Selasa, 29 Juli 2025

Sejarah Mahasiswa Cina (5): Kwik Kian Gie Generasi T'pelajar Tionghoa Terakhir; Ketua Indonesia Studenten Vereniging di Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa Cina di blog ini Klik Disini

Kwik Kian Gie bukanlah orang biasa. Kwik Kian Gie pernah sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri dari tahun 1999 hingga 2000, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dari tahun 2001 hingga 2004, serta sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat pada tahun 1999. Kwik merupakan fungsionaris PDI-Perjuangan. Selain itu, sebagai bentuk pengabdian di dunia pendidikan Indonesia, ia mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia.


Kwik Kian Gie lahir 11 Januari 1935 adalah seorang ekonom dan politikus Indonesia keturunan Tionghoa. Kwik anak dari kelima dari tujuh bersaudara dari Kwik Hway Gwan (The Kwie Kie). Pada masa penjajahan Jepang, 1942 ayahnya ditahan oleh militer Jepang di Juwana, Pati. Ibu Kwik lantas membawa anak-anaknya termasuk Kwik pindah ke Semarang. Ia berpindah sekolah dasar hingga tiga kali. Setelah Jepang menyerah, ayah Kwik dibebaskan. Setamat dari Chinese English School Semarang, Kwik melanjutkan pendidikan ke SMP Masehi, Pancol, Semarang. Saat naik kelas tiga SMA, ia pindah ke Surabaya karena menjabat ketua pusat Perhimpunan Pelajar Sekolah Menengah Indonesia. Karena tidak berhasil menemukan SMA yang baik, dengan bantuan dua orang kaya, Kwik mendirikan SMA Erlangga Surabaya dan menjadi siswa di sekolah yang ia dirikan. Ia lulus dari SMA itu pada 1955. Kwik kemudian melanjutkan pendidikan ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1955. Karena materi kuliahnya banyak memakai bahasa Belanda, ia yang tidak bisa berbahasa Belanda menyerah dan setelah enam bulan berkuliah ia pindah ke fakultas ekonomi. Selanjutnya pada Juli 1956, ia mengikuti ujian persiapan dan lulus melanjutkan pendidikan ke Nederlandsche Economische Hogeschool di Rotterdam (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Kwik Kian Gie generasi terpelajar Tionghoa terakhir? Seperti disebut di atas, Kwik Kian Gie bukanlah orang biasa bahkan pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Republik Indonesia. Pada saat menjadi mahasiswa di Belanda pernah menjadi Ketua Indonesia Studenten Vereniging in Nederland. Lalu bagaimana sejarah Kwik Kian Gie generasi terpelajar Tionghoa terakhir? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja. Dalam hal ini saya bukanlah penulis sejarah, melainkan hanya sekadar untuk menyampaikan apa yang menjadi fakta (kejadian yang benar pernah terjadi) dan data tertulis yang telah tercatat dalam dokumen sejarah.

Kwik Kian Gie Generasi Terpelajar Tionghoa Terakhir; Ketua Indonesia Studenten Vereniging in Nederland

Apakah sejarah pelajar dan orang terpelajar Cina seperti Kwik Kian Gie terdapat dalam narasi Sejarah Indonesia yang sedang ditulis? Saya pesimis, bahkan sejarah para pelajar dan mahasiswa pribumi di Belanda juga mungkin tidak ditemukan dalam narasi sejarah nasional yang sedang ditulis tersebut. Mengapa? Yang jelas nama Kwik Kian Gie terinformasikan pertama kali pada tahun 1953 (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 22-04-1953). Disebutkan pada tanggal 30 dan 31 Mei, pertandingan tinju besar akan digelar di Semarang, dengan mengundang sejumlah petinju dari Djakarta, Bandung, dan Surabaya. Sehubungan dengan hal ini, sebuah panitia pertandingan dibentuk di Semarang pada hari Selasa, diketuai oleh Soekono, dibantu oleh Johendi, Kwik Kian Gie dan lainnya. Residen Milono, Walikota Hadigubeno, dan Mayor Sudiarto, Komandan KMK Semarang, akan bertindak sebagai pembina, sementara Mayor Suharso dan Han Tjwan Ho akan bertindak sebagai penasihat. Dana yang terkumpul akan disumbangkan untuk berbagai lembaga amal.


De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 20-04-1954: ‘BAPERKI Dihidupkan Kembali. Pada tanggal 18 April, sebuah acara ulang tahun diselenggarakan di Gedung Tiong Hoa Hwee di Semarang oleh Komunitas Baperki, yang diketuai oleh K Ting. Hadir Siauw Giok, Ketua Komite Baperki, yang menyampaikan beberapa paparan singkat. Siauw menjelaskan maksud dan tujuan acara ini, termasuk tugas dan kewajibannya. Para hadirin diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, yang akan digunakan untuk keperluan kehormatan. Siauw mengatakan kepada hadirin, ada 3 pertanyaan yang diajukan, dan para pemuda juga memanfaatkan kesempatan tersebut antara lain Kwik Kian Gie. Pertemuan diakhiri dengan pembentukan Komite, yang akan memastikan terbentuknya Dewan yang permanen, dalam waktu satu bulan’.

Pada bulan September 1954 diketahui Kwik Kian Gie sudah berada di Soerabaja (lihat De vrije pers: ochtendbulletin, 20-09-1954). Disebutkan dalam Lustrum pertama YNCLH, seluruh wisuda Chung Lien Hui (Persatuan Siswa SMA) di berbagai lokasi memperingati lustrum pertama perkumpulan Yin Ni Chung Lien Hui (Federasi Chung Lien Hui). Peringatan ini berlangsung di Surabaya Sabtu malam lalu dengan pesta meriah di Gedung CLH, Kaliasin.


Disebutkan lebih lanjut, malam itu juga dilaksanakan upacara singkat, yaitu serah terima pengurus cabang lama kepada pengurus baru. Dalam serah terima ini, disampaikan sambutan oleh Ketua Cabang lama, Tee Khik Siang, dan Ketua Cabang baru, Tan Som Yem. Ketua Federasi Yin Ni Chung Lien Hui, Kwik Kian Gie, juga menyampaikan pidato singkat, yang sekaligus memperingati hari jadi kelima federasi tersebut. Tamu undangan yang hadir adalah Ong Kiem Tiauw atas nama Cabang Tsing Nien Hui, Surabaya, dan Kho Tjiauw Ie atas nama SMA Erlangga.

Setelah lama tidak terinformasikan, nama Kwik Kian Gie terinformasikan di Belanda (lihat Het Parool, 06-08-1957). Hal itu terinformasikan dari berita keluarga dimana Augustinus Kwik Tik Tjiauw meninggal dalam usia 26 tahun di Rotterdam. Dalam berita yang berduka adalah Kwik Hway Gwan beserta istri (orangtua).


Dalam berita itu juga disebutkan saudara-saudaranya yakni Bak Chun Suk beserta istri, Kwik Kian Liang, Ong Siong Bing beserta istri, Kwik Kian Djiang, Kwik Kian Gie, Kwik Kian Djien, Kwik Kian Giam dan Kwik Kian Tiong. Misa Requiem Kudus akan diselenggarakan di Gereja St. Theresia di Strevelsweg di Rotterdam-Zuid pada hari Rabu, 7 Agustus pukul 09.00, dilanjutkan dengan pemakaman di pemakaman Katolik Roma di Nieuwe Crooswijkseweg 123, sekitar pukul 10.15. Doa Rosario akan didaraskan pada hari Selasa, 6 Agustus pukul 20.00 di Gereja St. Theresia. Alamat korespondensi: Schietbaanlaan 57 A, Rotterdam. Dalam hal ini Augustinus Kwik Tik Tjiauw karena dari sisi usia (26 tahun) diduga adalah abang (di atas) dari Kwik Kian Gie.

Tidak terinformasikan sejak kapan Kwik Kian Gie di Belanda. Yang jelas pada tahun 1957 ini Kwik Kian Gie lulus ujian propaedeutik bidang ekonomi di Nederlandsche Economische Hogeschool (NEH) di Rotterdam (lihat Het vrije volk: democratisch-socialistisch dagblad, 28-09-1957). Disebutkan lulus ujian ulang (her) propaedeutik bidang ekonomi: B Adema, RL Baggen, J Biesheuvel, JLR Brouwer, O Drukker, J Dijkstra, E Gegans, M Gerritsma, J Groen, EJR van Herwtjnen, H Jacobs, T Jansen, AG Klootwijk, J Kooi, Kwik Kian Gie, dan lainnya, semuanya di Rotterdam dan HJB Aalderink di Rhoon.


Ujian propaedeutic adalah ujian transisi di tingkat pertama untuk memasuki studi lebih lanjut dalam ujian kandidat. Dalam hal ini, paling tidak Kwik Kian Gie sudah berada di Belanda sejak tahun 1956. Ada dua tahun Kwik Kian Gie tidak terinformasikan sejak bulan September 1954 saat Lustrum pertama YNCLH di Surabaya diman Kwik Kian Gie sebgai Ketua Federasi Yin Ni Chung Lien Hui turut memberikan pidato.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Ketua Indonesia Studenten Vereniging in Nederland: Sejak Indische Vereeninging dan Chung Hwa Hui hingga Perhimpoenan Indonesia di Belanda (Indonesia Studenten Vereniging in Nederland)  

Sejak pendudukan Jerman di Belanda (bulan Mei 1940) hingga pembebasan Belanda oleh Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat (Mei 1945), mahasiswa Indonesia yang studi di Belanda masih cukup banyak. Perhimpoenan Indonesia (yang dulu disebut Indische Vereniging) masih eksis. Salah satu ketua Perhimpoenan Indonesia pada masa ini adalah FKN Harahap. Indische Vereniging didirikan oleh Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan pada bulan Oktober tahun 1908 dan tiga tahun kemudian (1911) didirikan organisasi mahasiswa Cina asal Hindia di Belanda Chung Hwa Hui. Pada saat permulaan kehadiran Jerman di Belanda, Ketua Perhimpoenan Indonesia Dr Parlindoengan Lubis yang anti fasis ditangkap militer Jerman lalu dijebloskan ke kamp NAZI Jerman (satu-satunya orang Indonesia di kamp NAZI). Sejak pendudukan Jepang di Indonesia (1942) Chung Hwa Hui dibubarkan dan para anggotanya bergabung dengan Perhimpoenan Indonesia (PI). Indonesia memprolkamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.


Sejumlah mahasiswa Indonesia pada masa pendudukan Jerman di Belanda masih dapat menyelesaikan studinya. Daliloedin Lubis lulus dan meraih gelar dokter dari Universiet Amsterdam tahun 1941. Diantara mahasiswa yang berhasil meraih gelar doktor (PhD) adalah Masdoelhak Hamonangan Nasoetion, meraih gelar doktor dibidang hukum tahun 1943 di Universiteit Utrecht dengan disertasi berjudul De plaats van de vrouw in de Bataksche Maatschappij (lihat Friesche courant, 27-03-1943). Ong Eng Die meraih gelar doktor (PhD) di bidang ekonomi di Rotterdam dengan disertasi berjudul Het economische, sociale en cultureele leven der Chineezen in Nederlandsch-Indie (lihat Maandschrift van het Centraal Bureau voor de Statistiek = Revue mensuelle du Bureau Central de Statistique du Royaume des Pays-Bas, 30-06-1943). Soemitro Djojohadikoesoemo meraih gelar doktor (Ph.D) tahun 1943 di bidang ekonomi dengan desertasi berjudul ‘Het volkscredietwezcn in de depressie’ (Maandschrift van het Centraal Bureau voor de Statistiek = Revue mensuelle du Bureau Central de Statistique du Royaume des Pays-Bas, 31-10-1943). FKN Harahap sendiri baru berhasil menyelesaikan studi dan dinyatakan lulus dan meraih gelar sarjana di Vrijs Universiteit di Amsterdam tahun 1946 (lihat Friesch dagblad, 10-07-1946).

Selama perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, mahasiswa yang sudah menyelesaikan studi dan yang belum berangsur-angsur meninggalkan Belanda. Meski demikian, masih ada beberapa mahasiswa yang berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studi. Jumlah mahasiswa Indonesia di Belanda sudah sangat menurun jumlahnya dan hanya terhitung beberapa. Namun sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda (yang berlaku sejak 27 Desember 1949), jumlah mahasiswa yang melanjutkan studi ke Belanda semakin menurun lagi. Hal ini boleh jadi karena pada tahun 1955 pemerintah Amerika menawarkan program beasiswa untuk mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi ke Amerika.


Het Rotterdamsch parool, 01-07-1955.’Lulus ujian kandidat ekonomi G Suria Atmadja’. Het Rotterdamsch parool, 23-09-1955:’ Lulus ujian kandidat ekonomi Sasonotomo, Poerwosoedibjo dan R Wiratmo’. Het Rotterdamsch parool, 07-07-1956: di Ned. Economische Hoogeschool lulus ujian kandidat RMAA Hidajat’. Het Rotterdamsch parool, 19-11-1956: ‘lulus ujian propaedeutisch ekonomi RM Soewondo’. Het Rotterdamsch parool, 01-02-1957: lulus sarjana (Drs) Jap Kim Siong’. Het Rotterdamsch parool, 10-05-1957: ‘lulus sarjana ekonomi H Oei’.

Seperti disebut di atas Kwik Kian Gie lulus ujian propaedeutik bidang ekonomi di Nederlandsche Economische Hogeschool (NEH) di Rotterdam (lihat Het vrije volk: democratisch-socialistisch dagblad, 28-09-1957). Dalam hal ini Kwik Kian Gie di Belanda terbilang sebagai pendatang baru. Arifin M Siregar yang awalnya studi di Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam sejak 1952 kemudian pada tahun 1956 pindah ke Jerman di Westfälische Wilhelms-Universität Münster (lulus tahun 1958). Arifin M Siregar pada tahun 1854 di Rotterdam lulus ujian propaedeu (lihat Algemeen Handelsblad, 17-06-1954).


Hubungan Indonesia dan Belanda sempat tegang bahkan putus akibat sengketa wilayah Irian Barat (Papua) setelah Konferensi Meja Bundar (KMB). Belanda ingin menunda penyerahan Irian Barat, sementara Indonesia menginginkan integrasi penuh wilayah tersebut. Ketegangan ini mencapai puncaknya ketika Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda pada tahun 1960. Hubungan diplomatik Indonesia dan Belanda yang sempat terputus terkait masalah Papua tersebut dipulihkan pada tahun 1962. Tepatnya, setelah penandatanganan Perjanjian New York pada 15 Agustus 1962 dan penyerahan wilayah tersebut dari Belanda kepada UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) pada 1 Oktober 1962.

Selama perselisihan antara Indonesia dengan Belanda (1960-1962) orang Indonesia yang diizinkan pemerintah Indonesia ke Belanda hanya karena alasan kunjungan keluarga, pariwisata, transit, menjenguk orang sakit, dan tugas pemerintah. Dalam daftar ini tidak termasuk yang berangkat ke Belanda untuk tujuan studi. Bagi mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang tengah studi di Belanda tetap dibiarkan menyelesaikan studinya. Lantas bagaimana dengan Kwik Kian Gie?


Sejak 1957 nama Kwik Kian Gie tidak terinformasikan keberadaannya apakah masih di Belanda atau sudah pulang ke Indonesia. Satu yang jelas Arifin M Siregar sudah menyelesaikan studi doktoralnya dengan meraih gelar doktor (PhD) di bidang ekonomi di Jerman pada tahun 1960.

Kwik Kian Gie baru terinformasikan kembali di Belanda pada tahun 1963 (lihat Trouw, 14-10-1963). Disebutkan di Rotterdam, Kwik Kian Gie (Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda) memberi tanggapan atas keberatan pemerintah Belanda tentang Tan Kwie, yang akan melanjutkan studi di Delft setelah pemulihan hubungan diplomatic (Indonesia dan Belanda). Menurut Kwik Kian Gie pada tahap hubungan yang diperbarui ini, sejauh yang saya ketahui, orang Indonesia belum diizinkan pergi ke Belanda untuk alasan apa pun selain berikut ini: kunjungan keluarga, pariwisata, transit, menjenguk orang sakit, dan tugas pemerintah. Agaknya, Tan memberi tahu pihak berwenang di Indonesia bahwa ia ingin pergi ke Belanda untuk mengunjungi keluarga atau alasan lainnya. Menurut Kwik Kian Gie menipu pihak berwenang sangat berbeda dengan mendapatkan izin belajar di Belanda.


Pada tahun 1963 ini Kwik Kian Gie di Belanda sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda. Lalu bagaimana dengan studi Kwik Kian Gie? Tidak terinformasikan. Sebelumnya hanya diketahui pada tahun 1957 sebagai mahasiswa di NEH Rotterdam.

Pada saat Kwik Kian Gie terinformasikan sebagai ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda tahun 1963 diduga kuat sudah menyelesaikan studinya. Kwik Kian Gie di depan namanya dengan gelar Drs terinformasikan pada tahun 1964. Tampaknya Kwik Kian Gie di Belanda termasuk pendukung Presiden Soekarno (Soekarnois).


Algemeen Handelsblad, 04-03-1964: ‘Mahasiswa Indonesia prihatin dengan peristiwa di IJsseloord. Drs Kwik Kian Gie, ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Belanda, telah mengeluarkan surat edaran yang menyatakan keprihatinannya terhadap peristiwa di kompleks perumahan IJsseloord untuk warga Ambon, yang terletak di Capelle, IJssel. Ia mengatakan pelanggaran hukum telah dilakukan tanpa intervensi hukum. Ia yakin hal ini merugikan hubungan baik antara Belanda dan Indonesia. Sebagaimana diketahui, telah terjadi perselisihan antara warga yang memperjuangkan kemerdekaan Republik Ambon dan beberapa rekan senegaranya, yang entah benar atau salah dianggap berpikiran Indonesia. Salah satu rekan senegaranya diduga menyebarkan dokumen di kompleks tersebut setelah kunjungan ke kuasa usaha Indonesia yang mengumumkan bahwa Indonesia telah menangkap pemimpin Ambon, Dr Soumokil. Dalam "perintah militer" terakhirnya, Soumokil dilaporkan meminta anak buahnya untuk berhenti berperang dan menyerah kepada Indonesia. Hal ini mendorong beberapa penghuni kamp untuk menghalangi dan merusak rumah mereka. Wali Kota Van Dijk dari Capelle, IJssel meminta empat "Soekarnois" untuk meninggalkan kamp. Mereka menolak, dengan alasan bahwa para pelaku harus diusir. Wali Kota, penulis surat tersebut, setuju untuk melakukannya. Karena salah satu orang yang terlibat diserang dan yang lainnya dilempari batu—yang memicu pemberlakuan jam malam—beberapa keluarga tidak lagi berani tinggal di IJsseloord. "Oleh karena itu, kami bertanya-tanya apakah sudah saatnya untuk mengakhiri tindakan-tindakan melanggar hukum ini dengan menghukum para pelakunya," tulis Drs. Kwik Kian Gie’.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar