Selasa, 04 Mei 2021

Sejarah Filipina (35): Mengapa Pemisahan Moro di Filipina? Orang Moro dan Tausug (Sulu), Penduduk Asli Sejak Zaman Kuno

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini

Soal (masalah) Moro di Filipina seakan tak pernah selesai, bahkan hingga ini hari. Tentu saja masalah serupa ini tidak hanya di Filipina, bahkan di berbagai negara dunia termasuk di Eropa. Permasalahan (bangsa) Moro di Filipina pada masa ini merujuk pada satu nama (untuk memudahkan identifikasi) yang diikenal sebagai Front Pembebasan Nasional Moro (Moro National Liberation Front=MNLF). Dari nama dari sudut pandang Manila (Filipina) adalah separatis (kelompok penduduk yang ingin memisahkan diri).

Di dalam Wikipedia disebut MNLF adalah sebuah organisasi politik gerakan sekesionis di Filipina yang didirikan pada 1972. Kelompok tersebut awalnya adalah sebuah grup pecahan dari Gerakan Kemerdekaan Muslim. MNLF merupakan salah satu organisasi utama dari golongan separatis Moro selama sekitar dua dekade dari 1970an. Kelompok tersebut berjuang demi kemerdekaan Bangsamoro yang meliputi wilayah Mindanao, Palawan dan Sulu. Pada 1996, MNLF menandatangani sebuah perjanjian damai dengan pemerintah Filipina dengan kesepakatan untuk membuat Kawasan Otonomi Muslim Mindanao, sebuah kawasan yang terdiri dari dua provinsi daratan utama dan tiga provinsi pulau di mana penduduk yang didominasi Muslim menikmati pemerintahan sendiri. Nur Misuari diangkat sebagai gubernur kawasan tersebut namun masa jabatannya berakhir dalam kekerasan ketika ia memimpin pemberontakan yang gagal melawan pemerintah Filipina pada November 2001 dan melarikan diri ke Sabah sebelum dikembalikan ke Filipina oleh otoritas Malaysia. Eksistensi MNLF semakin rumit pada masa kini karena ada yang menyebut kolompok yang ada terhubung dengan ISIS. Terkait dengan Indonesia, beberapa kali pelaut Indonesia disandera.

Lantas bagaimana sejarah Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di Filipina? Seperti disebut di atas, organisasi politik ini sudah dikenal sejak 1972. Namun apa yang menyebabkan munculnya gerakan sekesionis tersebut di Filipina, khususnya wilayah selatan Filipina? Tentu saja itu terkait dengan eksistensi bangsa Moro sendiri yang sudah sejak zaman kuno. Salah satu suku bangsa Moro tersebut adalah Tausug (wilayah Sulu). Bagaimana itu terhubung satu sama lain? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Front Pembebasan Nasional Moro (Moro National Liberation Front=MNLF)

Masalah (bangsa) Moro pada dasarnya bukan hanya masalah Filipina hari ini. Masalah Moro adalah warisan yang diterima pemerintah (Republik Filipina, 1946)  dari Amerika Serikat dan bahkan sejak era Spanyol. Munculnya Front Pembebasan Nasional Moro (Moro National Liberation Front=MNLF) pada masa ini, jelas masalah yang juga belum terselesaikan, bahkan oleh Pemerintah Republik Filipina hari ini.

Masalah (bangsa) Moro di Filipina pada dasarnya seumur dengan masalah pulau Timor bagian timur di Indonesia (kini Timor Leste). Pengaruh Portugis di Hindia Timur diusir oleh pelaut-pelaut Belanda. Orang-orang Portugis kemudian bergeser dari Koepang ke bagian timur pulau. Pulau Timor bagian timur di Indonesia (kini Timor Leste) adalah sisa Portugis di Hindia Timur Belanda (kini Indonesia). Sempat diduki militer Australia sebelum pendudukan Jepang (1942) dan kembali di bawah Portugis pasca Perang Pasifik. Sebagaimana diketahui Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia (1874) dan kemudian memisahkan diri pada tahun 1999 (menjadi negara Republik Timor Leste hingga sekarang). Sementara itu, di masa lampau, orang-orang Moor di Filipina diusir Spanyol dan kemudian (hanya) terkonsentrasi di wilayah selatan (yang kini menjadi Bangsa Moro). Pedagang-pedagang Moro ini terhubung dengan (kesultanan) Ternate (yang juga banyak terdapat orang-orang Moor). Orang Moor adalah pedagang-pedagang beragama Islam asal Afrika Utara seperti Mauritania Maroko dan Tunisia yang menyebar ke hingga ke Hindia Timur setelah Perang Salib di Spanyol. Masalah Moro (Filipina-Spanyol) dari sisi VOC (Belanda) diselesaikan pada tahun 1684. Ini dapat dibaca pada Daghregister 8 Agustus yang menyatakan adanya akta pengalihan land Mindanao dan Edele Compagnie (VOC) oleh radja Candahar (di pulau Mindanao). Dalam hal ini Sangihe dan Mindanao dipisahkan. Sejak itu penduduk Moro di pulau-pulau Filipina menjadi wilayah yursidiksi Spanyol sepenuhnya. Masalah (bangsa) Moro inilah kemudian diwariskan kepada Amerika Serikat dan kemudian diwariskan kepada pemerintah Republik Filipina.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Bangsa Moro: Sejak Era Spanyol

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar