*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Alor adalah sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan oleh suku Alor di
Pulau Alor, provinsi Nusa Tenggara Timur. Bahasa Alor suku ini dari rumpun Austronesia memiliki banyak ragam
bahasa atau dialek, diantaranya Belagar, Denebang, Deing, Mauta, Lemma, Alor,
Kabola, Abui, Kawel, Kemang, Kelong, Maneta, Wuwuli, Seboda, Malua, Kramang,
Wersin dan Kui
Suku Alor, disebut juga sebagai Dia'ang atau Dei'ing, adalah kelompok etnis yang mendiami Pulau Pantar, Pura, dan Alor di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Wilayah asal suku Alor, yakni Kabupaten Alor terdiri atas 5 kecamatan, yakni kecamatan Alor Timur, Alor Barat Laut, Alor Barat Daya, Alor Selatan, dan Pantar. Daerah ini merupakan daerah yang berbukit dan bergunung dengan berbagai tingkat kemiringan. Pada abad ke-17 dan 18, terdapat beberapa kerajaan kecil di Pulau Alor dan Pantar. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Alor orang Alor di Pplau Alor pulau Pantar dan pulau Pura? Seperti disebut di atas bahasa Alor dituturkan di kabupaten Alor. Bahasa Austronesia, bahasa Batak dan bahasa Melayu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Alor orang Alor di Pplau Alor pulau Pantar dan pulau Pura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982