*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa Sumba adalah bahasa daerah yang terutama digunakan oleh masyarakat di pulau Sumba, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pada tahun 1961 Alkitab Perjanjian Baru (PB) bahasa Kambera (Sumba Timur) dan pada tahun 1970 PB bahasa Wewewa (Sumba Barat) diterbitkan oleh LAI.
Pulau Sumba didiami oleh Suku Sumba dan terbagi atas empat kabupaten, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur adalah bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Masyarakat Sumba secara rasial adalah campuran Ras Melanesia-Papua dan Ras Austronesia-Melayu, yang cukup mampu mempertahankan kebudayaan aslinya di tengah-tengah arus pengaruh asing yang telah singgah di kepulauan Nusa Tenggara Timur sejak dahulu kala. Kepercayaan khas daerah Marapu, setengah leluhur, setengah dewa, masih amat hidup di tengah-tengah masyarakat Sumba. Marapu menjadi falsafah dasar bagi berbagai ungkapan budaya Sumba mulai dari upacara-upacara adat, rumah-rumah ibadat (umaratu) rumah-rumah adat dan tata cara rancang bangunnya, ragam-ragam hias ukiran-ukiran dan tekstil sampai dengan pembuatan perangkat busana seperti kain-kain hinggi dan lau serta perlengkapan perhiasan dan senjata. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Sumba di pulau Sumba, penghasil kayu cendana tempo doeloe? Seperti disebut di atas bahasa Sumba dituturlam orang Sumba di pulau Sumba. Melanesia-Papua dan Austronesia-Melayu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Sumba di pulau Sumba, penghasil kayu cendana tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982