Rabu, 24 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (252): Pahlawan Nasional Maskoen Soemadiredja; Bandoeng hingga Tanah Merah, Sungai Digul, Papua

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Nasional Maskoen Soemadiredja, satu kelompok dengan Ir Soekarno di Bandoeng. Pasca Kongres PPPKI di Solo tahun 1929, Maskoen Soemadiredja sebagai salah satu kader PNI ditangkap dan kemudian dihukum dengan diasingkan ke tempat tahanan politik di Tanah Merah, Digul, Papua. Namun sejarahnya kurang terinformasikan.

Maskoen Soemadiredja (25 Mei 1907 – 4 Januari 1986) adalah pahlawan nasional berasal dari Jawa Barat. Ia adalah putra dari Raden Umar Soemadiredja dan Nyi Raden Umi. Sejak tahun 1927, Maskoen sudah aktif dalam pergerakan politik untuk berjuang mewujudkan kemerdekaan negara Indonesia. Karena itu ia bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Maskoen memegang jabatan sebagai komisaris merangkap sebagai sekretaris II PNI cabang Bandung. Ia sering melakukan propaganda dengan menyebarkan prinsip-prinsip nasionalisme dan menggugah semangat rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Maskoen Soemadiredja? Seperti disebut di atas, sejarah Maskoen Soemadiredja kurang terinformasikan. Okelah. Sebagai tokoh penting, narasi sejarahnya perlu dilengkapi. Bagaimana sejarahnya bermula? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Nasional Maskoen Soemadiredja: Bandoeng dan PNI

Nama Maskoen kali pertama dikenal sebagai anggota PNI (lihat De koerier, 13-05-1929). Disebutkan dalam suatu rapat umum di Padalarang unruk propaganda PNI di gedung bioskop Pasar Simpang, Padalarang yang dihadiri 1.000 orang dan 100 perempuan, diantaranya yang hadir para pemimpin bapak Iskaq dan Ir Soekarno serta beberapa pemberontak yang gagal yang telas dibebaskan Landraad Bandoeng. Ketua panitia adalah Maskoen yang mana tidak kurang 17 pembicara tampil dan dua diantarnya perempuan

De koerier, 10-06-1929: ‘Pengurus baru PNI saat ini adalah Ir Soekarno sebagai ketua; Gatot Mangkoedipradja sebagai secretaris dan Mr. Iskaq sebagai bendahara dan Maskoen sebagai sekretaris kedua’. Dalam edisi ini juga diberitakan Vereenging Tjahja (Pemoeda Indonesia) melakukan pertunjukan di Ons Genoegen. Tidak satupun kursi yang kosng. Besaer dugaan Pemoeda Indonesia adalah organisasi pemuda (onderbouw) PNI. Dalam hal ini Pemoeda Indonesia di Bandoeng awalnya disebut Perhimpoean Tjahja (Perhimpunan Cahaya)./\

Saat iti PNI adalah sebuah partai yang baru dibentuk Partai Nasional Indonesia yang didirikan di Bandoeng, Sebelum menjadi partai PNI adalah sebuah organisasi kebangsaan yang didirikan tangal 4 Juli 1927 di Bandoeng yang diberi nama Perhimpoenan Nasional Indonesia disingkat PNI. Organisasi kebangsaan ini didirikan oleh Ir Soekarno yang juga saat itu ketua Studiclub di Bandoeng. Organisasi kabangsaan PNI berubah status menjadi partai setelah Kongres PPPKI di Batavia pada bulan September 1928. Kongres PPPKI tersebut akan diintegrasikan dengan kongres golongan junior Kongres Pemuda.

Parada Harahap, pemimpin surat kabar Bintang Timoer di Batavia yang juga sebagai sekretaris Sumatranen Bond berinisiatif mengundang para pemimpin organisasi kebangsaan di rumah Mr Hoesein Djajadiningrat. Dalam pertemuan awal bulan September 1927 itu disepakati dibentuk supra organisasi yang diberi nama Permoefakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaan Indonesia yang disingkat PPPKI. Secara aklamasi diangkat sebagai ketua MH Thamrin (Kaoem Betawi) dan sebagai sekretaris Parada Harahap (Sumatranen Bond). Dua program utama pertama mendirikan gedung PPPKI (di Gang Kenari) dan melakukan Kongres PPPKI tahun 1928. Dalam pertemuan itu juga hadir Studieclub Soerabaja (Dr Soetomo), Pasoendan (Ooto K Soebrata), Islamieten Baond, Boedi Oetomo (afdeeling Batavia), Bataksche Bond dan Perhimpoenan Nasional Indonesia (diwakili oleh Ir Soekarno). Mentor politik Parada Harahap di Batavia adalah Mr Soetan Casajangan (direktur sekolah guru Normaal School di Meester Cornelis) dan Dr Abdoel Rivai. Sebagaimana diketahui pendiri organisasi mahasiswa di Belanda 1908 adalah Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan yang diberi nama Indische Vereeniging. Saat itu yang menjadi sekretaris adalah Hoesein Djajadiningrat (yang kini menjadi dekan fakultah Rechthoogeschool Batavia) dan sebagai komisaris adalah Dr Abdoel Rivai. Soetan Casajangan dan Parada Harahap sama-sama kelahiran Padang Sidempoean.

Dalam Kongres PPPKI tanggal 29 dan 30 September 1928 di Batavia yang menjadi ketua panitia kongres adalah Dr Soeromo. Dalam kongres itu Ir Soekarno turut sebagai pembicara. Mohamad Hatta ketua Perhimpoenan Indonesia (sebelumnya bernama Indische Vereemiging) di Belanda berhalangan hadir karena kesibukan skripsi tetapi mengutus Ali Sastroamidjojo. Dalam kongres itu, Parada Harahap sekretaris PPPKI kecewa karena tidak hadir perwakilan dari organisasi Maluku dan Minahasa. Satu yang penting dari keputusan Kongres PPPKI ini adalah nama organisasi diubah sesuai dengan perubahan misi politik menjadi Permofakatan Partai-Partai Kebangsaan Indonesa, tetap disingkat dengan PPPKI. Juga diputuskan kongres yang akan datang (1929) diadakan di Solo.

Pada tahun 1926 Parada Harahap telah menginisiasi pembentukan asosiasi jurnalis di Batavia yang mana sebagai ketua adalah Thabrani (Pedoman) dan sebagai ketua sementara Parada Harahap (Bintang Timoer) sendiri sebagai komisaris. Anggota antara lain WR Soepratman dari kantor berita Alpena. Sebagaimana diketahui kantor berita Alpena didirikan 1925 dan dipimpin oleh Parada Harahap dengan pemimpin redaksi WR Soepratman (yang tinggal di pavilium rumah Parada Harahap). Pada tahun 1926 ini juga diadakan kongres pemuda (Kongres Pemuda I) yang diketuai oleh Thabrani. Pada tahun 1928 diadakan lagi kongres pemuda yang diintegrasikan dengan Kongres PPPKI. Panitia Kongres Pemuda (II) adalah federasi organisasi pemuda peladjar (PPPI) yang mana Soegondo (ketua) dan sebagai sekretaris Mohamad Jamin dan sebagai bendahara Amir Sjarifoeddin Harahap. Ketiganya adalah mahasdisiswa Rechthoogeschool yang dipimpin Prof Husein Djajadiningrat. Soegondo dari Jong Java afd Batvaia, Mohamad Jamin (Jong Sumatranen Bond) dan Amir Sjarifoeddin Harahap (Jong Bataksche Bond). Abang Mohamad Jamin yakni Djaamaloeddin (alias Adinegoro) adalah pemimpin redaksi Bintang Timoer yang dipimpin Parada Harahap. Hasil Kongres Pemuda (II) ini adalah visi persatuan: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Sayu Bahasa: Indonesia. Dalam kongres ini lagu Indonesia Raja karya WR Soepratman diperdengarkan (kini menjadi lagu kebangsaan Indonesia).

Pasca Kongres PPPKI di Batavia ini, di Bandoeng, nama PNI diubah dari perhimpoenan menjadi partai yang namanya menjadi Partai Nasional Indonesia. Sementara Pemoeda Indonesia menjadi onderbouw PNI (sebagaimana Jong Java di Boedi Oetomo, Jong Sumatra di Sumatranen Bond dan Jong Batak di Bataksche Bond. Seperti dikutip di atas (De koerier, 10-06-1929) pengurus baru PNI adalah Ir Soekarno sebagai ketua dan Manskoen sebagai sekretaris kedua.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Soemadiredja; Dari Bandoeng hingga Tanah Merah, Digul, Papua

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar