Senin, 20 November 2023

Sejarah Bahasa (130): Bahasa Manusela di Pulau Seram dan 'Aluk To Dolo' Mindanao; Bahasa dan Religi Tradisi di Pulau Seram


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Manusela atau Wahinama adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Seram yang dituturkan di Pulau Seram. Bahasa Manusela adakanya tertukar dengan bahasa Nuaulu. Kepercayaan tradisi di pulau Seram oleh suku Manusela.


Suku Manusela atau Suku Wahai di pegunungan Manusela Utara Seram dan di sepanjang Teluk Teluti di selatan Seram. Suku Manusela mengikuti kepercayaab Naurus, yang mungkin datang dari Kerajaan Hindu Butuan di Pulau Mindanao atau Aluk' to Dolo, kepercayaan suku Toraja. Naurus adalah kombinasi tradisi Hindu dan animisme. Tidak banyak yang diketahui tentang agama mereka, tapi agama mereka mungkin termasuk menyembah Hindu dan dewa-dewa animisme dewa dengan pengaruh yang datang dari Mindanao selama periode awal. Kehadiran Hindu ini dibuktikan dari fakta bahwa para arkeolog telah menemukan beberapa patung dewa Hindu di Mindanao. Suku Nuaulu yang tinggal di 10 desa di barat laut Manusela memiliki bahasa yang mirip dengan Manusela dan memiliki jumlah penduduk sebesar 400. Suku Manusela sering keliru dianggap sebagai suku Nuaulu karena mereka memakai pakaian tradisional (kain merah di kepala) seperti orang Nuaulu. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Manusela di pulau Seram dan Aluk To Dolo di Mindanao? Seperti disebut di atas bahasa Manusela ditututkan kelompok populasi di pulau Seram. Bahasa dan kepercayaan tradisi di pulau Seram. Lalu bagaimana sejarah bahasa Manusela di pulau Seram dan Aluk To Dolo di Mindanao? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Manusela di Pulau Seram dan Aluk To Dolo di Mindanao; Bahasa dan Kepercayaan Tradisi di Pulau Seram

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa dan Kepercayaan Tradisi di Pulau Seram: Bahasa Manusela dan Bahasa Nuaulu

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar