*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku Kei adalah suku bangsa di Indonesia yang
mendiami Kepulauan Kei di Provinsi Maluku. Masyarakat suku Kei bertutur
menggunakan bahasa Kei yang berfungsi sebagai basantara bagi masyarakat di
Kepulauan Kei. Orang Tanimbar Kei merupakan salah satu sub-suku Kei yang
mendiami pulau Tanimbar Kei; umumnya beragama Hindu.
Bahasa Kei (disebut juga Veveu Evav, Veu Evav) adalah salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh suku Kei, yakni orang-orang yang berasal dari kepulauan Kei, pulau Kei Kecil, pulau Kei Besar, dan pulau-pulau sekitarnya. Warga penghuni pulau Kur dan Kamear adalah masyarakat penutur bahasa Kur, sementara warga desa Banda Eli (Wadan El) dan Banda Elat (Wadan Ilat) di Kei Besar adalah masyarakat penutur bahasa Banda. Kelompok-kelompok masyarakat ini dipercaya bermigrasi dari Kepulauan Banda dan masih melestarikan bahasa asli leluhur mereka, namun mereka juga mampu menuturkan bahasa Kei yang merupakan lingua franca di kepulauan ini. Tiap pulau, bahkan tiap permukiman (ohoi) memiliki dialek tersendiri, sehingga dialek-dialek ini sering kali dijadikan petunjuk daerah asal (kampung, pulau, atau kawasan tertentu di Kepulauan Kei) penutur bahasa Kei. Masyarakat Kei tidak memiliki budaya baca tulis sendiri. Para misionaris Katolik dari Belanda menuliskan kata-kata bahasa Kei dengan suatu bentuk variasi penggunaan abjad Romawi. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Kei orang Kei di kepulauan Kei dan kelompok populasi Alfur? Seperti disebut di atas bahasa Kei dituturkan orang Kei di kepulauan Kei. Apakah orang/bahasa Kei terkait kelompok populasi Bali? Lalu bagaimana sejarah bahasa Kei orang Kei di kepulauan Kei dan kelompok populasi Alfur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982