*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini
Apakah ada kota Cina atau Pecinan (Chinatown)
di Kota Malang? Adalah. Dimana itu berada? Nah, itu dia. Pecinan sejajatinya
terdapat di berbagai wilayah di Indonesia terutama di kota-kota. Bahkan di kota
Padang Sidempuan di pedalaman Sumatra ada pecinan. Kota Cina atau Pecinan mulai
terbentuk sejak dahulu, bentuknya semakin nyata pada era Pemerintah Hindia
Belanda. Jika begitu, sejak kapan kota Cina atau Pecinan di Kota Malang terbentuk?
Kampung Pecinan Lahir dari Kebijakan Belanda. Radar Malang. 7 December 2022. Warga keturunan Tionghoa sudah berada di Malang sejak zaman Kerajaan Singhasari, jauh sebelum Pemerintah Kolonial Belanda menguasai Indonesia. Permukiman mereka sempat berpindah-pindah. Hingga akhirnya terpusat di kawasan Pecinan, di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen. Jawaban sama terlontar dari delapan warga keturunan Tionghoa yang ditemui Jawa Pos Radar Malang, beberapa waktu lalu. Ketika ditanya kenapa kampung mereka disebut Pecinan, mereka sama-sama menjawab dengan kalimat ini: karena banyak warga Cina-nya. Dari analisis koran ini, istilah Pecinan awalnya lahir dari kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda. Yakni kebijakan Passenstelsel dan Wijkenstelsel. Itu disampaikan Suryadinata dalam bukunya yang berjudul ’Peranakan’. Passenstensel adalah kebijakan yang melarang warga Tionghoa keluar dari Ghetto (dalam Bahasa Inggris disebut Chinatown). Kebijakan itu awalnya berlaku di tahun 1816. Lalu, di tahun 1843 ada kebijakan Wijkenstelsel, yang juga memaksa orang keturunan Tionghoa agar tinggal di Ghetto. (https://radarmalang.jawapos.com/)
Lantas bagaimana sejarah Pecinan Chinatown di
Malang, berada diimana? Seperti disebut di atas kota Cina atau Pecinan masih
eksis hingga ini hari, tetapi itu bermula sejak masa lampau terutam pada era
Pemerintah Hindia Belanda. Bagaimana orang Tionghoa dan sejarah orang Cina di wilayah
Malang. Lalu bagaimana sejarah Pecinan Chinatown di Malang, berada diimana? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.