Rabu, 25 November 2020

Sejarah Singapura (6): Sejarah Johor di Semenanjung Malaya; Riau, Pantai Timur Sumatra (Siak) dan Pantai Barat Borneo

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini

Sebelum eksis Johor, Malaka sudah menjadi kerajaan besar. Kedatangan Portugis menyebabkan Malaka di pantai barat Semenanjung Malaya jatuh tahun 1511 dan kemudian Malaka diduduki oleh orang-orang Portugis. Saat ini kerajaan Aroe di daerah aliran sungai Baroemoen di pantai timur Sumatra masih sangat kuat (lihat Mendes Pinto, 1535). Dalam hal ini kerajaan Aroe head to head dengan kerajaan Atjeh. Lalu, bagaimana dengan Johor di ujung Semenanjung Malaya?

Setelah lebih dari satu abad Portugis begitu digdaya di Malaka, pada tahun 1643 Portugis takluk kepada Belanda (VOC) yang berbasis di Batavia (kini Jakarta). Malaka bukanlah kemenangan pertama orang-orang Belanda terhadap Portugis. Orang-orang Belanda baru muncul di Hindia Timur pada tahun 1597 di bawah pimpinan Cotrnelis de Houtman (dan menjalin kerjasama dengan Bali). Pada tahun 1605 Belanda mengalahkan Portugis di Amboina dan kemudian mengusir Portugis di Timor pada tahun 1612. Dengan modal kekuatan di Amboina, Banda, Timor dan Bali, lalu pusat Belanda di Amboina direlokasi ke muara sungai Tjiliwong dengan membangun Kasteel Batavia pada tahun 1619. Dengan didukung investor besar di Belanda (De Heeren XVII) dibentuk perusahaan raksasa Belanda yang dikenal sebagai VOC yang berpusat di Batavia. Setelah kekuatan VOC di Batavia berhasil menahan serangan (kerajaan) Mataram pada tahun 1629, VOC menjadi tidak terbendung hingga berhasil melakukan aneksasi di Malaka (yang sudah lebih dari satu abad dikuasai Portugis). Lalu pada tahun 1659 VOC mengusir Portugis di Ternate. Tamat sudah Portugis.

Bagaimana sejarah Johor? Berkembang seiring dengan perkembangan VOC. Pada saat puncaknya, karena merasa yakin, Johor memimpin kerajaan-kerajaan tetangga untuk menganeksasi Malaka. Namun sial, VOC bukan tandingan Johor. VOC kemudian menghuku Johor, Lantas apa hubungan Johor dengan pantai timur Sumatra (di Siak) dan pantai barat Borneo di Soecadana? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Johor di Semenanjung Malaya

Tunggu deskripsi lengkapnya

Johor: Pantai Timur Sumatra dan Pantai Barat Borneo

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar