*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini
Jalan raya (jalan darat) adalah era baru di
wilayah Jambi. Berbeda dengan wilayah di pegunungan, di wilayah Jambi yang
lebih rendah di daerah aliran sungai, terutama sungai Batanghari, moda
tansportasi sejak zaman kuno adalah pelayaran laur/sungai. Pada era Pemerintah
Hindia Belanda, pembanguna jalan raya dimulai dan terus dikembangkan hingga
terbentuk jaringan moda transportasi darat yang utama sekarang.
KOMPAS.com - Jalan lintas Sumatera yang menghubungkan seluruh kota adalah warisan Belanda. Semua bertumpu pada ruas jalan Jambi-Muaratembesi. Tujuan utama membuat jalan, Belanda yang saat itu menjajah ingin memenangkan persaingan ladang minyak Jambi dengan Amerika Serikat (AS) setelah Perang Dunia I. Lalu, Belanda hendak menciptakan kebiasaan baru, transportasi darat yang 'mematikan' aktivitas sungai dan laut warga sekitar. Setelah semua jalan rampung, Jambi terhubung dengan kota-kota besar di Sumatera. Jalanan pada 1920an penuh sesak mobil. Terbilang 1.500 mobil kala itu. "Belanda membangun 16 ruas jalan di Jambi. Yang pertama itu Jambi-Muarotembesi," kata Peneliti Sejarah Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Dedi Arman, kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2020). Jalan ini menghubungkan pelabuhan Boom Batu dan kantor Keresidenan Jambi dengan distrik Muarotembesi; daerah berkumpulnya rempah, emas dan karet. Mengapa jalan ini pertama dibangun? "Sebagai tanda pergeseran dari transportasi sungai menuju darat. Kemudian untuk menghubungkan jalan lintas timur dan barat Sumatera," kata Arman. Peningkatan ruas jalan berarti peningkatan jumlah mobil. Pada tahun 1920an semakin banyak mobil di Sumatera termasuk Jambi. "Ada 1.500 buah mobil di Sumatera. Transportasi darat semakin diminati. Tahun 1930an semakin banyak daerah yang bisa dilewati mobil," kata Arman menjelaskan. Apalagi dengan boom karet atau puncak keemasan harga karet sambung Arman banyak orang Jambi hidup mewah dan mampu membeli mobil. Tahun 1937 saat harga karet booming, pemilik kebun karet Jambi hidup mewah. Ada kisah orang Jambi yang dengan enteng membeli mobil seharga 600 gulden tunai. Padahal saat itu kapal KPM dari Tanjungperiok mau berangkat ke Jambi, harganya 600 gulden dan itu dianggap sangat murah dan dibeli tanpa ditawar.
Lantas bagaimana sejarah jalan raya di wilayah Jambi, lintas Sumatra ruas wilayah Jambi? Seperti yang disebut di atas, Pembangunan jalan raya dimulai pada era Hindia Belanda, yang dirancang sedemikian rupa sehingga membentuk jaringan jalan raua utara di Sumatra. Era pelayaran sungai bergeser menjadi era perjalanan darat. Lalu bagaimana sejarah jalan raya di wilayah Jambi, lintas Sumatra ruas wilayah Jambi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.