*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Pernah
disebut ada dua putra Pangeran Kutai berangkat ke Belanda untuk studi.
Keberadaannya di Belanda pada tahun 1903. Lantas bagaimana hasilnya? Satu putra
pengeran dari Borneo yang banyak terinformasikan yang studi ke perguruan tinggi
adalah Pangeran Mohamad Noor dari Banjar. Apakah masih ada putra Kalimantan
lainnya?
Pangeran Muhammad Noor lahir 24 Juni 1901. Ia lahir di Martapoera dari keluarga bangsawan Pangeran Ali dan Ratu Intan (cucu dari cucu Raja Banjar Sultan Adam al-Watsiq Billah). Setelah lulus HIS tahun 1917, ia meneruskan ke jenjang MULO dan lulus tahun 1921, lalu lulus dari HBS tahun 1923, dan pada tahun 1923 masuk Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS). Pada tahun 1927, ia berhasil meraih gelar insinyur dalam waktu empat tahun sesuai masa studi (setahun setelah Ir Soekarno lulus). Pada tahun 1935-1939 ia menggantikan ayahnya Pangeran Muhammad Ali sebagai wakil Kalimantan dalam Volksraad pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Tahun 1939, ia digantikan Mr. Tadjudin Noor dalam Volksraad. Ia juga merupakan tokoh pejuang yang berhasil mempersatukan pasukan pejuang kemerdekaan di Kalimantan ke dalam basis perjuangan yang diberi nama Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan di bawah pimpinan Hassan Basry (1945-1949) dan juga sebagai anggota BPUPKI. Pada periode 24 Maret 1956 - 10 Juli 1959, ia menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum. (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah Mohamad Noor, pengeran dari Banjar di THS Bandoeng? Seperti disebut di atas, sebelum nama Mohamad Noor terinformasikan sudah ada putra Borneo yang studi ke Belanda. Putra pangeran Kutai Kalimantan. Lalu bagaimana sejarah Mohamad Noor, pengeran dari Banjar di THS Bandoeng? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.