Jumat, 05 Juni 2020

Sejarah Pulau Bali (1): Sejarah Awal Pulau Bali Bukan di Denpasar; Ekspedisi Cornelis de Houtman (1595) dan Rodenburgh (1597)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bali dalam blog ini Klik Disini
 

Sejarah modern Bali tidak bermula di Denpasar. Nah, itu dia. Lalu dimana? Perlu menggali data lebih dalam dan menganalisis lebih luas. Apa keutamaan Bali pada masa kini? Tidak perlu dijawab, semua orang sudah mengetahuinya. Tapi, apa hebatnya Bali di masa lampau? Sangat beragam jawabannya. Namun jika Cornelis de Houtman dihubungkan dengan Bali, nama Bali termasuk sejarah tua di Indonesia. Ekspedisi Cornelis de Houtman (1595-1597) dapat dianggap sebagai titik tolak penulisan sejarah modern Bali.

Raja Bali dan Ekspedisi Cornelis de Houtman (1595-1597)
Serial Artikel Sejarah Bali adalah bagian dari penulisan sejarah kota-kota dan tempat-tempat penting di Indonesia. Dalam blog ini sudah dimulai dengan sejarah Depok, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Sebelum memasuki sejarah Bali, juga sudah dimulai dengan sejarah Makassar, Ambon, Palembang, Padang, Medan, Bukittinggi, Air Bangis, Sibolga dan Padang Sidempuan. Tentu saja, setelah sejarah Bali ke Lombok, Manado, Kalimantan, Pekanbaru, Aceh dan Banten. Seperti kata ahli sejarah bahwa sejarah adalah narasi fakta dan data, maka metode itu yang digunakan dalam penulisan Sejarah Bali. Dalam penyajian serial artikel dilakukan secara tematik dan urutannya acak (random) agar pembaca tidak sekadar membaca tetapi turut meluangkan waktu dalam (mem)belajar(i) Sejarah Bali (yang sebenarnya). Sejarah Indonesia harus dibangun dengan pondasi yang kaut. Sejarah Bali salah satu dari pondasi tersebut.

Orang Eropa pertama yang tinggal di Bali adalah Rodenburgh. Tapi jangan salah sangka dulu. Yang jelas bukan Overste Rodenburgh, komandan militer Bali ketika Jepang melakukan invasi tahun 1942 tetapi Rodenburgh pada tahun 1597. Itu berarti sejarah modern Bali dimulai dari Rodenburgh dan juga berakhir di tangan Rodenburgh pula. Nama Rodenburgh jaman kuno adalah bagian dari ekspedisi Cornelis de Houtman (yang dimulai dari Texel 1595). Ketika Cornelis de Houtman dan sisa rombongannya kembali ke Belanda, Rodenburgh ditinggal sorangan di Bali (sebagai penghubung) untuk ekspedisi Belanda berikutnya. Nah, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Cornelis de Houtman dan Raja Bali

Ekspedisi yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman tiba di perairan utara (pulau) Bali pada tanggal tanggal 18 Januari 1597. Ini dapat dilihat dari keterangan peta pesisir pantai yang dibuat. Dalam jurnal yang dibuat tim Cornelis de Houtman  yang dibubukukan dengan judul: ‘Journael vande reyse der Hollandtsche schepen ghedaen in Oost Indien, haer coersen, strecking hen ende vreemde avontueren die haer bejegent zijn, seer vlijtich van tijt tot tijt aengeteeckent,...’, 1598 tim ekspedisi ini mendarat dan bertemu raja Bali pada tanggal 28 Januari 1597.

Peta Bali (1598)
Tim ekspedisi pertama Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman berangkat dari Texel pada tanggal 2 April 1595. Mereka dibekali peta-peta buatan Portugis. Setelah sempat singgah lama di Madagaskar, ekspedisi menyusuri pantai barat Sumatra dan kemudian tiba di Banteng (22 Juni 1596), pelabuhan Calapa (13 November 1596), Idajoe (2 Desember 1596) dan Madoera (5 Desember 1596). Kemudian pelayaran dilanjutkan hingga Bali.

Dimana tim Cornelis de Houtman mendarat di Bali tidak disebutkan. Tetapi di dalam lampiran peta diidentifikasi di suatu teluk di sebelah timur Bali (tiga kapal) dan satu kapal lagi berada di barat daya Bali. Dari Belanda tim ekspedisi ini berangkat dengan empat kapal yakni Mauritius, Hollandia dan Amsterdam plus kapal yang lebih ringan Duyfken. Ekspedisi Cornelis de Houtman hanya sampai di Bali dan kembali pada 26 Februari 1597 dan tiba di Belanda pada tanggal 11 Agustus 1597. Namun begitu ada satu pedagang yang ditinggalkan di Bali yakni Emanuel Rodenburgh (tidak dijelaskan siapa yang membantunya).

‘Journael vande reyse der Hollandtsche schepen... (1598)
De Opkomst van Het Nederlandsch Gezag in Oost Indie (1595-1610) door JKJ de Jonge (1865) menyalin nama-nama orang Belanda yang sudah berperan di Oost-Indie sejak dari tahun 1597 hingga 1610. Mereka itu berada di Jawa, Bali, Kepulauan Maluku, Amboina, Banda, Celebes [Sulwaesi], Patane en Siam, Japan, Djohor, Atjien [Atjeh], Borneo [Kalimantan], Pantai Corromandel, Arrakan, Seylon, Pantai Malabar dan Goezzarate. Pedagang Belanda yang pertama stay adalah Emanuel Rodenburgh (pada ekspedisi pertama).

Emanuel Rodenburgh tinggal di Bali dengan pengetahuan bahasa yang sudah memadai. Ketika berangkat dari Belanda tim ekspedisi Cornelis de Houtman hanya dibekali oleh kamus bahasa Belanda-Melayu yang disalin dari pengetahuan orang-orang Portugis. Selama tim ekspedisi cukup lama di Madagaskan (setengah tahun), Frederik de Houtman telah menyempurnakan kamus tersebut. Bahasa Madagaskan memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu. Cornelis de Houtman adalah adik dari Cornelis de Houtman. Emanuel Rodenburgh baru meninggalkan Bali setelah kepulangan kembali ekspedisi kedua ke Belanda pada tahun 1601.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Emanuel Rodenburgh di Bali (1597-1600)

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar