*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Selatan di blog ini Klik Disini
Pada
masa ini permainan sepak bola sangat digemari masyarakat Indonesia, termasuk di
Kalimantan. Bagaimana sepak bola menjadi begitu digemari adalah satu hal. Hal
lainnya yang lebih penting adalah sejak kapan sepak bola dimulai di pulau
Borneo. Mengapa itu begitu penting, karena sepak bola di pulau Borneo adalah bagian
dari sejarah sepak bola Indonesia (baca: Hindia Belanda).
Pertandingan sepak bola pertama di Hindia
Belanda (baca: Indonesia) kali pertama dicatat di Medan, Afdeeling Deli (lihat
Deli courant, 16-12-1893). Pertandingan ini antara kesebelasan Belanda di Medan
dan kesebelasan Inggris dari Penang yang dilangsungkan di lapangan Esplanade
(kini lapangan Merdeka). Pertandingan dapat dokatakan sebagao pertandingan
internasional (Inggris ve Belanda) atau dalam bahasa sekarang antara Indonesia
vs Malaysia. Penonton yang hadir sangat ramai. Seusai pertandingan, para
penonton pribumi meminta izin untuk meainkannya. Dua kesebelasan dadakan yang
dibentuk bermain dengan tanpa alas kaki dan bertelanjang dada yang mana sarung
diikatkan di pinggul. Tidak seperti sebelumnya (Inggris vs Belanda) hanya ada
satu peraturan bagaimana bola dimasukkan ke gawang lawan dengan menggunakan
kaki, tidak ada wasit, karena tidak mengetahui aturan bermain (dan tentu saja
tidak ada wasit), dua tim bermain terkesan bermain seperti pertarungan
lebih-lebih adanya sorak sorai dari penonton, ada yang jatuh karena berbenturan
atau jatuh karena kelelahan tidak sedikit yang terluka. Jelas dalam hal ini
penduduk pribumi di Medan sudah mengenal sepak bola (tetapi aturan Eropa atau
internasional belum diterapkan alias belum diketahui). Boleh jadi mereka
melihat dan meniru perainan sepak bola di antara orang-orang Eropa-Belanda di
Medan.
Lantas
bagaimana sejarah awal sepak bola di KalimantanSeperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Namun bagaimana permulaan
itu dicatat? Jika terbentuknya pecinan sejak permulaan jauh di masa lampau maka
itu masuk dalam ranah sejarah. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, sejarah
adalah narasi fakta dan data. Okelah, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.