Penduduk
Kota Depok pada tahun 2010 berjumlah sebanyak 1.736.565 jiwa. Dalam kurun
waktu 10 tahun (2000-2010), penduduk Kota Depok naik sebesar 66,84 persen. Hasil
Sensus Penduduk 2000 jumlah penduduk Kota Depok sebesar 1.160.791 jiwa. Hasil
Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa 49,91 persen lahir di Provinsi Jawa
Barat, 23,68 persen di DKI Jakarta, 12,09 persen di Jawa Tengah, 3,70 di Jawa
Timur dan 2,16 di Sumatera Utara. Total lima provinsi ini adalah 91.53
persen. Sementara 8,47 persen lagi lahir
di provinsi lainnya. Penduduk yang lahir di Jawa Barat, sebagian besar lahir di Kota Depok (72.50 persen) dan sebanyak 9.77 persen lahir di Kabupaten Bogor serta 3.70 lahir di Kota Bogor. Sementara penduduk yang lahir di Provinsi DKI Jakarta, persentase tertinggi lahir di Jakarta Seatan (45.47 persen) disusul Jakarta Timur (22.63 persen) dan Jakarta Pusat (21.26 persen). Catatan: Dari 1,7 juta penduduk Kota Depok tahun 2010, sebanyak 5.21
persen bertempat tinggal di Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2005.
Mengenal Sejarah Tata Ruang Sosial Ekonomi Depok, Bogor (Buitenzorg), Jakarta (Batavia) dan Bandung (Preanger) serta Wilayah Lainnya di Indonesia (Nederlandsch Indie)
Sabtu, 13 Oktober 2012
Selasa, 18 September 2012
Universitas Indonesia: Sebuah Otonomi Perguruan Tinggi yang Berlokasi di Daerah Otonomi Kota Depok yang Mengikuti Kebijakan Provinsi DKI Jakarta
Kampus UI dari sisi Kota Depok |
Menurut
pemahaman umum, Universitas Indonesia berada
di Kota Depok. Namun tidak sepenuhnya benar. Kenyataannya alamat Universitas
Indonesia di dalam kop surat resmi dicantumkan dua alamat: (1) Kampus Salemba,
Jalan Salemba Raya No. 4 Jakarta 10430 (2) Kampus Depok, Depok 16424. Adanya
dua alamat ini karena Universitas
Indonesia yang sebelumnya berlokasi di Jakarta, tahun 1987 memilih pindah ke
Depok. Akan tetapi hingga sekarang belum semua fakultas pindah karena masih ada
dua fakultas lagi yang masih di Jakarta yakni Fakultas Kedokteran dan Fakultas
Kedokteran Gigi. Pertanyaannya, apakah karena dua fakultas yang tersisa di
Jakarta itu yang menyebabkan Universitas Indonesia memiliki dua alamat? Namun
yang membingungkan, bukankah gedung rektorat (kantor rektor UI) sudah sejak
lama berada di Kota Depok? Lantas mengapa UI tetap merujuk ke Jakarta?
Minggu, 09 September 2012
Kampung Orang Asli di Metropolitan Depok: Cikal Bakal Pemukiman Urban di Kota Depok
Peta Depok Sekitar, 1850 |
Pada
masa ini Kota Depok terdiri dari 63 kelurahan yang tersebar di 11 kecamatan. Lima
tahun yang lalu, di Kota Depok masih ada yang berstatus desa Dalam terminilogi
sekarang, desa/kelurahan adalah suatu wilayah administratif pemerintahan yang mana kelurahan berciri urban (perkotaan)
dan desa berciri rural (perdesaan). Desa-desa yang kini telah menjadi
kelurahan-kelurahan di Kota Depok pada masa lalu terdiri dari kampung-kampung.
Dengan kata lain satu atau beberapa kampung dibentuk menjadi desa. Namun
seiring dengan terbentuknya desa-desa dan berubah menjadi kelurahan, nama-nama kampung
lambat laun mulai kurang populer dan menghilang. Dengan semakin banyaknya warga
pendatang, maka yang muncul ke permukaan adalah nama perumahan, nama kawasan
atau pusat-pusat bisnis, serta nama-nama lainnya. Kini warga Depok lebih
mengenal Margocity daripada Kampung Gedong; Perumnas Depok I atau II daripada
Kampung Sugutamu; Depok Baru daripada Kampung Lio dan sebagainya. Berikut
adalah nama-nama kampung orang asli di Depok.
Sabtu, 08 September 2012
Depok Outer Ring Road (DORR): Suatu Jalan Akses Menuju Tol di Kota Depok
*Artikel Outer Ring Road Tempo Doeloe dalam blog ini Klik Disini
Pembangunan jalan tol di Kota Depok telah dimulai. Tujuan utama pembangunan jalan tol tersebut adalah untuk meningkatkan akses dari dan ke Depok. Jalan tol Kota Depok itu adalah Jalan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) dan Jalan Tol Depok-Antasari (Desari). Cijago membelah Kota Depok dari arah timur ke barat yang dimulai dari Jalan Tol Jagorawi dan berakhir di Cinere, sedangkan Desari membelah kota dari utara ke selatan yang dimulai dari Jalan Tol TB Simatupang (Antasari) dan berakhir di Cipayung. Posisi silang dua jalan tol tersebut berada di Kelurahan Rangkapan Jaya. Untuk menghubungkan dua ujung jalan tol Kota Depok itu akan dibangun Depok Outer Ring Road (DORR).
Pembangunan jalan tol di Kota Depok telah dimulai. Tujuan utama pembangunan jalan tol tersebut adalah untuk meningkatkan akses dari dan ke Depok. Jalan tol Kota Depok itu adalah Jalan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) dan Jalan Tol Depok-Antasari (Desari). Cijago membelah Kota Depok dari arah timur ke barat yang dimulai dari Jalan Tol Jagorawi dan berakhir di Cinere, sedangkan Desari membelah kota dari utara ke selatan yang dimulai dari Jalan Tol TB Simatupang (Antasari) dan berakhir di Cipayung. Posisi silang dua jalan tol tersebut berada di Kelurahan Rangkapan Jaya. Untuk menghubungkan dua ujung jalan tol Kota Depok itu akan dibangun Depok Outer Ring Road (DORR).
Senin, 03 September 2012
Sejarah Cibubur Depok: Suatu Area 'Bumi Perkemahan Pramuka' yang Berkembang Menjadi Kawasan Perumahan 'Segi Tiga Emas' (Jakarta, Depok dan Bekasi)
*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini KLIK DISINI
**Sejarah Cibubur Tempo Doeloe dalam blog ini Klik Disini
***Sejarah Pramuka Indonesia Sebenarnya dalam blog ini klik disini
Cibubur bukanlah wilayah Depok, melainkan sebuah desa/kelurahan di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Tetapi faktanya pada masa ini ada suatu kawasan yang diidentifikasi sebagai Cibubur Depok. Sekalipun ini agak membingungkan, namun masih bisa ditelusuri mengapa muncul istilah Cibubur Depok pada masa ini. Penelusuran ini dimaksukan untuk memberi penjelasan kepada berbagai kalangan yang kerap salah dalam mengidentifikasi apakah Cibubur masa kini adalah sebuah nama desa/kelurahan atau sebuah nama kawasan.
**Sejarah Cibubur Tempo Doeloe dalam blog ini Klik Disini
***Sejarah Pramuka Indonesia Sebenarnya dalam blog ini klik disini
Cibubur bukanlah wilayah Depok, melainkan sebuah desa/kelurahan di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Tetapi faktanya pada masa ini ada suatu kawasan yang diidentifikasi sebagai Cibubur Depok. Sekalipun ini agak membingungkan, namun masih bisa ditelusuri mengapa muncul istilah Cibubur Depok pada masa ini. Penelusuran ini dimaksukan untuk memberi penjelasan kepada berbagai kalangan yang kerap salah dalam mengidentifikasi apakah Cibubur masa kini adalah sebuah nama desa/kelurahan atau sebuah nama kawasan.
***
Sebelum
ada Desa Cibubur (Jakarta), ada sebuah desa lama yang disebut sebagai Desa
Cisalak yang menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Cimanggis Kabupaten Bogor
(kini menjadi bagian wilayah Kota Depok). Di sudut Desa Cisalak ini ada sebuah
setu (danau kecil) yang disebut Setu Jemblang (kini disebut Setu Baru). Pada
tahun 1969 di selatan setu ini (kini Kelurahan Harjamukti) dipilih sebagai
tempat Pertemuan Pramuka Penegak Pandega Puteri Putera (PERPPANITERA). Lokasi
ini dipilih karena hawanya sejuk, lingkungan yang hijau, setu yang jernih dan
adanya hutan di utara setu membuat area ini sesuai untuk sebuah ‘perkampungan’
pramuka bagi penegak/pandega (setingkat SMA/perguruan tinggi). Disamping itu,
lokasinya yang tidak jauh dari Jakarta, membuat area ini menjadi pilihan yang
tepat untuk sebuah bumi perkemahan bagi PERPPANITERA (yang kini disebut
Raimuna) secara nasional. Kawasan kegiatan kepramukaan (yang kemudian disebut BUPERTA) yang luasnya 210 Ha sebelumnya merupakan areal perkebunan karet.
Minggu, 02 September 2012
Pasar Citayam, Kota Depok: Sejak Tahun 1999 ‘Dianeksasi’ Pemerintah Kabupaten Bogor
Pasar Citayam (foto:internet) |
Wilayah Pasar Citayam--sesuai UU Nomor 15
tahun 1999 tentang Pembentukan Kota Depok--adalah bagian dari wilayah Kelurahan
Pondok Terong, Kecamatan Pancoran Mas (kini menjadi Kecamatan Cipayung) Kota
Depok). Secara dejure hal ini ditegaskan dalam peta yang menyertai undang-undang
tersebut. Sedangkan secara de facto warga yang tinggal di lingkungan pasar
tersebut memiliki KTP Kelurahan Pondok Terong. Namun sejak 1999 pengelolaan
pasar tersebut masih tetap dikuasai oleh Pemda Kabupaten Bogor. Ini berarti aset
pasar masih diklaim Pemda Kabupaten Bogor sebagai miliknya dan hasil retribusi
pasar masuk ke kas daerah Kabupaten
Bogor. Berbagai upaya telah dilakukan Pemda Depok untuk ‘menagihnya’, tetapi
Pemda Kabupaten Bogor kukuh ‘menganeksasinya’.
Langganan:
Postingan (Atom)