Rabu, 23 Desember 2020

Sejarah Aceh (17): Sejarah Meulaboh, Kota Kuno di Pantai Barat Aceh; Riwayat Perang Aceh dan Pahlawan Nasional Teuku Umar

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini 

Meulaboh adalah nama tempat yang memiliki sejarah panjang di pantai barat Sumatra bagian utara. Nama-nama Meulaboh dapat disejarkan dengan nama-nama kuno seperti Singkil dan Daja pada masa lampau. Kini nama Daja telah hilang tetapi muncul nama Lamno. Kini, Meulaboh lebih dikenal sebagai ibu kota kabupaten Aceh Barat. Singkat kata, Meulaboh bukan nama biasa tetapi nama yang telah memiliki sejarah panjang.

Pada peta-peta Portugis belum banyak nama tempat yang diidentifikasi di pulau Sumatra. Dari yang sedikit yang berada di pantai barat itu diantaranya Labo (kini Meulaboh), Daya, Baros, Batahan atau Bathang (kini Batang Natal) Passaman, Ticoe dan Indrapoera. Salah satu pulau yang sudah diidentifikasi di pantai barat Sumatra adalah pulau Nias. Pada era Belanda (VOC) nama-nama tersebut menjadi pusat transaksi perdagangan yang penting. Dalam perkembangannya Pemerintah VOC membangun pos perdagangan utama yang dilengkapi benteng berada di Singkil, Baros, Natal (Inggris), Air Bangis (Prancis) Pariaman, Padang dan Bengkoelen (Inggris). Kota-kota pantai barat Sumatra ini menjadi satu jalur navigasi pelayaran baik dari Batavia (VOC) maupun dari Calcutta (India-Benggala).  

Bagaimana sejarah panjang Meulaboh? Tentu saja sudah ada yang menulis. Namun seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,, penulisan narasi sejarah tidak pernah berhanti sejauh diteukan fakta dan data baru. Lebih-lebih Meulaboh nama yang sudah sejak lama eksis boleh jadi banyak data yang masih tercecer dan baru ditemukan pada masa ini. Oleh karena itu sejarah Meulaboh harus dimulai dari awal. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Meulaboh

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kota Meulaboh Kota Perjuangan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar