*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sibolga dalam blog ini Klik Disini
Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan adalah kota kembar. Dua kota ini dibangun bersamaan (1843). Oleh karena itu banyak kesamaan antara Kota Sibolga dengan Kota Padang Sidempuan. Namun demikian ada juga perbedaannya. Pada era kolonial Belanda, dua kota ini pernah menjadi ibu kota Residentie Tapanoeli dan tidak pernah menjadi status Kota (Gemeente). Perbedaannya antara lain Sibolga tidak pernah memiliki dewan (raad), tetapi Padang Sidempoean pernah memiliki dewan (raad). Dalam hal ini, kota Padang Sidempoean diatur oleh suatu dewan: Onderafdeelingraad Angkola en Sipirok.
Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan adalah kota kembar. Dua kota ini dibangun bersamaan (1843). Oleh karena itu banyak kesamaan antara Kota Sibolga dengan Kota Padang Sidempuan. Namun demikian ada juga perbedaannya. Pada era kolonial Belanda, dua kota ini pernah menjadi ibu kota Residentie Tapanoeli dan tidak pernah menjadi status Kota (Gemeente). Perbedaannya antara lain Sibolga tidak pernah memiliki dewan (raad), tetapi Padang Sidempoean pernah memiliki dewan (raad). Dalam hal ini, kota Padang Sidempoean diatur oleh suatu dewan: Onderafdeelingraad Angkola en Sipirok.
Kota Sibolga mendapat status Kota (gemeente) pada tahun
1946 (era kemerdekaan Indonesia). Wali Kota (Burgemeester) pertama adalah AM Djalaloedin
dan digantikan Mangaradja Sorimoeda Siregar (1947-1952). Sebelum kota Sibolga
ditingkatkan statusnya menjadi Kota (Gemeente). Kabupaten Tapanuli Tengah dan
Kabupaten Tapanuli Selatan sudah terbentuk. Bupati pertama Tapanuli Tengah
adalah Zainal Abidin gelar Soetan Komala Pontas (1945-1946), lalu kemudian
digantikan oleh Prof. Mr. M. Hazairin [Harahap] (1946-1946), AM Djalaloeddin
(1946-1947) dan Mangaradja Sorimoeda Siregar (1947-1952). Dalam hal ini dicatat
pada periode 1947-1952 jabatan Wali Kota Sibolga dan Bupati Tapanuli Tengah
dijabat oleh Mangaradja Sorimoeda Siregar. Ketika Provinsi Sumatra Utara dibentuk
secara definitif pada tahun 1951 yang terdiri dari tiga residen (Atjeh, Sumatra
Timur dan Tapanoeli), Gubernur pertama adalah Abdul Hakim Harahap (mantan
Residen Tapanoeli pada era perang kemerdekaan). Sebagai Residen Sumatra Timur
diangkat Moeda Siregar dan residen Tapanoeli Binanga Siregar serta Wali Kota
Medan diangkat AM Djalaloedin. Pada tahun 1952 Mangaradja Sorimoeda Siregar diangkat
sebagai Asisten Gubernur. Gubenur Abdul Hakim Harahap yang dipromosilkan menjadi
Menteri penggantinya adalah Soetan Mohammad Amin Nasution (1953-1956) dan
dilanjutkan Soetan Komala Pontas (mantan Wali Kota Sibolga pertama). Dari
pergeseran-pergeseran ini tampak para pemimpin dari Tapanuli Tengah, Tapanuli
Selatan dan Kota Sibolga berpindah tempat ke Kota Medan. Mereka ini semua adalah
Republiken, pemimpin RI di wilayah Tapanoeli.
Lantas apakah faktor adanya dewan di
Onderafdeeling Angkola en Sipirok (Afdeeling Padang Sidempoean) yang menyebabkan
para pemimpin pertama pasca kemerdekaan RI di Sibolga dan Tapanuli Tengah berasal
dari Padang Sidempoean? Pasca kemerdekaan, orang Padang Sidempoean juga menjadi
Wali Kota di Medan, di Padang dan di Surabaya. Tentu semua itu menarik untuk
diperhatikan. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.