*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Makatian, disebut juga bahasa Matine, dituturkan oleh masyarakat Desa Makatian,
Kecamatan Wermaktian, Pulau Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Wilayah
Makatian sejak doeloe kampong Makatian di teluk Selawassa hingga pulau Wuliaru
dan pulau Selu yang menjadi terbentuknya bahasa Malatian.
Konsultan Asing Bantu Jaga Warisan Leluhur. Clemens Sarbunan. 5 Desember 2023. KBRN, Tual: Ketua Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Desa (YPMD) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Leunard Maiseka kepada rri.co.id mengungkapkan melestarikan 5 bahasa di Tanimbar, dengan bantuan para Konsultan asing. “Kami dibantu para Konsultan asing dari Amerika, Brasil dan Korea, dan mereka datang membantu kami melakukan penelitian, sekaligus melatih kami, bagaimana mengartikan setiap ejaan dari bahasa Lokal”. Bahasa yang terus dikembangkan diantaranya Fordata, Yamdena Timur, Selaru, Seluasa dan Makatian. Selain itu bahasa Fordata logat Seira juga sudah dilakukan. Setelah terjemahan bahasa Makatian diselesaikan, akan membuat adaptasi terhadap dialek antara Makatian dan Seluasa, kedua bahasa memiliki kata-kata kebanyakan sama tetapi berbeda, Maiseka juga menandaskan, Lagu-lagu daerah juga menjadi, agenda penting yang untuk membantu YPMD mengembangkan basasa ibu tersebut (https://www.rri.co.id/)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Makatian di pulau Tanimbar? Seperti disebut di atas bahasa Makatian dituturkan di wilayah Makatian. Kota Saumlaki Bumi Duan Lolat, pulau Wuliaru dan pulau Selu di Makatian. Lalu bagaimana sejarah bahasa Makatian di pulau Tanimbar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982