*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini
Hanya
satu benteng yang pernah dibangun di Papua. Benteng tersebut adalah benteng
Fort du Bus yang dibangun tahun 1828 di Dobo, teluk Triton. Benteng ini
dibangun sehubungan dengan pembukaan pabrik (esrablissement) yang pertama di
era Pemerintah Hindia Belanda. Pada era VOC pernah dibangun pabrik di Rumbati
tahun 1667 namun beberapa tahun kemudisn diserang penduduk asli (kerajaan
Rumbati). Pembangunan pabrik di Dobo adalah yang kedua di Papua dan juga
pembangunan benteng pertama (untuk mengantisipasi tidak terulang kejadian era
VOC di Rumbati).
Sejak kehadiran Belanda, sudah puluhan benteng
dibangun, terutama pada era VOC. Benteng pertama yang dibangun di Amboina (Fort
Voctoria) pada tahun 1605. Kemmudian dibangun benteng di Banda, Ternate dan
Koepang. Lalu kemudian dibangun benteng di pulau Onrust yang menjadi batu
loncatan untuk menyerang kerajaan Jacarta dan membangun benteng Kasteel Batavia
pada tahun 1619. Sejak didirikannya VOC, Kasteel Batavia diperkuat
benteng-benteng baru di seputar Batavia seperti Fort Anke, Fort Antjol, Fort
Jacatra, Fort Riswijk (kini di dan Fort
Nordwijk. Setelah VOCdibubarkan pada tahun1799, pada era Pemerintah Hindia
Belanda hanya beberapa benteng yang dibangun karena fungsi benteng sebagian telah
digantikan oleh dungsi garnisun militer. Beberapa benteng yang dibangun antara lain
benteng Fort de Kock, Fort du Bus dan benteng Willem I di Ambarawa. Benteng
Fort du Bus adalah satu-satunya benteng yang dibangun di Papua.
Lantas
apa hubungannya benteng Fort du Bus dengan Pulau Frederik Hentrik di Papua? Tampaknya Fort du Bus segera berakhir dan
garnisun-garnisun militer akan menggantikannya. Mengapa? Selain membangun benteng mahal (daripada garnisun
militer), juga karena jumlah pasukan militer Hindia Belanda dari waktu ke waktu
semakin banyak dan semakin profesional, apalagi ada beberapa batalion yang
bersifat mobile. Benteng Fort du Bus akhirnya dilikuidasi dan dibangun garnisun
di Skroe (dekat Fakfak). Anehnya, ketika benteng-benteng mulai ditinggalkan,
justru benteng kuno Fort Nordwijk di Weltevreden divermak dengan nama baru Fort
Frederik Henrik. Bersamaan dengan ini pulau besar di pantai selatan Papua
diberi nama Pulau Frederik Hendrik (kini Pulau Yos Sudarso). Lalu bagaimana
sejarah Pulau Frederik Hendrik? Kini Pulau Frederik Hendrik disebut Pulau Yos
Sudarso. Seperti
kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.