*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Demikianlah yang terjadi dalam penulisan narasi sejarah
sepak bola di Indonesia. Dalam narasi tersebut termasuk siapa-siapa yang
menjadi tokoh sepak bola, baik diantara golongan Eropa/Belanda, Cina maupun
pribumi. Satu nama penting dari golongan pribumi yang kini kerap ditulis adalah
Ir Soeratin.
Ir. Soeratin Sosrosoegondo lahir 17 Desember 1898 adalah seorang insinyur dan administrator sepak bola Indonesia. Ia adalah ketua umum PSSI periode 1930-1940. Ia adalah salah satu pendiri sekaligus ketua umum PSSI yang pertama. Ayahnya, R. Soesrosoegondo, guru pada Kweekschool (Sekolah Keguruan), menulis buku Bausastra Bahasa Jawi. Istrinya, R.A. Srie Woelan, adik kandung Dokter Soetomo, pendiri Budi Utomo. Tamat dari Koningen Wilhelmina School di Jakarta, Soeratin belajar di Sekolah Teknik Tinggi di Hecklenburg, dekat Hamburg, Jerman, pada tahun 1920 dan lulus sebagai insinyur sipil pada tahun 1927. Sekembalinya Soeratin dari Eropa pada 1928, ia bergabung dengan sebuah perusahaan konstruksi terkemuka milik Belanda dan membangun antara lain jembatan serta gedung di Tegal dan Bandung. Namun, pada waktu bersamaan, Soeratin mulai merintis di pendirian sebuah organisasi sepak bola, yang bisa diwujudkan pada 1930. Organisasi boleh dikatakan realisasi konkret dari Sumpah Pemuda 1928. Kegiatan mengurus PSSI menyebabkan Soeratin keluar dari perusahaan Belanda dan mendirikan usaha sendiri. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Raden Soeratin studi ke Belanda raih gelar insinyur di Delft? Seperti disebut di atas, Ir Soeratin adalah pendiri Persatoean Sepak Raga Indonesia yang kemudian disebut PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Lalu bagaimana sejarah Raden Soeratin studi ke Belanda raih gelar insinyur di Delft? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.