*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Arus
air laut dan arah angin laut adalah dua hal yang berbeda meski terjadinya di
lauta/lautan. Arus air laut terjadi di bawah permukaan laut sementara arah
angin laut terjadi di atas permukaan laut. Kedua hal itu dibicarakan bersamaan
pada soal proses terjadinya sedimentasi (pengendapan massa berat) di dasar laut
seperti sampah dan lumpur. Arah angin laut dapat mempengaruhi arah air laut dan
massa berat terapung di atas permukaan laut, sedangkan arus air laut dapat
mempengaruhi proses pengendapan massa berat (lumpur dan sampah yang membusuk).
Angin laut adalah angin yang bergerak dari lautan ke
daratan yang disebabkan oleh perbedaan suhu di permukaan laut yang lebih dingin
dari suhu di daratan. Sementara angin di lautan (samudra) antara lain angn Monsun
yang merupakan angin musiman yang bersifat periodik dan biasanya terjadi
terutama di Samudera Hindia dan sebelah selatan Asia. Munculnya angin muson
biasanya ditandai dengan curah hujan yang tinggi. Angin muson mirip dengan
angin laut, tetapi ukurannya lebih besar, lebih kuat dan lebih konstan.
Sedangkan arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan
horisontal sehingga menuju keseimbangannya atau gerakan air yang sangat luas
yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir
suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau
pergerakan gelombang panjang. Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air, gaya
Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng,
downwelling (lihat Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah arus air laut dan arah angin laut sejak zaman kiuno> Lalu
bagaimana hubungan arus air laut dan arah angin laut dengan proses sedimentasi
di lau terutama wilayah persisir? Selanjutnya apakah proses pembentukan
sedimentasi pada kondisi arus air laut dan arah angin laut dengan teori
paparan? Yang dimaksud paparan (laut dangkal/daratan tergenang air laut) di
wilayah Indonesia adalah paparan Sunda dan paparan Sahul. Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.