*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Banyak
Pahlawan Indonesia, tetapi hanya sebagian kecil yang ditabalkan sebagai
Pahlawan Nasional. Salah satu Pahlawan Indonesia pada era awal pergerakan
bangsa Indonesia adalah Parada Harahap yang menjadi Sekretaris PPPKI (1927-1928).
Seperti halnya Pahlawan Indonesia lainnya seperti Abdoellah Lubis dan Abdoel
Moeis dan Abdoel Rivai, dalam hal ini Parada Harahap juga berprofesi pada
bidang jurnalistik. Seperti kata Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda (1898)
bahwa pendidikan dan jurnalistik sama pentingnya: sama-sama mencerdaskan bangsa
Parada Harahap (15 Desember 1899-11 Mei 1959) adalah
seorang jurnalis Indonesia. Ia dijuluki King of the Java Press karena
kemauannya yang keras dan semangat belajarnya yang tinggi, baik secara otodidak
maupun mengikuti kursus-kursus. Sejak bulan Juli 1914, ia bekerja sebagai
leerling schryver pada Rubber Cultur My Amasterdam di Sungai Karang, Asahan.
Karena kecerdasan dan daya ingatnya yang sangat baik Parada Harahap kemudian
dapat menggantikan juru buku berkebangsaan Jerman. Selama bekerja di perkebunan
itu Parada Harahap terus belajar supaya dapat berbicara bahasa Belanda membaca
surat kabar De Sumatra Post dan surat kabar berbahasa Melayu seperti Benih
Merdeka dan Pewarta Deli serta mempelajari tulisan-tulisan yang dimuat dalam
surat kabar itu. Pada tahun 1917 dan 1918 Parada Harahap telah menulis dan
membongkar kekejaman Poenale sanctie dan perlakuan di luar batas
perikemanusiaan terhadap kuli-kuli kontrak yang dilakukan baik oleh tuan kebun
maupun bawahannya. Karier jurnalisnya dimulai ketika ia menjadi staf redaksi
surat kabar Benih Merdeka. Kemudian dia kembali ke kampung halamannya dan
memimpin surat kabar Sinar Merdeka (1919) dan memimpin majalah Poestaha. Surat
kabarnya sebagian besar mengkritik kebijakan pemerintahan kolonial Belanda
akibat kesewenang-wenangan mereka selama di Hindia Belanda. Selama dua tahun di
Padangsidempuan, ia telah 12 kali terkena delik pers serta berulangkalu keluar
masuk penjara. Pada tahun 1922, ia pindah ke Batavia menerbitkan mingguan
Bintang Hindia, Bintang Timur dan Sinar Pasundan. Pada saat itu ia mulai
memakai nama samaran Oom Baron Matturepeck yang diambil dari bahasa Batak
(berarti suara dari kertas). Selain itu, ia adalah satu-satunya orang pertama
yang mendirikan Akademi Wartawan di Jakarta. pada masa pendudukan Jepang, dia
dipercaya menjadi pemimpin redaksi Surat Kabar Sinar Baroe. Menjelang masa
kemerdekaan pada tahun 1945, ia masuk dalam susunan anggota BPUPKI yang dibentuk
oleh Jepang di Jakarta. Dalam hal ini, dia adalah satu-satunya anggota BPUPKI
yang berasal dari etnis Batak (Wikipedia)
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Parada Harahap? Tentulah sangat menarik.
Seperti disebut di atas, Parada Harahap, seorang jurnalis sejati yang menjadi inisiator
pendirian supra organisasi kebangsaan PPPKI 1927. Lalu bagaimana sejarah Parada
Harahap selengkapnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional,
mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.