Senin, 24 November 2025

Sejarah Bahasa (315):Mohamad Kasim Hari Guru Jadi Bapak Cerpen Indonesia; Guru & Sastrawan Asal Tapanuli Selatan Sejak 1862


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Cerita pendek (cerpen) Indonesia adalah bagian penting dari khazanah sastra nasional, menampilkan beragam tema mulai dari realitas sosial, kisah cinta, hingga cerita rakyat legendaris. Mohammad Kasim dikenal sebagai bapak cerita pendek (cerpen) Indonesia, salah satu tokoh sastra Indonesia yang penting, terutama dalam memelopori penulisan cerpen di tanah air. Cerpen adalah salah satu media pengayaan bahasa Indonesia. 


Mohamad Kasim Dalimunte lahir di Muara Sipongi, Sumatera Utara, pada tahun 1886. Mohamad Kasim digolongkan sebagai sastrawan Indonesia periode awal. Karya-karyanya sebagian besar adalah cerpen. Mohamad Kasim juga menulis novel, Muda Teruna, sebuah novel yang diterbitkan pada tahun 1922. Pada tahun 1924 Balai Pustaka mengadakan perlombaan mengarang untuk bacaan anak-anak yang mana Mohamad Kasim menjadi pemenang dengan karya Pemandangan dalam Dunia Kanak-Kanak (diterbitkan tahun 1928). Bertengkar dan Berbisik adalah judul kumpulan cerita pendek yang terbit pada tahun 1929. Bual di Kedai Kopi adalah juga sebuah judul kumpulan cerpen yang terbit pada tahun 1930. Dia juga menerjemahkan karya asing yang berjudul Niki Bahtera terjemahan dari In Woelige Dagen. Mohamad Kasim telah menerbitkan beberapa buku. Koleksi kisah pendeknya yang berjudul "Teman Doedoek" dianggap sebagai koleksi cerita pendek modern pertama dalam sastra Indonesia. Mohamad Kasim dikenal sebagai bapak cerita pendek (cerpen) Indonesia. Kumpulan cerpennya, Teman Duduk (1936) diakui sebagai kumpulan cerpen pertama yang terbit di Indonesia. Setelah kemerdekaan, karya Pemandangan dalam Dunia Kanak-Kanak diubah menjadi Si Samin (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Mohamad Kasim, Bapak Cerpen Indonesia? Seperti disebut di atas, Mohamad Kasim lahir di Tapanuli Selatan, pelopor cerita pendek (cerpen) Indonesia yang menjadi salah satu media pengayaan Bahasa Indonesia. Mohamad Kasim sendiri adalah salah satu dalam deretan para sastrawan Asal Tapanuli Selatan sejak tempo doeloe (1862). Lantas bagaimana sejarah Mohamad Kasim, Bapak Cerpen Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 19 November 2025

Sejarah Sepak Bola (40): Nenek Maarten Paes, Apakah Betul Betul Lahir di Pare? Ole Romeny, Neneknya Lahir di Medan 1923


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Sepak Bola Indonesia di blog ini Klik Disini

FIFA kini akan meluncurkan penyelidikan formal terhadap operasi internal Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), sekaligus memberi tahu otoritas kriminal di lima negara terkait pelanggaran pemalsuan. Pada Selasa pagi, FIFA merilis laporan lengkap setebal 63 halaman (https://www.espn.com). Artikel ini tidak sedang membahas persoalan di Malaysia itu, tetapi tentang naturalisasi yang dilakukan di Indonesia. Setelah Ole Remoney terbukti neneknya lahir di Medan, artikel ini mencoba menelusuri apakah benar-benar nenek Maarten Paes lahir di Indonesia? 


Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari neneknya yang berasal dari Pare, Kediri, Jawa Timur. Nenek Maarten Paes bernama Nel Appels-van Heyst. Ia lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur, pada tanggal 20 Maret 1940, pada masa Hindia Belanda. Nama kakek Maarten Paes tidak disebutkan dalam sumber yang tersedia. Nama ayah Maarten Paes adalah Vincent Paes. Ibu dari Maarten Paes bernama Esther Appels, dikenal sebagai seorang guru spiritual, seniman, dan pengusaha. Profesi ayahnya, Vincent Paes, merupakan seorang pebisnis sukses. Maarten Paes diketahui memiliki seorang kakak laki-laki bernama Sebastiaan Paes, pernah datang langsung ke Indonesia untuk menonton Maarten bertanding membela Timnas Indonesia. Nenek buyut perempuan Maarten (ibu dari Nel Appels-van Heyst) meninggal dunia di kamp isolasi saat Perang Dunia II. Nama kakek buyut (ayah dari nenek) Maarten Paes adalah seorang warga Belanda etnis Eropa murni yang tinggal di Hindia Belanda (AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah nenek Maarten Paes, apakah benar-benar lahir di Indonesia? Seperti disebut di atas, disebutkan nenek Maarten Paes lahir di Pare-Jawa Timur. Lalu bagaimana sejarah nenek Maarten Paes, apakah benar-benar lahir di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 12 November 2025

Sejarah Sepak Bola (39): Fakta Nenek OLE Romeny, Lahir dan Lulus SMA di Medan; Sejarah Sepakbola Indonesia Mula di Medan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Sepak Bola Indonesia di blog ini Klik Disini

Nama nenek Ole Romeny adalah Helene Wilhelmina Degenaars. Ia lahir di Medan, Sumatera Utara, yang menjadi salah satu alasan Ole Romeny memiliki darah keturunan Indonesia. Nama lengkap: Helene Wilhelmina Degenaars w/v ter Haar Romenij atau Helene Wilhelmina Degenaars. Lahir di: Medan, Sumatera Utara, pada 2 April 1923. Melalui neneknya inilah Ole Romeny memiliki darah Indonesia dan memenuhi syarat untuk dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia. 


Ole Romeny adalah seorang pemain sepak bola profesional yang bermain sebagai penyerang untuk klub Kejuaraan EFL Inggris, Oxford United, dan mewakili tim nasional Indonesia. Berikut adalah beberapa informasi penting tentang dirinya: Tanggal Lahir: 20 Juni 2000. Tempat Lahir: Belanda. Posisi: Penyerang/Striker. Klub Saat Ini: Oxford United F.C. Tim Nasional: Indonesia (memiliki garis keturunan Indonesia dari nenek ibunya yang berasal dari Medan, dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia pada Februari 2025). Karier: Sebelum bergabung dengan Oxford United, ia bermain untuk klub Eredivisie (liga utama Belanda) seperti FC Utrecht. Prestasi: Ia mencetak gol penting untuk timnas Indonesia, termasuk gol tunggal penentu kemenangan melawan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, yang membuatnya meraih penghargaan gol terbaik AFC untuk periode tersebut. Status Terkini: Ia baru-baru ini kembali bermain setelah pulih dari cedera pergelangan kaki yang membuatnya menepi cukup lama (AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Ole Romeny anak Medan, cucu Helene Wilhelmina Degenaars? Seperti disebut di atas, neneknya Helene Wilhelmina Degenaars lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 2 April 1923. Atas dasar itulah Ole Romeny menjadi pemain diaspora Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Ole Romeny anak Medan, cucu Helene Wilhelmina Degenaars? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 10 November 2025

Sejarah Indonesia Jilid 7.3: Hari Pahlawan, Pahlawan Indonesia dan Gelar Pahlawan Nasional; Dr Soetomo dan Bung (Su)Tomo


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Pagi ini (10-11-2025) Presiden RI Prabowo Subianto membuka hari pahlawan dengan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh baru. Artikel ini tidak sedang membicarakan itu, melainkan tentang para pahlawan Indonesia, hari pahlawan dan gelar pahlawan nasional di kota pahlawan Surabaya. Ada dua nama menggunakan Soetomo, yakni Dr Raden Soetomo dan Soetomo alias Bung Tomo.  


Gelar Pahlawan Nasional di Indonesia adalah penghargaan tertinggi dari negara yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang dianggap berjasa luar biasa bagi bangsa dan negara.  Pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2025, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh baru. Penerima Gelar Pahlawan Nasional Terbaru (10 November 2025). Berikut adalah 10 tokoh yang baru saja menerima gelar Pahlawan Nasional: Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Jawa Timur); Jenderal Besar TNI Soeharto (Jawa Tengah); Marsinah (Jawa Timur); Mochtar Kusumaatmadja (Jawa Barat; Hajjah Rahmah El Yunusiyah (Sumatera Barat); Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah); Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat); Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur); dr. Kariadi (Jawa Tengah); Zainal Abidin Syah (Maluku Utara). Dasar Hukum dan Kriteria: Pemberian gelar Pahlawan Nasional diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2010.  Syarat umum untuk menjadi Pahlawan Nasional antara lain: Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang di wilayah NKRI; Memiliki integritas moral dan keteladanan; Berjasa secara signifikan bagi bangsa dan negara, yang berdampak luas bagi kemajuan, kesejahteraan, dan martabat bangsa; Tidak pernah berkhianat kepada bangsa dan negara; Gugur atau meninggal dunia bukan akibat perbuatan tercela; Proses pengusulan dapat dimulai dari masyarakat atau pemerintah daerah, kemudian dibahas di tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga Kementerian Sosial, sebelum diajukan kepada Presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan untuk mendapatkan persetujuan akhir  (AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia, Hari Pahlawan dan Gelar Pahlawan Nasional? Seperti disebut di atas, banyak Pahlawan Indonesia, tetapi hanya sedikit yang mendapat gelar Pahlawan Nasional. Bagaimana dengan Dr Soetomo dan Bung Tomo di Soerabaja? Lalu bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia, Hari Pahlawan dan Gelar Pahlawan Nasional? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 13 Oktober 2025

Sejarah Indonesia Jilid 6.4:Pemuda, Kongres Pemuda, Sumpah Pemuda; Sejarah Kongres Pemuda di Indonesia dari Dulu hingga Kini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Beberapa kesalahan narasi atau mitos yang sering muncul tentang Kongres Pemuda, khususnya Kongres Pemuda II (1928), antara lain adalah: Istilah "Sumpah Pemuda" tidak ada pada tahun 1928. Peserta kongres tidak semuanya bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Orang Tionghoa memiliki peran penting dalam Kongres. Kongres Pemuda II diselenggarakan di gedung milik Sie Kong Lian, dan ada peserta keturunan Tionghoa, seperti Kwee Thiam Hong. Keterlibatan mereka sering diabaikan dalam narasi sejarah yang lebih populer.


Narasi populer tentang Kongres Pemuda sering kali mengandung kesalahan atau interpretasi yang keliru. Berikut beberapa kesalahan narasi yang umum terjadi: 1. Istilah "Sumpah Pemuda" tidak ada pada tahun 1928, baru muncul tahun 1950-an. Dokumen aslinya adalah "Putusan Kongres". 2. Kongres berlangsung dalam satu kesatuan yang mulus. Narasi yang keliru: Para pemuda dari berbagai daerah langsung bersatu dan bersepakat tanpa ada perdebatan yang berarti. Terdapat perdebatan sengit, terutama pada Kongres Pemuda I (1926). Perbedaan pandangan ini menunjukkan bahwa persatuan pemuda adalah hasil dari proses diskusi yang panjang dan tidak selalu mulus.  3. Bahasa Indonesia sudah digunakan secara lancar oleh semua peserta. Narasi yang keliru: Semua peserta Kongres Pemuda II fasih menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam diskusi. Fakta sejarah: Beberapa peserta, termasuk pimpinan sidang seperti Soegondo Djojopoespito, masih terlihat kesulitan berbahasa Indonesia dan lebih fasih berbahasa Belanda atau bahasa daerah. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat mereka untuk menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, yang menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya bahasa pemersatu.  4. Sumpah Pemuda adalah hasil dari satu peristiwa tunggal. Narasi yang keliru: Sumpah Pemuda hanya merupakan hasil dari Kongres Pemuda II yang terjadi pada 28 Oktober 1928. Fakta sejarah: Kongres Pemuda II adalah puncak dari upaya panjang yang dimulai sejak Kongres Pemuda I pada 1926 (AI Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah pemuda, Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda? Seperti disebut di atas, banyak hal keliru dalam narasi sejarah pemuda, sejarah Kongres Pemuda dan sejarah Sumpah Pemuda. Narasi hanya merujuk pada Kongres Pemuda 1926 dan 1928 saja. Faktanya tidak demikian. Apakah nama kongres saat itu disebut Kongres Pemuda? Jadi, kapan istilah Sumpah Pemuda ada? Fakta yang ada adalah Poetoesan Kongres, isinya menyatakan “Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengakoe...Indonesia”. Lalu bagaimana sejarah pemuda, Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 09 Oktober 2025

Sejarah Belanda di Indonesia (4): Prof Dr PJ Zoetmulder SJ, Orang Belanda di Indonesia; Orang Indonesia Jadi Warga Negara Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Balanda di Indonesia di blog ini Klik Disini

Petrus Josephus Zoetmulder (1906-1995), atau yang akrab dipanggil Romo Zoetmulder, adalah seorang pakar sastra Jawa Kuno, budayawan, dan imam Katolik asal Belanda yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari dan melestarikan budaya Jawa. Karyanya yang paling terkenal adalah kajian sastra Jawa Kuno berjudul Kalangwan dan Kamus Jawa Kuna–Indonesia. Romo Zoetmulder meninggal pada 8 Juli 1995 di Yogyakarta dan dimakamkan di pemakaman gereja Muntilan, Magelang.


Prof.  Dr. Petrus Josephus Zoetmulder, S.J. (29 Januari 1906 – 8 Juli 1995) adalah seorang pakar Sastra Jawa dan budayawan Indonesia. Ia terkenal dengan disertasinya mengenai penelitian tentang sebuah aspek agama Kejawen yang dalam edisi Indonesianya berjudul Manunggaling Kawula Gusti. Selain itu nama Zoetmulder tidak dapat dilepaskan dari telaah sastra Jawa Kuno Kalangwan dan kamus Jawa Kunanya yang terbit dalam dua edisi, yaitu edisi Bahasa Inggris (1982) dan edisi Bahasa Indonesia (1995). Pendidikan: ELS, Nijmegen, Negeri Belanda (1918); Gymnasium Kanisius Kolese dan Gymnasium Rolduc, Negeri Belanda, (1925); Novisiat Serikat Yesus, Negeri Belanda (1925); Kolese Ignatius, Yogya (1928); Studi Jawa di Universitas Leiden, Negeri Belanda (1930); Universitas Leiden, Negeri Belanda (doktor, 1935); Studi teologi, Maastricht, Negeri Belanda (1939): Karier: Ditahbiskan menjadi Imam Katolik di Negeri Belanda (1938); Mengajar di Seminari Menengah, Yogya (1925); Administrator Apostolis, Jakarta (1925); Guru AMS, Yogya (1940); Diinternir Militer Jepang (1943-1945); Diinternir tentara Republik di Pundong (1946); Dosen Fakultas Sastra UGM (sejak 1951) kemudian guru besar. Presiden Joko Widodo atas nama negara memberikan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada dedikasi Zoetmulder, 2015 (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Prof PJ Zoetmoelder, orang Belanda di Indonesia? Seperti disebut di atas, Presiden Joko Widodo atas nama negara memberikan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada dedikasi Zoetmulder, 2015. Siapa saja orang Indonesia menjadi warga negara Belanda? Lalu bagaimana sejarah Prof PJ Zoetmoelder, orang Belanda di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.