*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disini
Pada artikel sebelum ini telah dideskripsikan riwayat Prof. Dr. Sjoeib Proehoeman, Ph.D, seorang dokter kelahiran Pajakoemboeh asal Pakantan, Tapanoeli yang meraih gelar doktor (Ph.D) pada bidang kedokteran di Universitas Amsterdam tahun 1930. Pada artikel ini mendeskripsikan riwayat Prof. Dr. Achmad Mochtar, Ph.D, yang juga seorang dokter kelahiran Bondjol asal Mandailing, Tapanoeli dan telah meraih gelar doktor (Ph.D) di bidang kedokteran di Universiteit Amsterdam tahun 1927. Dr. Sjoeib Proehoeman, Ph.D adalah anak seorang dokter hewan; Dr. Achmad Mochtar, Ph.D adalah anak seorang guru. Like father, like son. Keluarga Dr. Sjoeib Proehoeman, Ph.D dan keluarga Dr. Achmad Mochtar, Ph.D memiliki hubungan kekerabatan.
Pada artikel sebelum ini telah dideskripsikan riwayat Prof. Dr. Sjoeib Proehoeman, Ph.D, seorang dokter kelahiran Pajakoemboeh asal Pakantan, Tapanoeli yang meraih gelar doktor (Ph.D) pada bidang kedokteran di Universitas Amsterdam tahun 1930. Pada artikel ini mendeskripsikan riwayat Prof. Dr. Achmad Mochtar, Ph.D, yang juga seorang dokter kelahiran Bondjol asal Mandailing, Tapanoeli dan telah meraih gelar doktor (Ph.D) di bidang kedokteran di Universiteit Amsterdam tahun 1927. Dr. Sjoeib Proehoeman, Ph.D adalah anak seorang dokter hewan; Dr. Achmad Mochtar, Ph.D adalah anak seorang guru. Like father, like son. Keluarga Dr. Sjoeib Proehoeman, Ph.D dan keluarga Dr. Achmad Mochtar, Ph.D memiliki hubungan kekerabatan.
Dr. Achmad Mochtar, Ph.D |
.
Riwayat Dr. Achmad
Mochtar, Ph.D sudah kerap ditulis, tetapi itu tidak cukup. Riwayat Dr. Achmad
Mochtar, Ph.D lebih dari yang ditulis selama ini. Perjalanan Dr. Achmad Mochtar,
Ph.D di bidang kedokteran sesungguhnya terbilang yang paling komprehensif dan
paling lengkap. Dr. Achmad Mochtar memulai melakukan penelitian penyakit endemik
malaria di Mandailing dan Angkola dalam
rangka membantu Dr. W. Schuffner yang kemudian membuka jalan bagi Dr. Achmad
Mochtar untuk meraih gelar Ph.D di
bidang kedokteran. Di ujung karirnya sebagai Direktur Laboratorium Eijkman di Batavia.Djakarta
pada era pendudukan Jepang dibunuh militer Jepang sebagai upaya mencari kambing
hitam atas kesalahan tim kedokteran militer Jepang sendiri yang gagal memberi
vaksin yang mengakibatkan ratusan orang romusha mengalami kematian. Untuk itu,
ada baiknya sejarah Dr. Achmad Mochtar, Ph.D ditulis kembali. Mari kita telusuri.