*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Tangerang dalam blog ini Klik Disini
Hampir tiga abad keberadaan Belanda di Tangerang sejak era VOC harus berakhir pada tahun 1942. Harta benda yang mereka miliki (termasuk penduduk!) mereka anggap telah hilang sia-sia. Sebelum itu semua lenyap, berita-berita akan adanya invasi Jepang ke Hindia Belanda makin hari makin menakutkan jiwa dan pikiran mereka. Orang-orang Belanda di Hindia takut diinternir Jepang dan yang paling ditakutkan setelah itu mereka jatuh melarat. Ketakutan mereka ini sangat alamiah karena mereka tidak punya bapak-ibu lagi: Vaderland Belanda sejak bulan Mei 1940 telah dianeksasi oleh Jerman dan keluarga kerajaan Belanda telah kabur ke Inggris.
Hampir tiga abad keberadaan Belanda di Tangerang sejak era VOC harus berakhir pada tahun 1942. Harta benda yang mereka miliki (termasuk penduduk!) mereka anggap telah hilang sia-sia. Sebelum itu semua lenyap, berita-berita akan adanya invasi Jepang ke Hindia Belanda makin hari makin menakutkan jiwa dan pikiran mereka. Orang-orang Belanda di Hindia takut diinternir Jepang dan yang paling ditakutkan setelah itu mereka jatuh melarat. Ketakutan mereka ini sangat alamiah karena mereka tidak punya bapak-ibu lagi: Vaderland Belanda sejak bulan Mei 1940 telah dianeksasi oleh Jerman dan keluarga kerajaan Belanda telah kabur ke Inggris.
Dolf en Jou (Bataviaasch nieuwsblad, 04-03-1942) |
Lantas seperti apa kejadian-kejadian yang ada di
Tangerang jelang dan hingga pada tanggal 04-03-1942? Inilah fase paling
menegangkan bagi orang-orang Belanda di Tangerang. Bahkan lebih menegangkan
jika dibandingkan jelang pendudukan Prancis tahun 1795 dan jelang pendudukan
Inggris tahun 1811. Pada tahun 1942 yang akan menyerang bukan Prancis atau
Inggris, tetapi Jepang (yang bersekutu dengan Jerman). Mari kita telusuri surat
kabar Bataviaasch nieuwsblad dari tanggal 04-03-1942 hitung mundur beberapa
bulan ke belakang.