Jumat, 08 September 2023

Sejarah Bahasa (7):Bahasa Lampung Selatan Sumatra, Bahasa Sunda Barat Jawa; Bahasa Lampung dan Bahasa Komering di Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Setiap wilayah adat di Indonesia memiliki tradisi yang diwariskan dan terus dilestarikan. Bahasa adalah unsur kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun dalam perjalanannya bahasa dapat berubah karena ada pengaruh kebudayaan lain. Adanya aksara adalah bentuk lebih lanjut dari tradisi berbahasa. Pada lingkungan komunal terdapat musik tradisi dan tarian tradisi. Lebih luas dari itu, pada basis komunal terbentuk sistem pemerintahan tradisi Bahasa. Pada masa ini penelitian bahasa adalah bagian dari penyelidikan sejarah bahasa.


Bahasa Lampung (cawa Lampung) terdiri dua atau tiga ragam bahasa Lampung, yaitu: Lampung Api (juga disebut Pesisir (dialek A), Lampung Nyo (Abung, dialek O), dan Komering (ragam Lampung Api atau bahasa sendiri terpisah dari bahasa Lampung). Kontak bahasa selama berabad-abad telah mengaburkan batas antara bahasa. Klasifikasi Isidore Dyen 1965, menempatkan bahasa Lampung ke "Malayic Hesion" bersama bahasa-bahasa Malayan (Melayu, Minangkabau, dan Kerinci), Aceh dan Madura. Berndt Nothofer (1985) memisahkan bahasa Lampung dari kelompok "Malayic", memasukkannya ke dalam "Javo-Sumatra Hesion" bersama bahasa-bahasa Melayik, Sunda, Madura, dan, dengan tingkat kekerabatan yang lebih jauh, bahasa Jawa. Malcolm Ross (1995) menempatkan Lampung ke dalam kelompoknya independen yang tidak terkait bahasa manapun dalam Melayu-Polinesia. Penggolongan ini diikuti oleh Karl Adelaar (2005), yang tidak memasukkan bahasa Lampung ke dalam kelompok Melayu-Sumbawa yang ia usulkan—kelompok ini meliputi bahasa Sunda, Madura, dan cabang Malayo-Chamik-BSS (mencakup Melayik, Chamik, dan Bali-Sasak-Sumbawa). Anderbeck dan Hanawalt menggunakan nama "Api" untuk Pesisir dan "Nyo" untuk Abung; kedua kata ini bermakna "apa" dalam masing-masing dialek.[8] Terdapat beberapa perbedaan leksikal antara dialek-dialek ini, tetapi keduanya identik dalam hal morfologi dan sintaksis. Walker (1976) membagi Abung lebih lanjut ke dalam dua subdialek: Abung dan Menggala, serta memecah kelompok Pesisir ke dalam empat subdialek: Komering, Krui, Pubian, and Selatan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Lampung di selatan Sumatra, bahasa Sunda di barat Jawa? Seperti disebut di atas, bahasa terawal di Lampung adalah bahasa Lampung. Wilayah bahasa paling selatan di Sumatra yang bersebelahan dengan wilayah bahasa Sunda di Jawa bagian barat. Bagaimana hubungan bahasa Lampung dan bahasa Komering di Sumatra. Lalu bagaimana sejarah bahasa Lampung di selatan Sumatra, bahasa Sunda di barat Jawa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 07 September 2023

Sejarah Bahasa (6): Bahasa Minangkabau di Sumatra; Seberapa Dekat Bahasa Melayu, Seberapa Jauh dengan Bahasa Batak?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Minangkabau mirip bahasa Melayu. Atau sebaliknya bahasa Melayu mirip bahasa Minangkabau. Bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca di nusantara. Apakah bahasa Minangkabau adalah bahasa asli yang dipengaruhi oleh bahasa Melayu? Bagaimana dengan bahasa Batak?


Bahasa Minangkabau adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh Suku Minangkabau. Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang terdapat dalam rumpun bahasa Minangkabauik yang bercabang dari rumpun Melayu-Sumbawa (disebut juga sebagai 'rumpun bahasa Indonesia Barat') yang diturunkan dari rumpun Melayu-Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Menurut Nadra, di wilayah Sumatra Barat bahasa Minang dapat dibagi dalam 8 dialek, yaitu: Rao Mapat; Muara Lolo, Lubuak Alai, Payakumbuh, Agam, Pancung Soal, Koto Baru, Pekal, Lintau. Bahasa Minangkabau Umum ini juga disebut sebagai dialek Padang yang biasa disebut Bahaso Padang atau Bahaso Urang Awak. Orang Minangkabau umumnya berpendapat banyak persamaan antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Marah Roesli dalam Peladjaran Bahasa Minangkabau menyebutkan pada umumnya perbedaan antara Bahasa Minangkabau dan Bahasa Indonesia adalah pada perbedaan lafal, selain perbedaan beberapa kata. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Minangkabau di Sumatra? Seperti disebut di atas, penutur bahasa Minangkabau berpusat di wilayah Ranah Minangkabau. Seberapa dekat dengan bahasa Melayu, seberapa jauh dengan bahasa Batak? Lalu bagaimana sejarah bahasa Minangkabau di Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (5): Bahasa Batak Sumatra; Seberapa Jauh Bahasa Melayu, Seberapa Dekat Bahasa Batak-Bahasa Minangkabau?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Seperti halnya bahasa Minangkabau, bahasa Batak di bagian luar wilayah budayanya terdapat bahasa Melayu. Bahasa Batak dan bahasa Minangkabau bertetangga berada di bagian dalam pulau Sumatra. Bahasa-bahasa lain di bagian dalam Sumatra antara lain bahasa Kerinci, bahasa Rejang, bahasa Pasemah dan bahasa Lampung.


Bahasa Batak adalah salah satu bahasa daerah yang berasal dari wilayah Sumatra Utara, dengan penutur alaminya adalah masyarakat Batak itu sendiri. Bahasa batak merupakan bahasa yang tergabung dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Batak dapat mengacu pada beberapa hal berikut: Rumpun bahasa Batak, termasuk bahasa-bahasa di dalamnya, seperti: Utara, Bahasa Alas-Kluet, Bahasa Singkil, Bahasa Batak Karo, Bahasa Batak Pakpak; Selatan, Bahasa Batak Simalungun, Bahasa Batak Toba, Bahasa Batak Angkola, Bahasa Batak Mandailing.Bahasa Batak Palawan, sebuah bahasa yang dituturkan oleh orang Negrito di Pulau Palawan, Filipina (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Batak di Sumatra? Seperti disebut di atas, bahasa Batak berada di bagian dalam pulau Sumatra. Seberapa jauh bahasa Batak dengan bahasa Melayu, seberapa dekat bahasa Batak dengan bahasa Minangkabau? Lalu bagaimana sejarah bahasa Batak di Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 06 September 2023

Sejarah Bahasa (4): Bahasa Madura di Pulau Madura dan Bahasa Jawa di P Jawa; Migrasi Madura ke Jawa, Pengaruh Jawa di Madura


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Madura berbeda dengan bahasa Jawa dan bahasa Bali. Bahasa Madura di pulau Madura dan bahasa Jawa di pulau Jawa. Bahasa Jawa memiliki hubungan linguistik dengan bahasa Bali di pulau Bali. Bagaimana bahasa Madura dengan bahasa Jawa dan bahasa Bali? Secara linguistic kekerabatan bahasa Madura lebih dekat ke bahasa Jawa. Interaksi antar bahasa diduga penyebabnya.


Bahasa Madura (Bhâsa Madhurâ) adalah bahasa yang digunakan suku Madura terutama di Pulau Madura. Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Melayu-Polinesia. Bahasa Madura juga memiliki serapan dari bahasa Melayu, bahasa Arab, bahasa Cina dan beberapa bahasa lainnya. Bahasa Madura juga memiliki keterkaitan erat dengan bahasa Sunda, Jawa, dan Bali. Sebagian kata-kata dalam bahasa Madura mirip bahasa Melayu, bahasa Banjar, bahasa Minangkabau maupun bahasa bahasa di Pulau Sumatera & Kalimantan lainnya. Minangkabau mengucapkan "a" sebagai "o" pada posisi akhir, sedangkan pada bahasa Madura, diucapkan "ə" ("e" pepet) atau "a". Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar. Di Pulau Madura terdapat beberapa dialek seperti: Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Kangean, Bawean, Pinggirpapas, Sapudi. Dialek yang dijadikan acuan standar bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep pada masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini sering kali bercampur dengan bahasa Jawa sehingga kerap dipanggil sebagai bahasa Pendalungan daripada sebagai Jawa. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerah Situbondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Madura di pulau Madura dan bahasa Jawa di pulau Jawa? Seperti disebut di atas, bahasa Madura memiliki kekerabatan bahasa lebih dekat ke Jawa daripada ke Bali. Dalam hal ini terkait dengan migrasi orang Madura ke Jawa dan pengaruh Jawa di Madura. Lalu bagaimana sejarah bahasa Madura di pulau Madura dan bahasa Jawa di pulau Jawa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (3): Bahasa Melayu, Lingua Franca di Hindia Timur; Bahasa Melayu Bermula di Sumatra Menyebar di Nusantara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Fakta bahwa masa kini Bahasa Indonesia sebagai lingua franca di Asia Tenggara. Fakta bahwa Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu. Fakta bahwa bahasa Melayu bermula di pulau Sumatra. Dalam konteks inilah sejarah bahasa Melayu, suatu bahasa lingua franca di masa lampau. Suatu bahasa yang awalnya terbentuk di pantai timur Sumatra.


Bahasa Melayu merupakan sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia yang dituturkan terutama di Asia Tenggara Maritim. Bahasa ini memiliki sekitar 290 juta penutur (dengan 30 juta sebagai "bahasa Melayu" dan 260 juta sebagai "bahasa Indonesia" di seluruh dunia. Selain itu, bahasa Melayu tempatan merupakan salah satu bentuk bahasa daerah di Sumatra, Kalimantan, dan sebagai kreol di berbagai daerah di Indonesia. Bahasa Melayu merupakan bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan dan keagamaan di Kepulauan Nusantara. Catatan tertulis pertama dalam bahasa Melayu ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatra. Istilah "Melayu" sendiri berasal dari di Dharmasraya. Sejarah bahasa Melayu dapat dibagi menjadi beberapa zaman: bahasa Melayu Purba, bahasa Melayu Kuno, Zaman Peralihan, Zaman Melaka (Bahasa Melayu Klasik), bahasa Melayu Modern Akhir, dan bahasa Melayu Modern. Prasasti Telaga Batu, catatan bahasa Melayu terawal. Bahasa Melayu Kuno. Selepas masa Sriwijaya, catatan tertulis baru muncul semenjak masa Kesultanan Malaka (abad ke-15). Batu Prasasti Terengganu dalam tulisan Jawi yang ditemukan di Terengganu, bahasa Melayu Klasik bertarikh 1303 M,. Bahasa Melayu mulai digunakan secara meluas sebagai bahasa perantara Kesultanan Melaka (1402–1511). Surat-surat tertua ditulis dalam bahasa Melayu antara lain dari Sultan Abu Hayat dari Ternate, bertarikh sekitar tahun 1521–1522. Teks itu ditujukan kepada raja Portugis, setelah hubungan dengan penjelajah Portugis Francisco Serrão. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Bahasa Melayu, lingua franca di Hindia Timur? Seperti disebut di atas, bahasa Bahasa Indonesia merupakan suksesi bahasa Melayu. Bahasa Melayu bermula di Sumatra lalu menyebar menjadi lingua franca di Nusantara. Lalu bagaimana sejarah Bahasa Melayu, lingua franca di Hindia Timur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 05 September 2023

Sejarah Bahasa (2):Bahasa Sunda di Sebelah Barat P. Jawa; Literasi Bahasa Sunda Lama (Kuno) hingga Bahasa Sunda Baru (Kini)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Sunda dan bahasa Jawa sama-sama berada du pulau Jawa. Bahasa Jawa di sebelah timur pulau, bahasa Sunda di sebelah barat pulau. Sebagai bahasa yang berada di pulau yang sama seberapa dekat kekerabatannya. Berdasarkan perhitungan leksikostatistik antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa persentase kekerabatan sebanyak 36% termasuk pada tingkatan bahasa keluarga (lihat Shifa Nur Zakiyah dkk. Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022).


Bahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini umumnya dituturkan oleh penduduk bersuku Sunda di wilayah bagian barat pulau Jawa. Dialek bahasa Sunda mempunyai beberapa ragam. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek yang berbeda. (1) Dialek Barat (Banten dan sekitar); (2) Dialek Utara (Bogor dan sekitar); (3) Dialek Selatan (Bandung dan sekitar; (4) Dialek Tengah Timur (Majalengka dan sekitar; (5) Dialek Timur Laut (Kuningan dan sekitar, sebagian barat Brebes, dan sebagian selatan Cirebon); (6) Dialek Tenggara (Banjar dan sekitar, sebagian timur dan utara Cilacap khususnya Dayeuhluhur). Mulanya bahasa Sunda ditulis aksara Sunda salah satu aksara Kawi. Bukti tertulis evolusi aksara ini muncul di beberapa prasasti ditemukan dari abad ke-10 hingga abad ke-15 pada masa Kerajaan Pajajaran. Prasasti yang diyakini merupakan kunci evolusi aksara Sunda adalah Prasasti Batutulis, Prasasti Astana Gede, dan Prasasti Kebantenan. Pada abad ke-15 hingga ke-16, aksara Sunda kuno mulai berevolusi jauh dari aksara Kawi dan mudah dikenali perubahannya. Aksara tersebut digunakan dalam penulisan naskah Bujangga Manik, Carita Parahyangan dan Carita Waruga Guru. Naskah ini kelak dijadikan sebagai rujukan bagi pengembangan aksara Sunda yang kemudian, aksara Sunda baku. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Bahasa Sunda di sebelah barat Pulau Jawa? Seperti disebut di atas, bahasa Sunda penutur bahasa Sunda umumnya di sebelah barat pulau Jawa (Jawa Barat dan Banten). Literasi bahasa Sunda masa kini (bahasa Sunda baru) dihubungkan dengan bahasa Jawa/Sunda kuno (Kawi). Lalu bagaimana sejarah Bahasa Sunda di sebelah barat Pulau Jawa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.