*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini
Apakah
catur haram? Itu di Arab pada masa ini. Yang jelas di Indonesia sejak era
Hindia Belanda dianggap ok-ok saja. Orang Arab sendiri di Indonesia pada era
Hindia Belanda banyak yang bermain catur. Bahkan di Soerabaja ada klub catur
yang anggotanya adalah orang Arab. Konon nama catur sendiri disebut asal usul
dari nama satoer (Batak), tjatoer (Hindustan), schach (Parsi) dan melalui
bahasa Arab, di Eropa disebut schack (Jerman), schaak (Belanda) dab chess
(Inggris).
Catur Diharamkan di Arab Saudi, Ulama Indonesia Tak Setuju. Clara Maria Tjandra Dewi H. Jumat, 22 Januari 2016. Tempo.co, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan catur hukumnya hanya makruh dan tidak perlu difatwakan haram. Wakil Sekretaris Jenderal MUI Tengku Zulkarnaen mempersilakan bila ulama di luar negeri memfatwa haramkan catur. Tengku mengatakan dalam Islam segala kegiatan harus ada manfaatnya, harus produktif. Menurut dia, catur tidak produktif dan hanya membuang-buang waktu. “Siapa bilang catur olahraga asah otak, emang abis main catur dia jadi ilmuwan dan tau-tau bisa bikin pesawat terbang,” ujar Tengku dengan bercanda. Tengku mengatakan catur tidak akan difatwakan haram di Indonesia. Namun hukum makruhnya juga tidak dapat dihilangkan karena sifat permainannya yang sangat membuang-buang waktu. Sebelumnya, ulama Arab Saudi, Abdulaziz al-Sheikh, menilai permainan catur cenderung seperti musik yang masuk dalam kategori kejahatan ringan. Presiden Komite Hukum Asosiasi Catur Saudi Musa bin Thaily mengatakan fatwa larangan catur itu belum memiliki efek hukum. (https://nasional.tempo.co/)
Lantas bagaimana sejarah pecatur Arab di Indonesia era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, orang Arab juga bermain catur, termasuk yang ada di Indonesia sejak era Hindia Belanda. Di Soerabaja ada nama klub catur Soerabaja Schaakclub dan Noer Ichwan Schaakclub. Lalu bagaimana sejarah pecatur Arab di Indonesia era Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.