*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Tirto Adhi Soerjo adalah Pahlawan
Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional (2006).
Sebelumnya, pada 1973, pemerintah mengukuhkannya sebagai Bapak Pers Nasional.
Lengkap sudah gelar Tirto Adhi
Soerjo. Namun Hari Pers Nasional (HPN) tidak mengacu pada Tirto Adhi Soerjo tetapi
setiap tanggal 9 Februari yang merujuk pada tanggal kelahiran Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI), yang didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 5 tahun
1985. Mengapa bisa begitu?
Tirto Adhi Soerjo (lahir sebagai Raden Mas Djokomono di
Blora, 1880 – meninggal di Batavia, 7 Desember 1918 pada umur 38 tahun) adalah
seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia, dikenal juga
sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Namanya
sering disingkat TAS. Tirto menerbitkan surat kabar Soenda Berita (1903-1905),
Medan Prijaji (1907) dan Putri Hindia (1908). Tirto juga mendirikan Sarikat
Dagang Islam. Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama karena
menggunakan bahasa Melayu dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya,
percetakan, penerbitan dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli. Tirto
adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan
pembentuk pendapat umum. Dia juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap
pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. Akhirnya Tirto ditangkap dan
disingkirkan dari Pulau Jawa dan dibuang ke Pulau Bacan, dekat Halmahera.
Setelah selesai masa pembuangannya, Tirto kembali ke Batavia, dan meninggal
dunia pada 7 Desember 1918. Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto diangkat oleh
Pramoedya Ananta Toer dalam Tetralogi Buru dan Sang Pemula. Pada 1973,
pemerintah mengukuhkannya sebagai Bapak Pers Nasional. Pada tanggal 3 November
2006, Tirto mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres RI no
85/TK/2006.(Wikipedia).:
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Tirto Adhi Soerjo? Seperti disebut di atas, Tirto Adhi Soerjo adalah
Bapap Pers Nasional. Pada tahun 2015 yang menulis pertanyaan, jika Tirto Adhi Soerjo adalah
Bapak Pers, lalu siapa Kakek Pers dan siapa Cucu Pers. Okelah. Lalu bagaimana
sejarah Tirto Adhi
Soerjo bermula? Satu yang penting Tirto Adhi Soerjo mengawali karir jurnalis di
surat kabar Pembrita Betawi dan kemudian Medan Priaji saat mana menjadi ketua
Sarikat Dagang Islam di Solo. Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.