Rabu, 27 Desember 2023

Sejarah Bahasa (200): Bahasa Batak Bahasa Melayu di Nusantara,Ada Bahasa Batak Ada Disitu Melayu; Bahasa Batak Bukan Melayu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Batak penutur alaminya adalah masyarakat Batak. Bahasa Batak merupakan bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Batak dapat mengacu pada beberapa hal berikut: Rumpun bahasa Batak, termasuk bahasa-bahasa di dalamnya, seperti: Bahasa Utara- Alas-Kluet, Singkil, Karo, Pakpak; Bahasa Selatan- Simalungun, Toba, Angkola, Mandailing (Wikipedia). Hany aitu saja narasinya.


Perbedaan Proto Melayu dan Deutro Melayu Kompas.com. 29/03/2023. Verelladevanka Adryamarthanino dan Tri Indriawati. Baik Proto Melayu atau Deutro Melayu adalah sama-sama nenek moyang bangsa Indonesia. Kendati demikian, Proto Melayu dan Deutro Melayu tetap memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan keduanya dapat dilihat mulai dari tahun kedatangan, ciri-ciri, hingga hasil kebudayaannya. Sesuai tahun kedatangannya, bangsa Deutro Melayu tiba di Indonesia setelah bangsa Proto Melayu. Adapun bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa Deutro Melayu adalah suku Jawa dan Bugis. Lalu, ada juga suku Aceh, Bali, Betawi, Makassar, Melayu, Minahasa, Sunda, dan Madura. Proto Melayu adalah suku Dayak dan suku Toraja (https://www.kompas.com/). Bagaimana dengan Batak, Minangkabau, Kerinci, Rejang dan Lampung di Sumatra?

Lantas bagaimana sejarah bahasa Batak dan bahasa Melayu di Nusantara, ada bahasa Batak disitu ada Melayu? Seperti disebut di atas bahasa Batak dan bahasa Melayu pada masa kini dikenal sebagai dua bahasa berbeda. Bahasa Batak bukan Melayu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Batak dan bahasa Melayu di Nusantara, ada bahasa Batak disitu ada Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Batak dan Bahasa Melayu di Nusantara, Ada Bahasa Batak Disitu Ada Melayu; Bahasa Batak Bukan Melayu

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa Batak Bukan Melayu: Persebaran Bahasa Batak Sejauh Mana?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar