Sabtu, 30 Juli 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (743): Serudong Geomorfologi Kota Kuno di Teluk St Lucia; Tiga Kerajaan Kuno Brunai, Sulu, Serudong


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dimana itu Seridong? Banyak orang kurang memperhatikan selama ini. Namun menjadi menarik perhatian Ketika pemerintah negara Sabah (bagian Federai Malaysia) ingin membangun wilayah Serudong karena negara Indonesia akan memindahkan ibu kota baru negara di Nusantara, Kalimantan Timur. Wilayah Serudong kini masuk wilayah Sabah di perbatasan Indonesia di pedalaman. Namun banyak pula yang tidak mengetahui Serudong adalah salah satu nama (kerajaan) kuno sebagaimana dicatat dalam teks Negarakertagama 1365.


Bisnis Indonesia (Sabtu - 30 Juli 2022). Sabah berencana membentuk otoritas pembangunan daerah untuk mengelola kota perbatasan baru di Serudong, Kalabakan, salah satu dari empat titik masuk ke Kalimantan, dimana ibu kota baru Indonesia akan berlokasi. Titik masuk lainnya adalah di Long Pasia, Pagalungan, dan Sebatik. Menteri Utama Sabah Hajiji Noor seperti dikutip dari www.freemalaysiatoday.com, Selasa (9/11/2021) mengatakan bahwa proposal untuk pembentukan RDA (Regional Development Authority) Sabah Maju Jaya Serudong akan diajukan selama rapat Anggaran 2022 yang ditetapkan pada Desember mendatang. Hajiji mengatakan bahwa pemerintah negara bagian berkomitmen untuk memastikan bahwa kota perbatasan akan dikembangkan, untuk mengantisipasi perkembangan besar yang diharapkan ketika Indonesia memindahkan ibu kotanya dari Jakarta ke Kalimantan. Kota perbatasan akan mencakup kawasan industri dan komersial, perumahan, dan fasilitas lain yang akan dikembangkan di sekitar pusat bea cukai, imigrasi, karantina dan keamanan (customs, immigration, quarantine and security/CIQS). Pembangunan pusat CIQS di perbatasan Malaysia-Indonesia akan didanai oleh pemerintah federal, seperti yang disebutkan oleh Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob saat membahas Rencana Malaysia Ke-12 baru-baru ini. Hajiji mengatakan bahwa pembangunan perbatasan Sabah-Kalimantan juga akan menjadi salah satu pembicaraan ketika Ismail bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo selama kunjungannya ke RI..

Lantas bagaimana sejarah Serudong suatu kota kuno di teluk St Lucia dan bagaimana sejarah gemorfologinya? Seperti disebut di atas, Serudong diduga adalah kota kuno yang kini ingin dibangun Malaysia sebagai pusat pembangunan baru di batas negara Sabah dengan Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Serudong suatu kota kuno di teluk St Lucia dan bagaimana sejarah gemorfologinya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Serudong Kota Kuno di Teluk St Lucia dan Gemorfologi; Kerajaan Brunai dan Kerajaan Soeloe

Apa yang menarik dari perhatian di Sabah untuk membangun pusat pertumbuhan baru di perbatasan Sabah, Malaysia dan (Kalimantan Utara) Indonesia di Serudong adalah satu kebijakan positif. Di Satu sisi Sabah memerlukan itu penyebaran pembangunan ke wilayah sepi di perbatasan, sedangkan di sisi lain Sabah dalam hal ini ingin jemput bola seiring dengan pembangunan ibu kota negara Indonesia (Nusantara) di Kalimantan Timur (namun saying masih belum terhubung jalan darat dari Tawau ke Malinau). Okelah itu satu hal. Dalam hal ini yang perlu diingat bahwa hubungan masa ini seakan mengingatkan kembali sejarah era Nusantara dimana saat itu Serudong sudah dikenal sebagai sebuah kerajaan.


Serudong salah satu kerajaan di Nusantara sebagaimana disebut dalam teks Negarakertagama (1365). Namun di laman Wikipedia hanya ditulis dalam satu kalimat: ‘Serudong merupakan sebuah tempat yang terletak di distrik Tawau, Sabah, di Malaysia. Kawasan ini juga sering diduduki oleh pihak Indonesia dengan kasus terbaru melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Radar Tarakan edisi  July 30, 2022 menulis sebagai berikut: Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Satgas Yonif Raider 631/Raja Alam yang saat ini bertugas di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia melalui wilayah Nunukan, dihadapkan dengan personel dari Tentara Diraja Malaysia (TDM) Yon ke-20 Rejimen Askar Melayu Diraja Malaysia. Kedua satuan berbeda negara ini bertemu untuk melakukan patroli terkoordinasi. Wadankolakaps Rem 091/ASN Kolonel Inf Ruslan Efendy saat bertindak sebagai inspektur upacara menyampaikan, patroli terkoordinasi ini dilakukan untuk mengetahui batas-batas wilayah. Selain itu, patroli patok juga dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit. “Sekaligus sebagai sarana meningkatkan persahabatan antara kedua negara,” ucap Wadankolakops, Kolonel Inf. Ruslan Efendy saat membacakan amanat Dankolakops Rem 091/ASN, Senin (3/9). Lanjutnya, dengan patroli bersama juga dapat memberikan manfaat bagi kedua negara di perbatasan yuridiksi. Masing-masing berupaya melakukan pencegahan aktivitas ilegal yang kemungkinan dilakukan oknum warga. Kemudian, dampak dari patroli terkoordinasi dapat mendorong iklim yang kondusif di sepanjang perbatasan RI-Malaysia. “Diharapkan ke depannya kegiatan patroli terkoordinasi ini akan membawa dampak yang positif bagi kedua negara untuk menopang pilar keamanan bersama masyarakat,” tegasnya. Sementara itu, Komandan Satgas Yonif Raider 613/Rja, Letkol Inf. Fardin Wardhana mengungkapkan, patroli terkoordinasi 2018 ini rencananya bakal menempuh perjalanan selama enam hari dengan sasaran 278 patok perbatasan. “Jarak 24 kilometer (km) mulai sejak Senin (3/9). Dan upacara penutupan direncanakan pada Sabtu (8/9) mendatang di Pos Serudong, Malaysia,” bebernya. Sebagai tanda dimulainya kegiatan patroli terkoordinasi 2018 di wilayah perbatasan darat RI-Malaysia, Kodam VI/Mlw melalui Korem 091/Asn menggelar upacara pembukaan patkor 2018 Satgas Pamtas RI-Malaysia. “Yonif Raider 613/Rja dan Yon ke-20 Rejimen Askar Melayu di Raja Malaysia di Pos Gabma Seimanggaris, Desa Sekaduyan Taka Kecamatan Seimanggaris,” jelasnya.

Namun bagaimana kerajaan Serudong eksis era Nusantara, sementara kini letaknya jauh di pedalaman ‘yang sepi’ di pantai timur Kalimantan (wilayah perbatasan dengan Indonesia). Sementara kerajaan lain yang disebut sejaman dengan Serudong adalah kerajaan Brunai dan kerajaan Soeloe berada di pantai. Tentu saja sejarah tetaplah sejarah, fakta bahwa kini Serudong jauh di pedalaman (Brunai dan Soeloe di pesisir), juga yang kurang dipahami bahwa fakta bahwa Serudong juga berada di pantai pada masa lampau. Bagaimana itu dapat dijelaskan? Okelah, itu hanya dapat dijelaskan dengan pendekatan sejarah geomorfologis.


Berdasarkan peta Pemerintah Hindia Belanda (1919) perbatasan yurisdiksi Maskapai Borneo Utara dan Pemerintah Hindia Belanda berada di antara sungai Serudong dan sungai Simangaris. Kedua sungai ini bermuara ke tel;uk Sr Lucia/Cowie dimana terdapat dua pulau Sebatik dan Nunukan, Sungai Silimpopon bermuara ke sungai Serudong. Di hulu sungai  Serodong setelah muara sungai Silimpopon diidentifikasi kampong Serodong (sisi barat sungai Serudong). Di hulu sungai Silimpopon terdapat pertambangan batubara. Hingga ke titik tertentu di Loading Station kapal tongkang dapat mencapainya (lebih ke hulu harus dengan perahu-perahu atau dengan jalan darat menggunakan kereta lori). Kapal tongkang mengepul di sisi barat pulau Sebatik. Jika ke stasion batubara di Silimpopon dapat dicapai tongkang maka ke hulu sungai Seludong juga dapat dilalui oleh tongkang. Saat ini Seruding dapat dikatakan tidak terasing karena masih memiliki akses melalui jalan sungai yang dapat dilalui kapal-kapal kecil atau tongkang. Sungai Serudong adalah sungai besar yang cukup Panjang hingga ke pedalaman. Dalam hal ini di wilayah teluk St Lucia/Cowie, sungai Serudong adalah sungai paling besar. Ke dalam teluk ini juga dapat ditambahkan tiga besar lainnya di selatan yakni sungai Seboekoe dan sungai Sembakoeng serta sungai Sesajap.

Berdasarkan peta geomorfologis kawasan teluk, dimasa lampau garis pantai jauh ke pedalaman yang sekarang (garis merah dalam peta). Sungai-sungai besar yang sekarang, sudah jauh lebih Panjang dari semula. Proses sedimentasi jangka Panjang telah terjadi di kawasan teluk, tidak hanya daratan meluas ke perairan juga di lepas pantai teluk terbentuk beberapa pulau besar (cikalnya adalah pulau karang) seperti pulau Sebatik, dan pulau Nunukan. Dalam perkembangannya diantara daratabn dengan pulau-pulau besar itu terbentuk lagi pulau-pulau kecil yang kemudian menyatu dengan daratan. Lambat laun kampong/kota Serudong seakan semakin jauh berada di pedalaman.


Proses sedimentasi jangka Panjang ini terjadi karena massa padat yang banyak terbawa arus sungai-sungai besar ke teluk dari jauh di pedalaman. Oleh karena tidak ada indikasi aktivitas vulkanik, maka massa padat berupa lumpur dan sampah vegetasi yang terbawa hanyut ke teluk diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti perladangan dan pertambangan. Ini mengindikasikan keberadaan penduduk di pedalaman sudah ada sejak lama, yang mana para pendatang dating berdagang dengan membuka pos perdagangan, utamanya di muara sungai Serudong yang kemudian terbentuk kampong/kota Serudong. Seperti nama Serudong yang dicatat dalam teks Negarakertagama 1365, itu menunjukkan kota/kerajaan Serudong masih berada di pantai.

Di bagian mana di teluk terjadi lebih awal proses sedimentasi diduga berada di tengah di sekitar muara sungai Seboekoe atau sungai Sembakoeng karena menjadi area tangkapan air dari pengaruh dua tanjong di utara dan di selatan. Lalu kemudian proses sedimentasi secara terpisah di sekitar muara sungai Serudong dan sungai Sesayap. Sejatinya, hingga pada masa ini proses sedimentasi jangkan Panjang itu belum selesai, pada suatu waktu nanti garis pantai baru akan terbentuk di sisi luar pulau-pulau Sebatik, Nunukan, Tarakan dan lainnya (garis kuning).


Nama Serudong yang dicatat dalam teks Negarakertagama (1365) sejumlah peneliti sejak era Pemerintah Hindia Belanda masih belum yakin sepenuhnya dimana posisi GPSnya. Ada yang berpendapat Serudong yang dicatat Seludong berada di pulau Luzon (kini di teluk Manila) dan juga ada yang mencatat berada di ujung timur laut pulau Borneo (Maludu/Marudu). Namun saya lebih yakin Seludong/Serudong tepat berada di suatu teluk yang di era Portugis ditandai sebagai teluk St Lucia. Hal ini karena ada kesesuai situasi dan kondisi zaman kuno di teluk itu merupakan suatu kawasan yang penting dalam perdagangan. Bukti ini tidak hanya berdasarkan catatan tertulis (teks dan peta) tetapi juga dengan kesimpulan berdasarkan analisis secara geomorfologis kawasan. 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kerajaan Brunai, Kerajaan Soeloe dan Kerajaan Serudong: Pembangunan Ibu Kota Negara Indonesia di Nusantara

Seperti disebut di atas, lalu lintas perdagangan di Nusantara sudah ekesis sejak zaman kuno. Perdagangan di pulau Kalimantan bahkan sudah eksis pada era Ptolomeus abad ke-2. Bukti fisik ditemukan berupada prasasti abad ke-5 (prasasti Koetai/Muara Kaman). Catatan pada teks Negarakertafama (1365) mengindikasikan pantai timur Borneo hingga ke Soeloe kepulauan dan ke pantai utara di Brunai menjadi jalur perdagangan yang penting. Meski kurang penting lagi peda era Portugis, tetapi dalam peta-peta Portugis di wilayah dimana (kerajaan) Serudong diidentifikasi dengan baik.


Pada peta-peta Portugis, khususnya Peta 1657 wilayah teluk St Lucia digambarkan dengan cukup jelas bahwa teluk itu masih mengindikasikan situasi dan kondisi awal dimana pulau Sebatik dan pulau Nunukan masih berupa pulau-pulau karang yang jauh berada di lepas pantai. Tanjung Batu Tinagat di dekat pulau-pulau tersebut masih menggambarkan kondisi masa ini. Seperti dideskripsikan di atas, kampong/kota Serudong pada era Poetugis/Belanda (VOC) Kawasan teluk belum terjadi proses sedimentasi yang signifikan. Pulau Sebatik dan pulau Nunukan masih berukuran kecil. Dengan demikian, pada masa era Nusamtara (teks Negarakertagama 1365) kota perdagangan Serudong masih mudah dicapai melalui navigasi pelayaran perdagangan,

Siapa yang menjadi penduduk Serudong ini pada masa kerajaan tempo doeloe diduga kuat adalah etnik Tidong/Tidoeng yang sekarang. Untuk membuktikan itu tidak lagi cukup mengandalkan pada toponimi (teks dan identifikasi peta), tetapi harus dihubungkan dengan situasi dan kondisi navigasi pelayaran perdagangan di wilayah utara khatulistiwa sejak era (kerajaan) Sriwijaya) dan era kerajaan Majapahit.


Dalam teks Negarakertagama (1365) selain yang dicatat nama-nama Serudong/Seludong, Soeloe dan Brunai juga dicatat nama-nama Kalka dan Malano. Dua nama tempat ini berada di pantai utara Borneo di sebelah barat Brunai. Pada masa ini yang eksis hanya Malano yang diidentifikasi sebagai etnik Melanau (di Serawak). Sementara itu Brunai (etnik Melayu) dan Soeloe (etnik Tausug) masih eksis. Yang menyisakan pertanyaan adalah Serudong/Seludong apakah nama itu berada di teluk St Lucia atau di teluk Manila (Luzon, Filipina)? Seludong di Manila/Luzon adalah etnik Tagalog dan Seridong di teluk St Lucia adalah etnik Tidoeng. Kecuali Brunai (kini bahasa Melayu), satu persamaan yang penting dari etnik-etnik tersebut (Melanau, Tidoeng, Tagalog dan Tausug) adalah kata bahasa elementer sama yakni ‘ina’=ibu dan ‘ama’=ayah.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar