*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini
Pribumi pertama yang melanjutkan studi ke
universitas adalah Raden Kartono (abang dari RA Kartini), Raden Kartono lulus
HBS 5 tahun Semarang (setingkat SMA sekarang) pada tahun 1896 dan langsung
berangkat ke Belanda di Universiteit te Delft. Salah satu putra kelahiran
Surakarta terkenal yang studi ke Belanda adalah Soepomo (meraih gelar doktor di
bidang hukum di Universiteit Leiden tahun 1927. Sebagaimana pada artikel
sebelumnya, kota Soerakarta terbilang awal untuk urusan pendidikan, tetapi untuk
urusan pendidikan tinggi berada diantara Jogjakarta dan Semarang.
Pada tanggal 11 Maret 1976, resmi berdiri sebagai perguruan tinggi negeri di Surakarta. Ini bermula pada 1953, timbul keinginan mewujudkan universitas kembali. Hal ini mengingat Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa asli, serta terdapat potensi yang besar di lapangan perguruan, baik tenaga pengajar dan siswanya. Panitia pendirian universitas pun dibentuk, namun usaha ini gagal. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1963, didirikan Universitas Kota Praja Surakarta (UKPS). Universitas ini diinisiasi oleh pemerintah daerah. Umur universitas ini juga tidak lama. Gagasan pendirian universitas muncul lagi pada 11 Januari 1968, saat R. Kusnandar menjadi Wali Kota membentuk panitia pendirian universitas, namun gagal lagi. Di saat yang hampir bersamaan, pada 1966, Universitas Nasional Saraswati mengajukan dirinya untuk menjadi universitas negeri. Kemudian, beserta universitas swasta dan kedinasan lainnya, sekumpulan universitas ini menjadi satu universitas baru bernama Universitas Gabungan Surakarta (UGS). Pada 1 Juni 1975, delapan universitas yang tergabung dalam UGS resmi didirikan. Kedelapan universitas itu adalah: STO Negeri, PTPN Veteran, AAN Saraswati, Universitas Cokroaminoto, Universitas Nasional Saraswati, Universitas Islam Indonesia, Universitas 17 Agustus 1945, dan Institut Jurnalistik Indonesia. Desember 1975, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meninjau UGS dan memastikan bahwa pada 11 Maret 1976, UGS akan dinegerikan. Selanjutnya, UGS akan digabung dengan perguruan tinggi negeri dan swasta lain untuk membentuk universitas negeri di Surakarta. Perguruan tinggi tersebut adalah: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri, Sekolah Tinggi Olahraga, Akademi Administrasi Niaga Negeri yang sudah diintegrasikan ke Akademi Administrasi Niaga Negeri di Yogyakarta, Universitas Gabungan Surakarta, Fakultas Kedokteran PTPN Veteran cabang Surakarta. Universitas tersebut terdiri atas 9 fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan, Fakultas Sastra Budaya, Fakultas Sosial Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknik. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah studi ke Belanda dan perkembangan pendidikan di Soerakarta? Seperti disebut di atas, sebelum ada perguruan tinggi di Hindia, para siswa pribumi juga melanjutkan ke universitas di Belanda. Seiring dengan itu, sekolah menengah didirikan di Soerakarta dimana sebelumnya sudah ada sejak lama HBS di Semarang. Lalu bagaimana sejarah studi ke Belanda dan perkembangan pendidikan di Soerakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.