*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Serui
Laut, atau Arui, adalah bahasa Austronesia yang dituturkan di pulau Yapen, dan pulau
Serui di kepulauan Ambai. Pulau Serui terletak di teluk Cenderawasih (dulu
teluk Gelvink). Bahasa Serui adalah salah satu dari bahasa Yapen, dalam
kelompok bahasa Halmahera Selatan–Bahasa Nugini Barat. Pulau Yapen adalah salah
satu pulau di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen terletak di selatan pulau Biak.
Pulau-pulau sekitar: Biak, Num, Numfor dan Supiori.
Orang Serui (dikenal juga sebagai Serui Laut atau Arui) adalah kelompok etnis yang berdiam di pulau Yapen bagian tengah, pulau Nau di selatan pulau Yapen, Teluk Cendrawasih, Yapen Selatan, Yapen Barat, dan kepulauan Ambai. Daerah tersebut termasuk dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Waropen, Jumlah populasinya sekitar 1.300 jiwa. Dari segi bahasa, bahasa suku Serui termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, Melayu-Polinesia Timur. Kata "Serui" berasal dari kata Arui-Sai yang dalam bahasa Serui Laut yang berarti "di atas laut", urutan penyebutan yang lebih sering adalah Sai-Arui yang kemudian pelafalannya berubah menjadi Serui. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Serui orang Serui di pulau Yapen teluk Cendrawasih? Seperti disebut di atas, bahasa Serui di pulau Yapen. Nama pulau Japen dan nama teluk Gelvink tempo doeloe. Lalu bagaimana sejarah bahasa Serui orang Serui di pulau Yapen teluk Cendrawasih? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982