*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini
Raffles boleh saja menyebut dirinya Gubernur
Jenderal Jawa, meski sebenarnya Letnan Gubernur Jenderal, tetapi Gubernur Jenderal
Jawa yang sebenarnya adalah van Imhoff. Mengapa? Karena sejarahnya memang
demikian. Boleh jadi ini karena Gustaaf Willem baron van Imhoff memiliki
pemikiran yang kuat tentang wilayah pedalaman Jawa, tidak hanya di pedalaman
Batavia (Buitenzoeg) juga di pedalaman Semarang (Vostenlanden). Namun pada eranya
inilah terjadi perang yang sangat merusak, khususnya di Jawa (pedalaman
Semarang). Perang ini disebut perang merusak sejagat. Mengapa? Perang Amerika (mengusir
Inggris) belum terjadi.
Gustaaf Willem Baron van Imhoff (8 Agustus 1705 – 1 November 1750) adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 27. Ia memerintah antara tahun 1743 – 1750. Van Imhoff dikenal sebagai orang yang kebijakannya mendorong Pangeran Mangkubumi untuk memberontak melawan Susuhunan Pakubuwana II, peristiwa yang mencetuskan Perang Tahta Jawa Ketiga (1748-1757). Perang ini berakibatkan perpecahan kerajaan Mataram Baru menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Van Imhoff juga dikenal sebagai orang yang meresmikan kantor pos Batavia pada tanggal 28 Agustus 1746, yang kemudian ditetapkan menjadi hari jadi Pos Indonesia. Setelah akhir masa jabatannya, Van Imhoff digantikan oleh Jacob Mossel (Wikiepedia)
Lantas bagaimana sejarah Gubernur Jenderal Jawa Gustaaf Willem baron van Imhoff (1743-1750)? Seperti disebut di atas, van Imhoff memiliki pendangan baru tentang pentingnya pedalaman Jawa. Namun saat itu situasi dan kondisinya diperkirakannya. Perang Jawa yang terjadi disebut perang paling merusak sejagat. Mengapa? Lalu bagaimana sejarah Gubernur Jenderal Jawa Gustaaf Willem baron van Imhoff (1743-1750)? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.