Jumat, 04 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 6-1: Kebangsaan di Indonesia Berawal dari Situasi dan Kondisi Alam; Gempa Bumi - Letusan Gunung Api


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Banyak topik yang tidak masuk, bahkan tidak tersentuh dalam narasi sejarah Indonesia, seperti tanah, air, geologi, geomorfologis dan sebagainya. Topik yang ada antara lain teknologi pelayaran, rempah-rempah dan produk perdagangan lainnya, teknologi irigasi dan pertanian. Beberapa topik lain yang tidak/jarang diperhatikan adalah tentang hal kebumian dan gempa bumi serta kegunungan dan letusan gunung api.


Gempa bumi Sumatra 1797 merupakan gempa bumi pertama dari serangkaian gempa bumi besar yang terjadi pada bagian segmen Sumatra di Sesar Sunda megathrust. Gempa ini memicu gelombang tsunami yang menyebabkan kerusakan parah di Kota Padang. Kapal-kapal Inggris seberat 150-200 ton didorong hingga sejauh 1 km ke pedalaman Batang Arau. Letusan Gunung Tambora terjadi pada 15 Juli 1815, di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Hindia Belanda. Letusan ini adalah letusan gunung berapi yang paling kuat dalam sejarah modern, dan diklasifikasikan sebagai peristiwa dengan Indeks Daya Ledak Vulkanik VEI-7. Gunung tertinggi di Indonesia: Puncak Jaya Wijaya, 4.884 M dpl; Kerinci 3.805 M; Rinjani 3.762 M; Semeru 3.676 M; Sanggar 3.564 M (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah kebangsaan Indonesia berawal dari situasi dan kondisi alam? Seperti disebut di atas, tentang hal kebumian dan gempa bumi serta kegunungan dan letusan gunung api, tidak dianggap penting dalam narasi sejarah Indonesia. Mengapa? Sejarah Indonesia cenderung terkait dengan aktivitas manusianya. Apakah dengan demikian aktivitas kebumian dan kegunungapian dianggap sebagai musuh yang tidak perlu diperhatikan? Lalu bagaimana sejarah kebangsaan Indonesia berawal dari situasi dan kondisi alam? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Indonesia Jilid 5-1: Pemerintahan Hindia Belanda Dibentuk,Diakuisisi Properti VoC; Penduduk Menjadi Subyek Sejak 1665


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Dalam KBBI, "penjajahan" mengacu pada tindakan suatu negara atau bangsa yang menguasai dan mengendalikan negara atau bangsa lain secara paksa, biasanya untuk kepentingan ekonomi, politik, atau perluasan wilayah. Lebih lanjut, "penjajah" adalah negara atau bangsa yang melakukan tindakan penjajahan. Apakah penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak Pemerintah Hindia Belanda terbentuk? Mari kita cek fakta! 


Jilid 5: Respons terhadap Penjajahan (Kerangka Konsep Penulisan “Sejarah Indonesia”): Keputusan pemerintah Belanda untuk menguasai kekayaan VOC yang bangkrut pada penghujung abad ke-18 menjadi awal dari usaha menjadikan Nusantara sebagai tanah jajahan. Sempat “jatuh” ke tangan Inggris, Belanda sejak 1810-an segera melakukan ekspansi kekuasaan ke semua wilayah (Pax Neerlandica). Hal itu menjadi awal, disusul berbagai kebijakan ekonomi dan politik yang diterapkan (sistem tanam paksa dan ekonomi liberal). Pembangunan infrastruktur, terutama jalan raya, pos, dan kereta api, yang berdampak besar pada perubahan sosial dan ekonomi. Bersama dengan itu, respons masyarakat Hindia Belanda terhadap penjajahan, dalam bentuk perang dan pemberontakan. Kelompok sosial yang memilih bersikap akomodatif terhadap kekuasaan kolonial, umumnya elite tradisional berbasis kerajaan dan kemudian pegawai kolonial, kelompok minoritas seperti Arab dan Cina, dan pemimpin agama yang tergabung dalam penghulu. Dinamika keagamaan di tengah hegemoni kolonial, mulai dari kegiatan misionaris hingga kebangkitan intelektual Islam yang berlangsung sejalan dengan intensifikasi jaringan dengan Mekkah pada abad ke-19. 

Lantas bagaimana sejarah properti VOC diakuisisi, dibentuk Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, penjajahan mengacu pada tindakan suatu negara atau bangsa yang menguasai dan mengendalikan negara atau bangsa lain secara paksa. Penjajahan sudah dimulai sejak era VOC dimana penduduk dijadikan subyek sejak 1665. Lalu bagaimana sejarah properti VOC diakuisisi, dibentuk Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 02 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 4-1: Laut Indonesia dan Era Kelautan dalam Navigasi Pelayaran Nusantara; Peta Laut P Melvill van Carnbee


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Hari ini, 2 Juli adalah hari kelautan nasional Indonesia. Selama ini, disebutkan hari itu didasarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 yang menetapkan tanggal 2 Juli sebagai Hari Kelautan Nasional. Namun (di internet) Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 tentang Pembentukan Panitia Urusan Pupuk dengan Susunan Keanggotaan Menteri Pertaniaan sebagai Ketua Merangkap Anggota. Akan tetapi sumber lain menyebut Hari Kelautan Nasional melalui Keppres No. 33 Tahun 2003 (https://pendidikan-sains.fmipa.unesa.ac.id/).Bagaimana bisa dan apa yang salah? Itu satu hal. Hal lain adalah tentang kelautan dan laut Indonesia sendiri.


Sejarah Hari Kelautan Nasional yang Dicanangkan oleh Presiden Soeharto. 2 Juli 2023. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau dan memiliki garis pantai yang panjang mencapai lebih dari 54.000 kilometer. Peranan laut yang penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasan munculnya peringatan Hari Kelautan Nasional di Indonesia pada tahun 1972 melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 yang menetapkan tanggal 2 Juli sebagai Hari Kelautan Nasional. Tanggal 2 Juli 1972 pun menjadi peringatan pertama dari Hari Kelautan Nasional di Indonesia. Terdapat berbagai kegiatan yang biasanya dilakukan dalam peringatan Hari Kelautan Nasional, meliputi penegakan hukum maritim, pengawasan terhadap aktivitas perikanan ilegal, serta kampanye pengurangan polusi laut. Peringatan Hari Kelautan Nasional pun kini menjadi salah satu momentum untuk mempromosikan pariwisata bahari dan potensi ekonomi kelautan di Indonesia. Selain itu, peringatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat kerjasama internasional dalam bidang kelautan serta mengukuhkan posiis Indonesia sebagai negara maritim yang berperan aktif di tingkat global (https://kumparan.com/) 

Lantas bagaimana sejarah kelautan dan laut Indonesia dalam navigasi pelayaran perdagangan Nusantara? Seperti disebut di atas, kelautan di Indonesia menjadi penting karena itu diperingati setiap tanggal 2 Juli. Sejarah laut nusantara adalah bagian dari navigasi pelayaran perdagangan Nusantara dan peta-peta laut sejak P. Melvill van Caranbee menjadi sejarah laut Indonesia. Lalu bagaimana sejarah kelautan dan laut Nusantara dalam navigasi pelayaran perdagangan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Indonesia Jilid 3-1:Di Nusantara dan Canton Permulaan Hijriah; Serambi Mekkah di Aceh - Titik Nol Islam Nusantara di Barus


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Al-Qur'an kitab suci agama Islam identik dengan bahasa Arab. Bukti tertua bahasa Arab dengan aksara Arab ditermukan dalam prasasti Namara yang berasal dari tahun 328. Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, yang menandai dimulainya dakwah Islam tahun 610. Lalu kemudian pada tahun 622 Nabi Muhammad SAW melakukan hijriah dari Mekah ke Medina (sebagai tahun pertama kalender hijriah). Di Sana’a, Yaman ditemukan sebuah papirus berbahasa Arab yang berasal dari tahun 643, teks yang dianggap sebagai contoh awal berbahasa Arab Islam.


"Titik Nol Islam" mengacu pada Kota Barus di Sumatera Utara, yang diyakini sebagai pusat awal penyebaran agama Islam di Nusantara (Indonesia). Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara diresmikan di Barus pada 24 Maret 2017 oleh Presiden Joko Widodo, menandai pentingnya kota ini dalam sejarah Islam Indonesia. Barus, yang terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, adalah sebuah kota pelabuhan tua yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai negara pada masa lalu. Keberadaan makam-makam kuno, seperti Makam Mahligai dan Makam Papan Tinggi, juga menjadi bukti sejarah awal masuknya Islam ke wilayah ini. Meskipun ada beberapa perdebatan di kalangan sejarawan mengenai titik awal pasti penyebaran Islam, Barus secara resmi ditetapkan sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara, memperkuat posisinya dalam sejarah Islam Indonesia (AI Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah permulaan Hijriah di Nusantara dan Canton? Seperti disebut di atas, (agama) Islam bermula tahun 610 dan penanggalan tahun hijriah dimulai pada tahun 622, tahun kapan Nabi Muhammad SAW melakukan hijriah dari Mekah ke Medina. Lalu bagaimana sejarah permulaan Hijriah di Nusantara dan Canton? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 30 Juni 2025

Sejarah Indonesia Jilid 2-1: Indonesia versi Ptolomeus pada Abad ke-2; Apakah Tacola, Cocconagara Aurea Chersonesus di Malaya?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Jika ditanya AI: Prasasti tertua di Indonesia adalah Prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai, yang berasal dari abad ke-5 Masehi. Prasasti ini ditemukan di daerah Muara Kaman, Kalimantan Timur, dan ditulis dalam bahasa Sanskerta dengan aksara Pallawa. Prasasti Yupa menjadi bukti keberadaan kerajaan Hindu tertua di Indonesia, yaitu Kerajaan Kutai Martadipura. Bagaimana dengan sejarah Indonesia versi Ptolomeus abad ke-2?


Semenanjung Emas (bahasa Yunani: Χρυση χερσόνησος; bahasa Latin: Chersonesus Aurea) adalah nama kuno yang digunakan oleh geografer Ptolomeus (c. 90 M – c. 168 M) untuk menyebut Semenanjung Malaya. Nama ini merupakan terjemahan dari Suvarnadvipa dalam bahasa Sanskerta. Marinus dari Tyrus juga menggunakan istilah ini, tetapi karena dvipa bisa berarti "semenanjung" atau "pulau", geografer Eratosthenes, Dionysius Periegetes, dan Pomponius Mela memutuskan untuk menerjemahkan Suvarnadvipa menjadi "Pulau Emas". Semenanjung Malaya dulu memiliki reputasi di dunia internasional sebagai sumber emas. Martin Behaim, di globe buatannya tahun 1492, mencantumkan pulau Chryse dan Argyre ("Emas" dan "Perak") di dekat Zipangu (Jepang) yang menurut Marco Polo "kaya akan emas". Sebuah ekspedisi dikirim ke daerah ini untuk menemukan dua pulau tersebut pada tahun 1587 di bawah pimpinan Pedro de Unamunu (Wikipedia). Word origin: L chersonesus; Gr chersonēsos; chersos, dry land; +nēsos, island).

Lantas bagaimana sejarah sejarah Indonesia versi Ptolomeus abad ke-2? Seperti disebut di atas, di dalam teks Geographia, ditulis Ptolomeus abad ke-2 terdapat wilayah yang diberi nama Aurea Chersonesus dimana di pantai baratnya diidentifikasi nama (tempat) Tacola dan Cocconagara. Apakah tiga nama tersebut di (semenanjung) Malaya? Lalu bagaimana sejarah Indonesia versi Ptolomeus abad ke-2? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 28 Juni 2025

Sejarah Indonesia Jilid 1-1: Soal Pra Sejarah Penulisan Sejarah Indonesia; Judul Mencari Informasi versus Data Membentuk Judul


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Seiring dengan penulisan Sejarah Indonesia, sebanyak 10 jilid dan akan diumumkan ke publik pada tanggal 17 Agustus 2025, akan ditampilkan serial artikel Sejarah Indonesia dalam 10 jilid. Setiap artikel ditulis secara random dengan memberi nomor untuk identifikasi artikel yang dimaksud masuk ke jilid berapa. Artikel pertama Sejarah Indonesia diberi judul: Pra Sejarah Penulisan Sejarah Indonesia; Data Membentuk Judul vs Judul Mencari Informasi. Artikel nomor Jilid 1-1 adalah kode navigasi artikel pertama di Jilid 1. 


Kerangka Konsep Penulisan “Sejarah Indonesia”. Dasar Pemikiran: Setiap generasi menulis sejarahnya sendiri. Selama ini telah terbit dua buku “sejarah resmi” yaitu SNI (6 Jilid) dan IDAS (8 Jilid?). SNI terbit pertama kali 1977. IDAS dirintis pada tahun 2002. Kini setelah 12 tahun sejak IDAS, dianggap suatu kebutuhan untuk menulis ”baru” buku sejarah Indonesia dan dianggap perlu dan segera untuk menulis (kembali) perjalanan sejarah Indonesia dalam suatu buku resmi (official history), yang didanai oleh pemerintah c/q Kementerian Kebudayaan R.I. bekerjasama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI). Konseptual: “Keindonesiaan” akan diamati dalam proses pembentukannya sejak masa awal hingga kontemporer. Format penulisan dengan lebih menonjolkan peran orang Indonesia. Perspektif atau cara pandang “Indonesia-sentris” menjadi pegangan penulisan, tanpa mengabaikan perspektif lainnya yang akan memperkaya pembentukan “keindonesiaan”. Tujuan: untuk menghasilkan buku yang merupakan “Sejarah Resmi” (official history) dengan orientasi dan kepentingan nasional, untuk meningkatkan rasa kebangsaan (nasionalisme) dan cinta tanah air tanpa bersifat “nasionalistik”. Buku ini akan ditulis sebanyak 10 (sepuluh) jilid oleh sejarawan Indonesia sendiri secara kolektif. 

Lantas bagaimana sejarah pra sejarah penulisan Sejarah Indonesia? Seperti disebut di atas, kini sedang dipersiapkan buku Sejarah Indonesia sebanyak 10 jilid. Penulisan Sejarah Indonesia itu berarti sejarah Indonesia yang ditulis setelah Indonesia ada (17 Agustus 1945). Penulisan Sejarah Indonesia sebelum itu dianggap pera sejarah penulis Sejarah Indonesia. Dalam teknik penulisan sejarah adalah dua pendekatan yang bertentangan: data membentuk judul vs judul mencari informasi. Lalu bagaimana sejarah pra sejarah penulisan Sejarah Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.