*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Siapa Arifin Harahap? Di dalam lama Wikipedia
nama Arifin Harahap hanya ditulis satu kalimat saja sebagai Menteri Perdagangan
Indonesia pada Kabinet kerja 1 dan 2 Orde Lama. Mengapa bisa begitu? Apakah
karena Arifin Harahap studi hukum di Indonesia dan tidak pernah ke Belanda? Jangan
lupa Ir Soekarno juga tidak pernah ke Belanda. Bagaimana hubungan Arifin
Harahap dengan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap?
Mr. Arifin Harahap bukanlah orang biasa, tetapi tidak ada yang menulis kisahnya, karena itu tidak ada yang bisa dibaca mengenai dirinya. Padahal Mr. Arifin Harahap adalah seorang yang cemerlang, menjabat sebagai menteri di dalam tujuh kabinet mulai dari Kabinet Kerja I (10 Juli 1959) hingga Kabinet Dwikora III (25 Juli 1966). Ketika Suharto menjadi anggota kabinet (Kabinet Ampera I) Mr. Arifin Harahap tidak lagi menjadi menteri, tetapi pada Kabinet Pembangunan I (era Suharto), tahun 1969 Mr. Arifin Harahap diangkat menjadi Duta Besar untuk Aldjazair. Selama tujuh tahun dalam tujuh kabinet Era Sukarno, Mr. Arifin Harahap telah menjabat Menteri Muda Perdagangan, Menteri Urusan Anggaran Negara dan Wakil Menteri Bank Sentral (Bank Indonesia). Sebaliknya, Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap riwayat karir dan sepak terjangnya sejak era Belanda, Jepang dan Republik sangat luar biasa banyaknya. Lantas mengapa kisah Mr. Arifin Harahap tidak muncul ke permukaan? Jawabnya: Mr. Arifin Harahap adalah seorang yang low profile, dan posisinya sebagai menteri yang berurusan dengan perdagangan, anggaran negara dan kebanksentralan tidak terlalu hingar bingar karena jauh bersentuhan dari urusan perebutan politik. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Arifin Harahap tidak pernah ke Belanda, hanya studi hukum di Batavia? Seperti disebut di atas, dalam perkembangannya siswa Indonesia tidak lagi harus studi ke Belanda karena sudah ada beberapa perguruan tinggi. Bagaimana hubungan Arifin Harahap dengan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap? Lalu bagaimana sejarah Arifin Harahap tidak pernah ke Belanda, hanya studi hukum di Batavia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.