Kamis, 24 November 2022

Sejarah Bengkulu (33): Perang di Bengkulu, dari Masa ke Masa; Perlawanan Menentang Otoritas Pemerintahan Era Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Apakah ada perang di wilayah Bengkulu? Tampaknya ada, tetapi kurang terinformasikan. Perang melawan otoritas Pemerintah Hindia Belanda tidak hanya di Jawa juga ada di wilayah Bengkulu. Kapan itu terjadi, dimana itu terjadi di wilayah Bengkulu. Sejarah tetaplah sejarah. Sejarah adalah narasi fakta dan data. Narasi sejarah harus disebarluaskan.


Monumen Perlawanan Rakyat Bengkulu (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/). Desember 1807 di Mount Felix, merupakan hari kelabu bagi EIC (Inggris). Thomas Parr sebagai pemimpin Inggris yang dikenal sangat angkuh dan kejam terhadap Rakyat Bengkulu. Thomas Parr ditemukan tewas pada kerusuhan yang dikenal sebagai peristiwa Mount Felix. Peristiwa ini menjadi penanda perlawanan rakyat Bengkulu terhadap kekuasaan EIC di Bengkulu. Pihak EIC mendirikan sebuah tugu sebagai peringatan atas kematian Thomas Parr pada peristiwa tersebut. Namun sebaliknya, pembangunan tugu tersebut bagi rakyat Bengkulu menjadi monumen yang memberikan pesan pada generasi muda Bengkulu. Bahwa leluhur mereka punya keberanian dalam menentang kesewenangan dan penindasan yang dilakukan residen Inggris di Bengkulu (Thomas Parr). Thomas Parr dikuburkan di Benteng Marlborough. Berdasarkan lukisan Joseph C Stadler dalam buku Prints of Sotut East Asia in The India Office Library terlihat di lokasi tugu ini terdapat Gedung Pemerintahan dan Gedung Dewan EIC. Namun pada masa sekarang, diperkirakan bangunan tersebut tekah beralih fungsi menjadi pertokoan dan pusat pemerintahan. Bangunan ini dikelilingi oleh taman yang memiliki pagar besi dan dihiasi oleh pepohonan serta tenaman perdu. Bentuk bangunan seperti tugu yang memiliki ruangan yang terdapat tiga buah pintu masuk berbentuk setengah lingkaran di atasnya Terdapat enam buah pilar terdapat di sudut-sudut bangunan dengan berbentuk segi delapan. Memiliki tangga naik yang berlantai ubin warna merah diseluruh bagian kaki bangunan.

Lantas bagaimana sejarah perang di Bengkulu, masa ke masa? Seperti disebut di atas, sejarah perang di wilayah Bengkulu kurang terinformasikan. Untuk itu mari melacak perlawanan penduduk di Bengkulu menentang otoritas Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah perang di Bengkulu, masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 23 November 2022

Sejarah Bengkulu (32): Ir Indra Tjahja, Putra Bengkoeloe Lulusan THS Bandoeng; Diusulkan Provinsi Jadi Pahlawan Nasional


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Siapa Ir Indra Tjahja? Tampaknya narasi sejarah Ir Indra Tjahja kurang terinformasikan. Namun yang jelas kini ama Ir Indra Tjahja diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai pahlawan Indonesia dengan gelar Pahlawan Nasional. Ir Indra Tjahja pernah menjadi Residen Bengkoeloe.


Tokoh Bengkulu AM Hanafi dan Indra Tjahja Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional. Merdeka.com. Kamis, 24 Juni 2021. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan dokumen usulan dua nama tokoh Bengkulu yang berjasa bagi Kemerdekaan Republik Indonesia untuk dijadikan sebagai Pahlawan Nasional yaitu AM Hanafi dan Indra Tjahja."Saya sudah menyerahkan langsung dokumen dan persyaratan untuk mengusulkan dua tokoh Bengkulu sebagai Pahlawan Nasional ke Menteri Sosial Bu Tri Rismaharini," kata Rohidin di Bengkulu, dilansir Antara, Rabu (23/6). Ia mengatakan usulan tersebut telah diupayakan sejak beberapa tahun lalu dengan membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Bengkulu. Tim tersebut bekerja melakukan pengkajian dan penelitian terhadap tokoh Bengkulu yang berjasa baik terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia maupun berjasa terhadap pendirian Provinsi Bengkulu. Sebelumnya kata Rohidin, ada tiga nama yang mencuat yaitu A.M Hanafi, Indra Tjahja dan Abdul Rifa’i namun saat ini baru lengkap dua dokumen atas nama A.M Hanafi dan Indra Tjahja. Indra Tjahja, merupakan Residen Bengkulu yang diangkat pada 3 Oktober 1945. Sehari setelah pengangkatannya bendera merah putih untuk pertama kali dikibarkan di Kota Bengkulu yaitu pada 4 Oktober 1945. Nama Indra Tjahja saat ini diabadikan menjadi salah satu nama jalan protokol, tepatnya di Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.

Lantas bagaimana sejarah Ir Indra Tjahja, putra Bengkoeloe lulusan THS Bandoeng? Seperti disebutkan di atas, narasi sejarah Ir Indra Tjahja kurang terinformasikan. Meski demikian, kinin ama Indra Tjahja diusulkan Pemerintah Provinsi Bengkulu menjadi Pahlawan Nasional. Lalu bagaimana sejarah Ir Indra Tjahja, putra Bengkoeloe lulusan THS Bandoeng? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (31): Ir Soekarno di Bengkulu, Antara Teloek Betoeng - Padang; Mengapa Pindah dari Ende ke Bengkoeloe?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini

Ada sejarah Ir Soekarno yang terhubung dengan sejarah (kota) Bengkoeloe. Satu yang dianggap penting dalam narasi sejarah sekarang kerap bermuara hanya pada satu judul: ‘Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Bengkulu’. Dalam laman Wikipedia disebutkan rumah ini terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Sukarno Hatta Kelurahan Anggut Atas kecamatan Gading Cempaka. Awalnya, rumah tersebut adalah milik seorang pedagang Tionghoa yang bernama Lion Bwe Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk menempatkan Soekarno selama diasingkan di Bengkulu. Soekarno menempati rumah itu pada 1938-1942. Namun ada juga yang penting menjadi pertanyaan: mengapa pindah dari kota Ende ke kota Bengkoeloe? Apakah karena berada diantara kota Teloek Betoeng dan kota Padang?


Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927.] Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan di pengadilan Landraad Bandung 18 Desember 1930 ia membacakan pleidoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu, ia baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942 (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Ir Soekarno di Bengkulu? Seperti disebut di atas narasi sejarah Ir Soekarno di Bengkoeloe seakan terakumulasi dalam Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Bengkoeloe (kota antara Teloek Betoeng dan Padang). Dalam hubungan ini mengapa Ir Soekarno pindah dari Ende ke Bengkoeloe? Lalu bagaimana sejarah Ir Soekarno di Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 22 November 2022

Sejarah Bengkulu (30): Lapangan Terbang di Padang Kemiling; Kini Nama Fatmawati Soekarno oleh Megawati Soekarnoputri


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Lapangan terbang di Bengkulu dulu disebut bandara Padang Kemiling, dan dalam perkembangannya diubah namanya menjadi Bandara Fatmawati Soekarno. Peresmian pergantian nama ini dilakukan pada tahun 2001. Perubahan nama tersebut dilakukan presiden Republik Indonesia yaitu Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 November 2001. Bagaimana sejarah lapangan terbang di Bengkulu kurang terinformasikan.


Bandar Udara Fatmawati Soekarno, sebelumnya Bandar Udara Padang Kemiling, adalah bandar udara yang terletak di Kota Bengkulu, tepatnya di Jl. Raya Padang Kemiling, kecamatan Slebar- Kota Bengkulu. Bandar udara dengan panjang landas pacu 2.239 m x 150 m dengan permukaan aspal merupakan bandar udara kelas I yang dikelola oleh UPT Ditjen Hubud. Jarak dari kota terdekat ke bandar udara ini adalah 14 Km. Bandar udara ini diambil dari nama Fatmawati, mantan ibu negara Indonesia dan istri Presiden Soekarno yang lahir di kota ini (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah lapangan terbang di Padang Kemiling tempo doeloe? Seperti disebut di atas lapangan terbang di kota Bengkulu disebut bandara Padang Kemiling. Pada masa ini lapangan terbang tersebut namanya diubah menjadi Fatmawati Soekarno yang diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2001. Lalu bagaimana sejarah lapangan terbang di Padang Kemiling tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (29): Kereta Api Wilayah Bengkulu;Soekarno Diasingkan Naik Kereta Api dari Teloek Betong hingga Lahat 1938


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Pada tahun 2020 ada rencana pembangunan kereta api di wilayah Bengkoeloe. Rencana itu kemudian terkendala. Lalu bagaimana kelanjutannnya? Itu satu hal. Dalam hal ini akan dideskripsikan sejarah perkeretapian di wilayah Bengkulu pada era Pemerintah Hindia Belanda. Ir Soekarno diasingkan naik kereta api dari Teloek Betong ke Lahat 1938. Mengapa sampai Lahat? Bagaimanaa sejarahnya kereta aspi di wilayah Bengkoeloe kurang terinformasikan?


Kereta api pertama di Pulau Sumatera dibangun di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886) dan kemudian di Sumatera Barat (1891). Tahun 1911, pembangunan rel keretapi di Sumatra bagian selatan dimulai. Lintasan kereta di Sumatera Selatan pertama kali dibangun sepanjang 12 kilometer dari Panjang menuju Tanjungkarang, Lampung. Jalur rel ini mulai dilintasi kereta pada tanggal 3 Agustus 1914. Pada waktu bersamaan dilaksanakan juga pemasangan dan pembangunan lintasan rel dari Kertapati, menuju Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Sampai 1914, jalur rel lintas Prabumulih sampai Prabumulih mencapai jarak 78 kilometer. Perlahan, jalur rel kemudian dikembangkan untuk pengangkutan batu bara dari tempat penambangannya di Tanjung Enim. Kemudian dikembangkan juga jalur ke Lahat. Di Lahat berada sebuah bengkel kereta (sekarang dinamakan Balai Yasa Lahat) yang berfungsi untuk perbaikan dan perawatan kereta api. Habis pemerintah Hindia Belanda menempuh Zuid Soematera Spoorwegen (ZSS) tuntas membangun rel kereta api di Lampung dan Sumatera Selatan sampai 529 km (https://p2k.utn.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah kereta api di wilayah Bengkulu? Seperti disebut di atas, sejarahnya kurang terinformasikan. Satu yang pasti Ir Soekarno ketika diasingkan ke Bengkoeloe tahun 1938 naik kereta api dari Teloek Betong hingga ke Lahat 1938. Lalu bagaimana sejarah kereta api di wilayah Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 21 November 2022

Sejarah Bengkulu (28): Pelabuhan Bengkulu dan Navigasi Pelayaran Perdagangan di Pantai Barat Sumatra;Pelabuhan Pulau Tikus


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Jauh sebelum terbentuk pelabuhan di Bengkulu, peran pelabuhan di muara-muara sungai sangat penting dalam navigasi pelayaran perdagangan awal di pantai barat Sumatra termasuk di wilayah Bengkulu. Namun itu menjadi tidak berguna pada era VOC/Belanda karena tonase kapal-kapal Eropa semakin besar. Oleh karena itu Pelabuhan-pelabuhan di pulau menjadi penting seperti di pulau Tjingko (Padang) dan pulau Pontjang (Tapanuli). Demikian juga di wilayah Bengkulu dimulai di pulau Tikoes.


Pelabuhan Bengkulu (Pulau Baai) berada sekitar 20 km dari pusat kota Bengkulu dan memiliki hinterland yang cukup luas dengan potensi pertambangan, perkebunan dan kehutanan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agribisnis, pertambangan, dan industri. Bengkulu yang dahulu disebut Bencoolen merupakan kota pelabuhan tua Bencoolen yang dijadikan kota pendudukan dan perdagangan oleh inggris pada abad ke 18 dan 19. Kendala utama dalam pengoperasian pelabuhan ini adalah tingkat sedimentasi alur dan kolam yang relatif cepat, sehingga memerlukan perawatan pengerukan secara rutin dengan biaya yang relatif besar. Untuk menampung kegiatan pelayanan barang curah kering, pelabuhan ini dilengkapi dengan 2 buah conveyor belt pemuatan batubara untuk percepatan pelaksanaan bongkar muat hasil tambang tersebut. Aktivitas bongkar muat di Cabang Pelabuhan Bengkulu didominasi pelayanan barang curah kering, curah cair, dan barang dalam karung dan petikemas, sementara untuk menampung kegiatan pelayanan barang curah kering, pelabuhan ini dilengkapi dengan 3 (tiga) conveyor belt pemuatan batubara untuk percepatan pelaksanaan bongkar muat (https://pelindo.co.id/port/pelabuhan-bengkulu).

Lantas bagaimana sejarah pelabuhan di Bengkulu dan navigasi pelayaran perdagangan di pantai barat Sumatra? Seperti disebut di atas, sulit menemukan pantai yang aman untuk berlabuh bagi kapal di era VOC/Belanda. Pada saar kehadiran Inggris di Bengkulu pelabuhan bermula Pulau Tikoes. Lalu bagaimana sejarah pelabuhan di Bengkulu dan navigasi pelayaran perdagangan di pantai barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.