Rabu, 15 Maret 2023

Sejarah Malang (43): Karangkates Tempo Dulu di District Sengoro, Afdeeling Malang; Raimuna Nasional - Bendungan Sengguruh


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Nama Karangkates kini menjadi waduk Karangkates. Nama bendungan juga adakalanya disebut bendunggan Sutami. Kini juga ada nama Bendungan Sengguruh, Karangkates dan Sengguruh bukan nama baru. Tempo doeloe nama Sengguruh awalnya adalah Sengoro (bergeser menjadi Sengguruh). Pada tahun 1976 di Karangkares diadakan Raimuna Nasional ke-3 (dan ke-4 di Cibubur tahun 1982 dimana saya berpartisipasi). Bendungan Sengguruh selesai dibangun 1988.


Desa Karangkates adalah desa terletak di kabupaten Malang (kecamatan Sumberpucung). Pemerintah desa Karangkates diresmikan tanggal 14 Februari 2002. Di desa ini, terdapat dua bendungan: Bendungan Sutami dan Bendungan Lahor. Untuk saat ini, Bendungan Sutami sudah ditutup total, tetapi Bendungan Lahor masih dibuka untuk umum. Bendungan Sutami atau disebut juga Bendungan Karangkates, adalah sebuah bendungan yang dibangun di Sumberpucung, membendung Sungai Brantas. Nama bendungan ini diambil dari nama Menteri Pekerjaan Umum (1966 hingga 1978). Setelah menyelesaikan pembangunan Terowongan Neyama di Tulungagung untuk mengendalikan banjir mulai mengkaji kemungkinan untuk membangun bendungan besar di hulu Sungai Brantas. Awalnya, mempertimbangkan untuk membangun bendungan di Pohgajih, Blitar, akhirnya baru dapat diselesaikan pada tahun 1973. Semnatara itu Bendungan Sengguruh adalah bendungan yang dibangun terutama untuk mengurangi jumlah sedimen yang mengendap di Waduk Karangkates. Bendungan ini mulai dibangun pada tahun 1982 dan selesai dibangun pada tahun 1988. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Karang Kates tempo doeloe di district Sengoro, afdeeling Malang? Seperti disebut di atas di wilayah Karangkates dibangun bendungan yang juga disebut bendungan Sutami. Lalu di sungai yang sama kemudian dibangun Bendungan Sengguruh. Di Kawasan Karangkates juga pernah diadakan pertemuan pramuka penegak/pandega (Raimuna). Lalu bagaimana sejarah Karang Kates tempo doeloe di district Sengoro, afdeeling Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Karang Kates Tempo Doeloe di District Sengoro, Afdeeling Malang; Raimuna Nasional-hingga Bendungan Sengguruh

Karang adalah karang, kates adalah kates (papaya). Tepatnya papaya muda. Dalam hal ini ada pula nama ten Kate’s sebagai marga orang Eropa/Belanda. Nama tempat (wilayah hutan) juga ada di district Bodjonegoro. Bagaimana dengan nama tempat Karang Kates di (afdeeling) Malang?


Kates juga adakalanya disebut ketela gantoeng—yang buahnya sangat enak, hingga makanan buah untuk manusia dan daun juga bisa memberi makan babi (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 09-12-1868). Ketela gantoeng dalam hal ini bukan ketela pohon tetapi ubi jalar. Daklam hal ini juga ada nama buah pisang yang disebut pisang kates (pisang berbentuk kates/ubi/papaya). Jadi, apa itu ‘karang kates’? apakah dalam hal ini kares adalah pepaya muda atau ubi jalar?

Nama Karang Kates sebagai nama tempat kali pertama diberitakan tahun `1892 (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 06-07-1892). Disebutkan setelah Borobudur, candi dan patung Prambanan, Karang Kates, dan Mendoet serta peninggalan zaman Hindu yang luar biasa reruntuhan Singosari. Dalam hal ini Karang Kates adalah nama tempat yang berada di daerah aliran sungai Brantas di distrik Sengoro, afdeeling Malang. Seberapa tua nama tempat tempat Karang Kates tidak diketahui secara pasti. Nama Karang Kates lambat laun mulai lebih dikenal luas.


Nederlandsche staatscourant, 15-11-1894: ‘Hari ini, tanggal tujuh September, seribu delapan ratus sembilan puluh empat, Hetidricus Wilhelmus Franciscus Ligtenber, notaris sipil di distrik Den Haag, provinsi Zuidholland, berkedudukan di kotamadya Den Haag, di hadapan saksi-saksi, para pemilik saham lama dan pemilik sahan baru yang klemudian membentuk perusahaan NV Soember Kates. Dalam AD/ART disebutkan Cultuur-Maatschappij "Soember Kates" di Den Haag. Tujuan: pengambilalihan dan pengoperasian perusahaan kopi 'Soember Kates' yang berlokasi di jalan pegunungan selatan (Zuiderbergen) district Senggoro, di Malang. Modal f250.000 dalam acc. sebesar f 1000, dibayar penuh’.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Raimuna Nasional hingga Bendungan Sengguruh: Karangkates Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar