Minggu, 02 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (330): Pahlawan Nasional Tjilik Riwut di Jantung Borneo; Tentara Indonesia Jadi Gubernur Kalimantan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Tjilik Riwut adalah pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan menjadi Pahlawan Nasional. Tjilik Riwut dapat dikatakan salah satu tokoh orang Dayak terpenting. Sebagai seorang tentara, Tjilik Riwut sebagai putra daerah aktif berjuang untuk wilayah Dayak Besar (Kalimantan Tengah). Tjilik Riwut adalah orang Dayak pertama menjadi gubernur (Gubernur Kalimantan Tengah). Namanya telah ditabalkan sebagai nama bandara di Palangka Raya (ibu kota provinsi Kalimantan Tengah).

Anakletus Tjilik Riwut (2 Februari 1918-17 Agustus 1987) adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia dan Gubernur Kalimantan Tengah kedua. Tjilik Riwut dengan bangga selalu menyatakan diri sebagai ‘orang hutan’ karena lahir dan dibesarkan di belantara Kalimantan, adalah seorang pencinta alam yang juga menjunjung tinggi budaya leluhurnya. Ketika masih belia, ia tiga kali mengelilingi pulau Kalimantan hanya dengan berjalan kaki serta menaiki perahu dan rakit. Dia menamatkan pendidikan dasarnya di kota kelahirannya. Selanjutnya dia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Perawat di Purwakarta dan Bandung. Tjilik Riwut adalah salah satu putra Dayak dari Suku Dayak Ngaju yang menjadi anggota KNIP. Setelah selesai menuntut ilmu di Jawa, Tjilik Riwut diterjunkan ke Kalimantan oleh Pangeran Muhammad Noor, Gubernur Borneo saat itu sebagai pelaksana misi Pemerintah Republik Indonesia yang baru saja terbentuk. Rombongan-rombongan ekspedisi ke Kalimantan dari Jawa kemudian membentuk barisan perjuangan di daerah yang sangat luas. Mereka menghubungi berbagai suku Dayak di berbagai pelosok Kalimantan untuk menyatukan persepsi rakyat yang selama ini hidup di bawah penjajahan sehingga bersama-sama dapat menggalang persatuan dan kesatuan. Selain itu, Tjilik Riwut berjasa memimpin pasukan MN 1001 yang berhasil melaksanakan operasi penerjunan pasukan payung pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1947, yang seterusnya ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU. Waktu itu, pemerintah RI masih berada di Yogyakarta dan pangkat Tjilik Riwut adalah Mayor TNI.  (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Tjilik Riwut? Seperti disebut di atas, Tjilik Riwut  adalah seorang tentara, namun memiliki banyak kemampuan hingga mengantarkannya menjadi Gubenur orang Dayak pertama di Kaliamantan (Kalimantan Tengah). Lalu bagaiman sejarah Tjilik Riwut? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Nasional Tjilik Riwut di Dayak Besar; Tentara Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

Tjilik Riwut: Gubernur Kalimantan Tengah

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar