Senin, 04 September 2023

Sejarah Mahasiswa (60): Dewan Mahasiswa di Indonesia, Januar Hakim hingga Hariman Siregar; Soetan Casajangan - FKN Harahap


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Artikel ini adalah artikel penutup serial artikel sejarah mahasiswa. Suatu artikel yang menyimpulkan perjalanan sejarah mahasiswa Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda yang dalam hal ini mengerucut pada pentingnya organisasi mahasiswa, suatu wadah penting bagi mahasiswa dalam berjuang. Ini dimulai dari Indische Vereeniging di Belanda tahun 1908 yang diinisiasi oleh Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan hingga era proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dipimpinan oleh FKN Harahap. Pada era Republik Indonesia organisasi mahasiswa juga tetap penting sejak dewan mahasiswa UI tahun 1953 yang dipimpin Widjojo Nitisastro hingga Hariman Siregar.


Dr. Hariman Siregar lahir 1 Mei 1950 di Padang Sidempoean adalah seorang aktivis reformasi Indonesia. Bersama tokoh mahasiswa lainnya, seperti Syahrir, Muhammad Aini Chalid, Judilherry Justam, dan lainnya, Hariman merupakan tokoh utama peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Sebelum peristiwa bersejarah tersebut, ia merupakan Ketua Dewan Mahasiswa (DM) Universitas Indonesia (UI) setelah terpilih melalui pemilihan yang diintervensi pemerintahan Orde Baru melalui Ali Murtopo. Karena peristiwa Malari, Hariman bersama beberapa tokoh mahasiswa lainnya itu kemudian dipenjara oleh rezim penguasa masa itu. Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) adalah peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974. Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri Jepang, Tanaka Kakuei sedang berkunjung ke Jakarta (14–17 Januari 1974). Pada 17 Januari 1974 pukul delapan pagi, PM Jepang itu berangkat dari Istana tidak dengan mobil, tetapi diantar Presiden Soeharto dengan helikopter dari Bina Graha ke pangkalan udara. Kedatangan Ketua Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk dijadikan momentum untuk demonstrasi antimodal asing. Klimaksnya, kedatangan PM Jepang, Januari 1974, disertai demonstrasi dan kerusuhan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Dewan Mahasiswa di Indonesia sejak Widjojo Nitisastro hingga Hariman Siregar? Seperti disebuy di atas, itu semua bermula dari organisasi mahasiswa pribumi di Belanda sejak Soetan Casajangan hingga FKN Harahap. Lalu bagaimana sejarah Dewan Mahasiswa di Indonesia sejak Widjojo Nitisastro hingga Hariman Siregar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Dewan Mahasiswa di Indonesia Widjojo Nitisastro hingga Hariman Siregar; Dulu, Soetan Casajangan-FKN Harahap

Pada tahun 1974 terjadi demonstrasi mahasiswa di Jakarta, demonstrasi yang dipimpin oleh ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia Hariman Siregar. Demonsrasi ini berlangsung pada tanggal 15 dan 16 Januari (lihat De waarheid, 17-01-1974). Demonstrasi ini bersamaan dengan kunjungan PM Jepang Tanaka. Demonstrasi ini menyebabkan kerusuhan di berbagai tempat di Jakarta.


Pasukan militer menduduki kampus Universitas Indonesia di Jakarta pada Kamis, tak lama setelah kepulangan Perdana Menteri Jepang Tanaka dari Indonesia. Menurut pernyataan rumah sakit, 13 orang tewas dalam kerusuhan pada Selasa dan Rabu. Ada 49 anak muda di rumah sakit dengan luka tembak dan luka akibat tusukan bayonet, batu, dan pecahan kaca. Demonstrasi besar-besaran tersebut awalnya ditujukan untuk menentang kunjungan Tanaka dan "imperialisme ekonomi" Jepang, namun kemudian juga menentang pemerintah Indonesia. Suasana di ibu kota pada hari Kamis sepi: bahkan ada beberapa mobil Jepang yang kembali melaju. melampiaskan kemarahan mereka terhadap mobil-mobil Jepang, yang mana 500 di antaranya hancur. Puluhan toko, sebagian besar toko milik Tiongkok, juga dirusak atau dibakar. Jam malam masih berlaku.

Setelah melakukan proses pengadilan (54 kali persidangan), pada akhirnya menghukum sejumlah individu sebagai dalang antara lain Hariman Siregar, Sjhahrir ekonom muda yang menjadi asisten dosen di Fakultas Ekonomi dan guru besar Sarbini di Universitas Indonesia (lihat De Volkskrant, 04-01-1975). Hariman Siregar divonis selama enam tahun penjara atas dasar tindakan ubversive.


Gerakan mahasiswa di Indonesia sudah berlangsung beberapa kali sejak pengakuan kedaulatan Indonesia. Gerakan mahasiswa pertama terjadi pada tahun 1952 dalam hal kaitannya dengan parlemen dan masalah korupsi di pemerintah, Lalu Gerakan tahun 1953 dimana mahasiswa menggalang kekuatan untuk memperkuat persatuan akibat semakin rapuhnya persatuan bangsa, adanya gerakan disintegrasi di sejumlah wilayah. Selanjutnya Gerakan tahun 1966 dalam hubungannya dengan PKI. Terakhir gerakan mahasiswa tahun 1972 soal taman mini (ibu Tien Soeharto). Gerakan mahasiswa tahun `1974 diasosiasikan dengan subversift (anti pemerintah atau melawan otoritas pemerintah). Gerakan mahasiswa tahun 1974 ini disandingkan dengan Gerakan mahasiswa tahun 1926 yang mana Mohamad Hatta, Ali Sastroamidjojo dll di Belanda yang dianggap melawan otoritas Pemerintah Hindia Belanda.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dulu, Soetan Casajangan hingga FKN Harahap: Berlanjut Era Widjojo Nitisastro hingga Hariman Siregar

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar