*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bangka Belitung dalam blog ini Klik Disini
Sudah barang tentu ada kerajaan di masa lampau
di (pulau) Bangka, namun kurang terinformasikan. Satu bukti adanya kerajaan
adalah keberadaan prasasti yang berasal dari abad ke-7 (prasasti Kota Kapur 686
M). Namun bagaimana catatan sejarahnya belum terinformasikan. Yang jelas dalam
teks prasasti, kerajaan di Bangka ini terindikasi menjadi vassal dari Kerajaan
Sriwijaya, seperti halnya kerajaan-kerajaan di Palembang (prasasti Telaga
Batu), di Lampung (prasasti Pasemah), dan di Jambi ([prasasti Karang Brahi).
Dimana pusat Kerajaan Sriwijaya satu hal, bagaimana perkembangan kerajaan di
Bangka selanjutnya adalah hal lain. Dalam hal ini, bagaimana dengan di pulau
Belitung?
Pada akhir abad ke-7, Belitung sebagai wilayah Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Majapahit mulai berjaya pada tahun 1365, pulau ini menjadi salah satu benteng pertahanan laut. Pada abad ke-15, Belitung mendapat hak-hak pemerintahannya, tidak lama, ketika Palembang diperintah oleh Cakradiningrat II, pulau ini segera menjadi taklukan Palembang. Sejak abad ke-15 di Belitung berdiri sebuah kerajaan Badau dengan Datuk Mayang Geresik sebagai raja pertama. Pusat pemerintahannya disekitar daerah Pelulusan sekarang ini. Wilayah kekuasaaannya meliputi daerah Badau, Ibul, Bange, Bentaian, Simpang Tiga, bahkan jauh sampai ke daerah Buding, Manggar dan Gantung. Kerajaan kedua adalah Kerajaan Balok. Raja pertamanya berasal dari keturunan bangsawaan Jawa dari Kerajaan Mataram Islam bernama Kiai Agus Masud atau Kiai Agus Gedeh Ja'kub, yang bergelar Depati Cakraningrat I dan memerintah dari tahun 1618-1661. Selanjutnya pemerintahan dijalankan oleh Kiai Agus Mending atau Depati Cakraningrat II (1661-1696), yang memindahkan pusat kerajaan dari Balok Lama ke suatu daerah yang kemudian dikenal dengan nama Balok Baru. Pada tahun 1700 pada masa pemerintahan Depati Cakraningrat IV ini, agama Islam mulai tersebar di Pulau Belitung. Gelar Depati Cakraningrat hanya dipakai sampai dengan raja Balok yang ke-9, , karena pada tahun 1873 gelar tersebut dihapus oleh Pemerintah Belanda. Keturunan raja Balok selanjutnya yaitu Kiai Agus Endek (memerintah 1879-1890) berpangkat sebagai Kepala Distrik Belitung dan berkedudukan di Tanjungpandan. Kerajaan ketiga adalah Kerajaan Belantu, yang merupakan bagian wilayah Ngabehi Kerajaan Balok. Rajanya yang pertama adalah Datuk Ahmad (1705-1741), yang bergelar Datuk Mempawah. Sedangkan rajanya yang terakhir bernama KA. Umar. Kerajaan keempat atau yang terakhir yang pernah berdiri adalah Kerajaan Buding, yang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Balok. Rajanya bernama Datuk Kemiring Wali Raib. Dari keempat kerajaan yang telah disebutkan diatas, Kerajaan Balok merupakan kerajaan terbesar di Pulau Belitung (https://portal.belitung.go.id/)
Lantas bagaimana sejarah Kerajaan Bangka, diantara
Palembang, Sukadana, Lingga dan Banten, dan bagaimana dengan kerajaan-kerajaan
di (pulau) Belitung? Seperti disebut di atas, di Bangka sudah ada kerajaan di
masa lampau dengan bukti prasasti Kota Kapur (686 M). Hal itulah yang menajdi
menarik perhatian tentang kerajaan-kerajaan di (pulau) Belitung? Lalu bagaimana
sejarah Kerajaan Bangka dan bagaimana dengan kerajaan-kerajaan di (pulau) Belitung?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.