*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Ada nama lagu Krontjong Kemajoran. Itu tempo doeloe. Lagu ini dibawakan oleh Miss Netty di bawah label Muziek Vereeniging Jong Java. Namun bukan lagu Krontjong Kemajoran itu yang akan diperhatikan, tetapi tentang sejarah awal Kemayoran dan sejarah musik keroncong di Batavia (kini Jakarta). Tempo doeloe di Kemajoran terdapat tempat pertujukan musik keroncong yang pengunjung harus membayar tiket masuk. .
Ada nama lagu Krontjong Kemajoran. Itu tempo doeloe. Lagu ini dibawakan oleh Miss Netty di bawah label Muziek Vereeniging Jong Java. Namun bukan lagu Krontjong Kemajoran itu yang akan diperhatikan, tetapi tentang sejarah awal Kemayoran dan sejarah musik keroncong di Batavia (kini Jakarta). Tempo doeloe di Kemajoran terdapat tempat pertujukan musik keroncong yang pengunjung harus membayar tiket masuk. .
Lagu
Krontjong Kemajoran direkam oleh Delima Recording dalam gramplaat (piringan
hitam), Lagu ini dinyanyikan oleh Miss Netty atas pesanan Muziek Vereeniging
Jong Java. Kapan tahun beredarnya tidak disebutkan. Namun karena ini dipesan
oleh divisi Jong Java (Muziek Vereeniging) maka maka rekaman ini dibuat antara
tahun 1915 dan 1929 (didirikan dan dibubarkannya Jong Java). Jika dikaitkan
dengan perusahaan rekaman pertama di Batavia (Populair milik Yokintjam di Pasar
Baroe) tahun 1927, maka rekaman ini dibuat sekitar 1927-1929. Lantas siapa itu
Miss Netty? Tentu saja seorang penyanyi dari grup orschest tertentu (boleh jadi
dalam hal ini Delima Orchest). Miss Netty dikenal sebagai seorang penyanyi
(lihat De Indische courant, 09-10-1937).
Tentu saja sejarah Kemayoran sudah pernah ditulis
yang lain. Namun tentu saja masih banyak bolongnya. Sementara itu soal sejarah
keroncong di Batavia tapaknya belum tergali secara mendalam. Dengan meminjam
judul lagu Krontjong Kemajoran artikel ini akan menggali lebih dalam lagi
sejarah Kemajoran dan sejarah keroncong di Batavia. Untuk meningkatkan
pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Kemajooran, 1750 |
Siapa Jozef Benjamin de Buda?
Seorang jurnalis pada tahun 1890 menemui seorang bernama Jozep Benjamin
de Buda di ujung Gang Kemajoran (jalan Gunung Sahari V/jalan Garuda yang
sekarang). Jurnalis tersebut menyajikan laporannya di surat kabar (lihat
Bataviaasch handelsblad, 20-04-1890). Jozep mengaku leluhurnya keturunan Portugis
yang menjadi awal marga mereka de Buda telah mewarisi rumah dan lahan.
Leluhurnya adalah seorang pekerja yang bekerja untuk tuannya. Mantan tuannya memberikan
sebuah rumah yang sebelumnya indah dan dengan sejumlah uang semuanya sebagai
rasa terima kasih atas pelayanannya yang setia dan kepatuhannya.
Bataviaasch handelsblad, 20-04-1890 |
Siapa yang menjadi tuannya de Buda diduga kuat
adalah Majoor Saint Martin. Sebelum kematiannya tahun 1698, Saint Martin tidak
bisa mewarisi propertinya kepada keluarga karena semuanya berada di Eropa.
Alasan inilah diduga Saint Martin mewariskannya kepada pekerjanya de Buda. Ini
tampaknya mirip kisah Cornelis Chastelein yang mewariskan lahannya di (land) Depok
kepada pekerjanya.
Bagaimana Asal Usul Sejarah Keroncong di Batavia?
Sejarah Kemayoran bermula dari keberadaan Majoor
Saint Martin sebagai pemilik land Kemajoran. Keturunan dari pekerja pewaris
properti milik Majoor Saint Martin menyebut lingkungan tinggal mereks sebagai
Kemajoran. Lantas bagaimana asal usul (musik) keroncong di Kemayoran? Para
keturunan pewaris properti Majoor Saint Martin inilah yang meneruskan dan
melestarikan musik keroncong di Kemayoran.
Bataviaasch handelsblad, 20-04-1890 |
Istri Karel
Albert de Buda adalah seorang perempuan yang lengkap. Seperti halnya Karel
Albert de Buda yang memiliki keahlian khusus dalam musik dibanding
saudara-saudaranya, istrinya juga memiliki keahlian khusus dalam memasak dan
membuat roti yang unggul dibandingkan saudara-saudara perempuannya. Masakan dan
roti serta kue-kue buatan Ny. de Buda bahkan sering diorder oleh keluarga
Koningsplein (maksudnya keluarga Gubernur Jenderal). Ny de Buda adalah Chef (koki)
pada jaman sekarang.
Jozep Benjamin de Buda diduga datang ke Batavia
sebagai tawanan perang ketika VOC pada tahun 1641 berhasil mengalahkan Portugis
di Malaka. Tentu saja tidak hanya Jozep Benjamin de Buda yang ditawan di
Batavia. Masih ada keturunan Portugis lainnya. Mereka yang dibawa dari Malaka telah
menikah dengan penduduk setempat (di Batavia) dan telah memiliki keturunan yang
banyak seperti Jozep Benjamin de Buda.
Apakah saya bisa mendapatkan jawaban ? Kapan Saint Martin lahir dan tahun brapa meninggal - lalu kutika saint martin hidup apakah tempat tinggal nya sudah disebut Kemajoran, lalu apakah ada selembar peta lama yang menunjukan itu kemajoran sudah ada sejak abad 18.. Terimakasih
BalasHapus