Rabu, 02 Agustus 2017

Sejarah Kota Depok (28): Dodol Depok Terkenal Sejak 1908; Setengah Abad Mendahului Dodol ‘Picnic’ Garut

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Pada tahun 1908 muncul sebuah iklan di surat kabar Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, edisi 21-08-1908 tentang dodol terkenal Dodol Depok (de bekende Dodol Depok). Iklan ini pada intinya menginformasikan dodol tersebut dapat dibeli di stasion Depok dan juga stasion Weltevreden (Gambir), stasion Bandoeng dan stasion Padalarang. Dodol Depok ini adalah produksi Ny. Laurens.

Het nieuws van den dag voor NI, edisi 21-08-1908
Dodol sebagai penganan sudah dikenal sejak lama. Bahkan Firma J. Hoefftcke & Co di Leiden memasang iklan menjual Sambalai Kerri, Atjars, Dodol, Watjiek, enz (Apeldoornsche courant, 26-04-1898). Lalu muncul berita yang mulai fokus agar pabrik mengolah dan mengemas penganan asli seperti wadjik, dodol, dan lainnya karena kini banyak permintaan dari Belanda (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 04-01-1899). Jenis-jenis dodol juga bermacam-macam seperti sebuah iklan Toko Betawie di Batavia yang juga menjual dodol doerian, dodol manggies, dodol zuurzak (Haagsche courant, 19-07-1902). Dodol sebagai penganan asli sudah dilaporkan adanya pada tahun 1880 (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 16-06-1880).

Dodol dari Depok yang sudah beredar luas tentu saja sudah diproduksi jauh sebelum iklan tahun 1908. Dodol Depok tidak hanya sekadar penganan asli yang sudah diiklankan, juga menjadi nama yang kerap diperbicangkan di masyarakat (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 26-10-1911).

Dodol Betawi dan Dodol Garut Muncul

Dodol van Depok, meski sudah diperdagangkan secara luas, namun dari segi keekonomian masih termasuk  ekonomi lemah yang perlu ditingkatkan (De Indische courant, 28-11-1923). Dodol Depok tidak hanya Toko Betawie di Batavia yang menjualnya tetapi juga dijual di Toko Bandoeng di Belanda (Het Vaderland : staat- en letterkundig nieuwsblad, 05-02-1931). Hingga tahun 1934, dodol Depok masih dianggap dodol terkenal (bekende Depoksche dodol) sebagaimana terungkap dalam artikel surat kabar Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 26-09-1934. Sebuah iklan toko menyebut Dodol Depok seharga f0.15 per pak (De Indische courant, 19-05-1938).

Pada masa perang kemerdekaan Dodol Depok masih eksis. Sebuah iklan menyebut harga Dodol Depok f2.5 per pak (Het dagblad : uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 24-03-1947). Saat Dodol Depok masih berkibar, muncul kali pertama sebuah iklan tentang Dodol Betawi (Nieuwe courant, 19-06-1948).

Setelah Dodol Depok yang sudah ada sejak lama dan menjadi terkenal dan Dodol Betawi yang muncul belum lama ini, pada tahun 1950 muncul lagi dodol merek baru yakni Dodol Garut. Dalam sebuah  iklan, Dodol Garut dilabel dengan harga f1.5 per pak (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 25-10-1950). Dodol Garut makin populer dengan semakin intensnya muncul di iklan toko yang menjual Dodol Garut (De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 12-12-1952).

Pada tahun 1956 hanya ‘merek’ Dodol Depok dan Dodol Garut yang terus eksis. Hal ini paling tidak tercermin dalam daftar dagangan sebuah toko di Djakarta. Dodol Betawi tidak termasuk, padahal toko itu berada di lingkungan Betawi. Iklan itu dimuat di surat kabar yang terbit di Bandoeng, Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode edisi 29-10-1956.


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar