tentu saja tidak hanya di Ambon, juga di Ternate, Kupang dan Manado. Bagaimana dengan di Betawi dan di Pontianak dan Banjarmasin? Yang jelas banyak pelabuhan-pelabuhan perdagangan di (kepulauan) Maluku seperti di Ternate, Tidore, Ambon dan Banda. Dalam konteks inilah bahasa Ambon terbentuk.


Bahasa Ambon atau Melayu Ambon adalah dialek bahasa Melayu yang dipertuturkan di Kota Ambon, Pulau Ambon, Pulau-Pulau Lease yaitu Saparua, Haruku, dan Nusalaut, serta Pulau Buano, Pulau Manipa, Pulau Kelang, Pulau Seram serta dipakai sebagai bahasa perdagangan di wilayah Maluku seperti Kei dan Buru, suatu bahasa mirip dengan bahasa Kupang di NTT. Bahasa Melayu telah berabad-abad menjadi bahasa antarsuku (linguafranca) sebelum Portugis di Ternate (1512), sebagai bahasa perdagangan. Bahasa Melayu Ambon berbeda dari bahasa Melayu Ternate karena pada zaman dahulu suku-suku di Ambon memengaruhi perkembangan bahasa Melayu Ambon sangat berbeda dari suku-suku yang ada di Ternate. Bahasa Melayu Ambon mendapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu Makassar. Pada abad ke-16, cukup banyak kosa-kata Portugis masuk ke dalam bahasa Melayu Ambon lalu kata serapan dari bahasa Belanda. Pada zaman Belanda inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, di gereja-gereja, dan juga dalam terjemahan beberapa kitab dari Alkitab. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Ambon dan bahasa Melayu lingua franca di Ambon? Seperti disebut di atas wilayah Maluku sudah dikenal dalam navigasi pelayaran perdagangan sejak zaman kuno. Perkembangan bahasa Ambon sejak Kerajaan Majapahit, Kerajaan Aru, Portugis hingga Belanda. Lalu bagaimana sejarah bahasa Ambon dan bahasa Melayu lingua franca di Ambon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Catur (20): Han Liong Tan dan FKN Harahap Antar Generasi; Juara Indonesia di Belanda dan Juara Belanda di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Ada beberapa pemain catur Indonesia yang mengikuti turnamen di Belanda. Tiga diantaranya adalah Mohamad Iljas (tahun 10an), FKN Harahap (tahun 30an) dan Han Liong Tan (tahun 50an). FKN Harahap ketua Pertjasi mendorong Han Liong Tan untuk mengikuti turnamen di Belanda. Han Liong Tan sukses dan mampu meraih gelar master internasional (IM FIDE).


Hoan Liong Tan, Hoan Liang Tan ataur H.L Tan lahir di Buitenzorg, 20 Agustus 1938. Ia adalah pecatur Indonesia pertama yang menyandang gelar International Master. Tan berangkat ke Amsterdam pada tahun 1956 untuk menyelesaikan sekolah menengah atas, setelah itu melanjutkan studi Matematika Asuransi. Pertandingan pertamanya di salah satu permainan simultan Botvinnik pada tahun 1958, tetapi ia segera menjadi pemain yang jauh lebih kuat. Ia bermain untuk Indonesia di papan keempat dalam Olimpiade Catur ke-14 di Leipzig 1960, dan memenangkan medali emas individu (+14 –1 = 5). Tan juga mengikuti Kejuaraan Catur Belanda di Den Haag pada tahun 1961, mengalahkan Jan Hein Donner dalam perjalanannya. Pada tahun 1962, ia adalah salah satu pemenang turnamen catur internasional IBM tradisional di Amsterdam, bersama Moshe Czerniak. Ia dianugerahi gelar International Master (IM) pada tahun 1963 setelah mencetak 7,5 dari 17 pertandingan di turnamen Hoogovens tahun itu. Karena sakit dia tidak bermain catur di turnamen internasional sejak 1963. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Han Liong Tan dan FKN Harahap antar generasi? Seperti disebut di atas Han Liong Tan dan FKN Harahap dua pecatur tangguh beda generasi yang sama-sama pernah mengikuti turnamen di Belanda. Juara Indonesia di Belanda dan juara Belanda di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Han Liong Tan dan FKN Harahap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Jumat, 17 November 2023

Sejarah Bahasa (127): Bahasa Alune Pulau Seram, Kepulauan Maluku; Gunung Binaiya Gunung Tinggi di Pedalaman Pulau Seram


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Alune adalah salah satu suku bangsa kuno di Pulau Seram. Jumlah anggotanya menetap di 27 desa di wilayah barat-tengah pulau. Seperti Wemale, mereka berasal dari suku Patasiwa. Suku Alune mempertuturkan bahasa Melayu-Polinesia. Bahasa ini dikenal dengan nama Sapalewa atau Patasiwa Alfoeren dan memiliki beberapa dialek. Dialek paling banyak adalah dialek Rambatu. Suku Alune secara tradisional hidup dari hasil hutan. Makanan mereka berasal dari pohon sagu dan mempraktikkan penanaman berpindah.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Bahasa Alune adalah sebuah bahasa yang dituturkan di kepulauan Maluku, tepatnya di Kabupaten Seram Bagian Barat; 5 desa di kecamatan Seram Barat dan 22 desa di kecamatan Kairatu dan Taniwel sehingga totalnya adalah 27 desa. Bahasa Alune mempunyai beberapa dialek, di antaranya adalah sebagai berikut: Kairatu; Alune Tengah Barat (Niniari-Piru-Riring-Lumoli); Alune Selatan (Rambatu-Manussa-Rumberu); Alune Pantai Utara (Nikulkan-Murnaten-Wakolo); Alune Tengah Timur (Buriah-Weth-Laturake). saya, aku (au); engkau, kamu (ale); satu (esa), delapan (walu); sepuluh (butusya); sebelas (butuaya lesin esa); dua belas (butusya lesin lua); kepala (ulubuai); ibu (inate); ayah (amate); nenek laki-laki (upu mokwai); nenek perempuan (upu bina); piring (pikane) (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Alune di pedalaman pulau Seram, kepulauan Maluku? Seperti disebut di atas bahasa Alune dituturkan kelompok populasi di pulau Seram. Gunung Binaiya gunung tinggi di Seram. Lalu bagaimana sejarah bahasa Alune di pedalaman pulau Seram, kepulauan Maluku? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Catur (19): Baris Hutagalung, Juara Kejuaraan Nasional Catur Indonesia 1954; Pertjasi dan Juara PersatoeanTjaturIndonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Pada kejuaraan carur Petjasi Indonesia pertama tahun 1953 di Solo yang menjadi juara adalah Arovah Bachtiar dari Bandjarmasin. Pesertanya hanya mewakili perserikatan catur di Jawa Tengah plus Bandjarmasin. Perserikatan-perserikatan kuat di Jawa seperti Djakarta, Bandoeng dan Soerabaja masih perserikatan yang mandiri (independent). Perserikatan Tjatur Indonesia (PTI) (Djakarta) bergabung dengan Pertjasi dimana Baris Hutagalung sebagai sekretaris PTI mewakili kejuaraan Pertjasi Indonesia kedua tahun 1954. Baris Hutagalung menjadi juara.


Baris Hutagalung (lahir 1933) adalah pemain catur terbaik Indonesia 1950-1960-an. FKN Harahap seorang penulis catur mencatatnya sebagai pecatur terbaik Indonesia pada masanya sejajar dengan Tan Hiong Liong (era sebelum PD II) dan GM Ardiansyah (era 1980-an). Kejurnas ke-2 tahun 1954 di Tegal Baris Hutagalung juara dengan poin 11. Runner-up adalah adalah Arovah Bachtiar juara kejurnas sebelumnya. Baris Hutagalung memiliki dendam tersendiri karena pendaftarannya pada kejurnas pertama tahun 1953 ditolak oleh panitia. Padahal saat itu dia adalah pecatur terkuat di Jakarta. Kejurnas ke-3 tahun 1955 di Jakarta Baris Hutagalung menjadi juara. Tiga besar dalam kejuaraan ini Baris Hutagalung, Lim Hong Gie, Max Arie Wotulo adalah orang-orang pertama yang diberi gelar Master Nasional (MN) oleh Percasi. Saat itu Baris baru berusia 22 tahun, Max berusia 21 tahun dan Lim Hong Gie masih siswa SMP Kanisius berusia 15 tahun (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Baris Hutagalung juara Kejuaraan Nasional Catur Indonesia 1954? Seperti disebut di atas Baris Hutagalung adalah juara catur perserikatan Djakarta yang menjuarai kejuaraan Pertjasi Indonesia 1954. Pertjasi dan juara Persatoean Tjatur Indonesia (PTI). Lalu bagaimana sejarah Baris Hutagalung juara Kejuaraan Nasional Catur Indonesia 1954? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Kamis, 16 November 2023

Sejarah Bahasa (126):Bahasa Kei Orang Kei di Kepulauan Kei-Kelompok Populasi Alfur; Apakah Terkait Kelompok Populasi Bali?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kei adalah suku bangsa di Indonesia yang mendiami Kepulauan Kei di Provinsi Maluku. Masyarakat suku Kei bertutur menggunakan bahasa Kei yang berfungsi sebagai basantara bagi masyarakat di Kepulauan Kei. Orang Tanimbar Kei merupakan salah satu sub-suku Kei yang mendiami pulau Tanimbar Kei; umumnya beragama Hindu.


Bahasa Kei (disebut juga Veveu Evav, Veu Evav) adalah salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh suku Kei, yakni orang-orang yang berasal dari kepulauan Kei, pulau Kei Kecil, pulau Kei Besar, dan pulau-pulau sekitarnya. Warga penghuni pulau Kur dan Kamear adalah masyarakat penutur bahasa Kur, sementara warga desa Banda Eli (Wadan El) dan Banda Elat (Wadan Ilat) di Kei Besar adalah masyarakat penutur bahasa Banda. Kelompok-kelompok masyarakat ini dipercaya bermigrasi dari Kepulauan Banda dan masih melestarikan bahasa asli leluhur mereka, namun mereka juga mampu menuturkan bahasa Kei yang merupakan lingua franca di kepulauan ini. Tiap pulau, bahkan tiap permukiman (ohoi) memiliki dialek tersendiri, sehingga dialek-dialek ini sering kali dijadikan petunjuk daerah asal (kampung, pulau, atau kawasan tertentu di Kepulauan Kei) penutur bahasa Kei. Masyarakat Kei tidak memiliki budaya baca tulis sendiri. Para misionaris Katolik dari Belanda menuliskan kata-kata bahasa Kei dengan suatu bentuk variasi penggunaan abjad Romawi. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kei orang Kei di kepulauan Kei dan kelompok populasi Alfur? Seperti disebut di atas bahasa Kei dituturkan orang Kei di kepulauan Kei. Apakah orang/bahasa Kei terkait kelompok populasi Bali? Lalu bagaimana sejarah bahasa Kei orang Kei di kepulauan Kei dan kelompok populasi Alfur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982