Kamis, 04 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (213): Pahlawan Nasional Asal Angkola Mandailing; Adakah Inisiatif Daerah Tapanuli Bagian Selatan?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Nasional asal Angkola Mandailing (kini Tapanuli Bagian Selatan) dapat dikatakan cukup banyak. Namun tak satu pun yang diusulkan melalui Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (kini terdiri dari berbapa kabupaten yang dikenal sebagai Tapanuli Bagian Selatan). Para pahlawan tersebut diusulkan dari daerah lain. Tentu saja itu baik, karena mengusung nama Indonesia yang menganggapnya sebagai pahlawan sendiri. Dalam bahasa sekarang: Pahlawan Kita, Inspirasiku’.

Persyaratan menjadi Pahlawan Nasional adalah sebagai berikut: (1) Masyarakat mengajukan usulan Calon Pahlawan Nasional yang bersangkutan kepada Bupati/Walikota setempat. Bupati/Walikota mengajukan usulan Calon Pahlawan Nasional yang bersangkutan kepada Gubernur, melalui instansi Sosial Provinsi setempat; (2) Instansi Sosial Provinsi menyerahkan usulan Calon Pahlawan Nasional yang bersangkutan tersebut kepada Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) untuk diadakan penelitian dan pengkajian (melalui Proses seminar, Diskusi maupun Sarasehan); (3) Usulan Calon Pahlawan Nasional yang menurut pertimbangan TP2GD dinilai memenuhi kriteria, kemudian diajukan kepada Gubernur yang akan merekomendasikan kepada Menteri Sosial RI; (4) Menteri Sosial RI Cq. Direktorat Jenderal Pemberdayaan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan/Direktorat kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial mengadakan verifikasi kelengkapan administrasi; (5) Usulan calon Pahlawan Nasional yang telah memenuhi persyaratan administrasi kemudian diusulkan kepada Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) untuk dilakukan penelitian, pengkajian dan pembahasan; (6) Usulan Calon Pahlawan Nasional yang menurut pertimbangan TP2GP dinilai memenuhi kriteria, kemudian oleh Menteri Sosial RI diajukan kepada Presiden RI melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan guna mendapatkan persetujuan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional sekaligus Tanda Kehormatan lainnya; (7) Usulan Calon Pahlawan Nasional yang tidak memenuhi persyaratan dapat diusulkan kembali 1 (satu) kali dan dapat diusulkan kembali minimal 2 (dua) tahun kemudian terhitung mulai tanggal penolakan, sedangkan usulan Calon-Pahlawan Nasional yang ditunda dapat diusulkan kembali dengan melengkapi persyaratan yang diminta dan diajukan kembali kepada Menteri; (8) Upacara penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dilaksanakan oleh Presiden RI menjelang Peringatan Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.

Lantas bagaimana sejarah para pahlawan asal Angkola Mandailing? Seperti disebut di atas, para pahlawan Indonesia asal Angkola Mandailing telah diusulkan dari daerah lain. Bagaimana inisitif masyaralat dan Pemerintah Daerah di Tapanuli Bagian Selatan dalam mengusulkan Pahlawan Nasional, apakah berasal dari daerah sendiri atau daerah lain? Namun yang kini yang perlu menjadi prioritas adalah Pahlawan Nasional asal daerah sendiri dulu karena belum pernah melalui pemerintah daerah mengusulkan. Lalu bagaimana sejarah para pahlawan Indonesia asal Angkola Mandailing? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Nasional Asal Angkola Mandailing

Berdasarkan Direktorat K2KRS (Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial) Kementerian Sosial RI daftar Pahlawan Nasional disarikan berdasarkan nama menurut tanggal penabalan, asal (provinsi), lahir dan meninggal dimana pada tahun berapa dan tempat dimakamkan. Dalam hal ini dengan sendirinya, yang disebut Pahlawan Nasional adalah pahlawan Indonesia berasal dari daerah (provinsi) mana. Seperti disebut di atas, masyarakat yang mengusulkan Pahlawan Nasional melalui pemerintah kabupaten/kota, menjadi asal (daerah administratif) dari Pahlawan Nasional tersebut. Tidak mempersoalkan asal-usulnya dalam artian semangat Indonesia. Tan Malaka yang asal usul dari Minangkabau diusulkan oleh provinsi Sumatra Utara dan Lafran Pane asal-usul Angkola Mandailing diusulkan oleh  provinsi DIY (Yogyakarta).

Pahlawan Nasional asal Angkola Mandailing, selain Lafran Pane dari DIY adalah Abdoel Haris Nasution, Adam Malik, KH Zainul Arifin Pohan dan SM Amin Nasution dari Sumatra Utara dan Tuanku Tambusai dari Riau. Yang sedang proses pengusulan saat ini adalah Gele Haroen Nasution dari Lampung. Pahlawan Nasional dari Sumatra Utara sendiri berdasarkan data tahun 2021 sebanyak 12 orang. Jumlah terbanyak berasal dari (provinsi) Jawa Tengah sebanyak 30 orang yang disusul Jawa Timur 26 orang plus satu orang berbagi dengan Bali. Ada sembilan provinsi yang masing-masing satu orang dan tiga provinsi lagi masih belum mengusulkan.

Dari distribusi daftar Pahlawan Nasional hingga saat ini masih ada tiga provinsi yang belum mengusulkan Pahlawan Nasional yakni  Sulawesi Tengah, Kalimantabn Utara dan Kalimantan Timur. Lantas mengapa tidak ada usulan dari tiga provinsi ini apakah yang berasal dari daerah sendiri atau berasal dari daerah lain. Okelah mungkin ada hambatan/halangan dari daerah lain, tetapi apakah tidak ada pahlawan Indonesia yang berasal dari daerah tersebut? Tentu saja ada. Sebab, setiap wilayah di Indonesia sejak masa lampau memiliki pahlawannya sendiri.

Wilayah Kalimantan Timur dan wilayah Sulawesi Tengah adalah termasuk wilayah yang sudah tua dalam sejarah. Sejarah pemerintahan di Kalimantan Timur (termasuk Kalimantan Utara yang sekarang) pemerintahan sudah terbentuk sejak 1850 dan di Sulawesi Tengah sudah terbentuk sejak 1895. Sultan Kutai banyak berperan dalam pembangunan wilayah dan juga berperan penting dalam menormalisasi para pangeran keluarga Pangeran Antasari (setelah wafat). Sedangkan di Sulawesi Tengah terdapat patriot yang secara politis menentang kehadiran pemerintah Hindia Belanda, yakni pejuang To Napu bernama Uma I Soli.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bagaimana Inisiatif Daerah Tapanuli Bagian Selatan?

Orang Angkola Mandailing (kabupaten Tapanuli Selatan) banyak yang ditabalkan menjadi Pahlawan Nasional. Kabupaten yang telah dimekarkan menjadi lima kabupaten/kota (yang disebut Tapanuli Bagian Selatan) hingga sejauh ini belum ada satu pun Pahlawan Nasional yang diusulkan dari daerah itu. Semua Pahlawan Nasional dari daerah tersebut diusulkan oleh daerah kabupaten/kota lain. Lafran Pane kelahiran Kota Padang Sidempoean diusulkan dari wilayan (provinsi) DI Yogyakarta. Abdoel Haris Nasution dan Adam Malik diusulkan dari Kota Medan. Lantas apakah tidak ada lagi pahlawan Indonesia yang layak diusulkan sebagai Pahlawan Nasional yang berasal dari Tapanuli Bagian Selatan (Angkola Mandailing)? Tentu saja masih banyak.

Sati Nasution alias Willem Iskander adalah pribumi pertama studi ke Belanda yang mendirikan sekolah guru di Tanobato (afdeeling Angkola Mandailing) pada tahun 1862. Sekolah guru ini yang terbaik di masanya di seluruh Hindia Belanda. Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda pribumi pertama yang memiliki surat kabar dan pendiri organisasi kebangsaan pribumi (Indonesia) yang pertama tahun 1900 di Padang yang diberi nama Medan Perdamaian (Boedi Oetomo baru didirikan pada tahun 1908). Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan pendiri organisasi mahasiswa pertama di Belanda tahun 1908 yang diberi nama Indische Vereeniging (kelak pada tahun 1924 Mohamad Hatta dkk mengubah namnanya menjadi Perhimpoenan Indonesia). Parada Harahap mantan pemilik surat kabar di Padang Sidempoean Sinar Merdeka yang di Batavia menginisiasi pembentukan supra organisasi kebangsaan Indonesia tahun 1927 yang diberi nama PPPKI (juga menjadi anggota BPUPKI 1945); Sanusi Pane, penasehat kebudayaan Ir Soekarno; Masdoelhak Nasution, penasehat hukum Mohamad Hatta dan Soekarno yang dibnnuh Belanda/NICA tahun 1948 di Djogjakarta. Mr Abdoel Abbas Siregar (anggota PPKI) yang mengkoordinasikan dewan konstituante di seluruh Sumatra. Tentu saja dalam daftar ini masih banyak seperti Mochtar Lubis (pendiri surat kabar Indonesia Raya di Jakarta), Sakti Alamsjah Siregar (penyiar radio dan pendiri surat kabar Pikiran Rakyat Bandoeng); Radjamin Nasution (wali kota pertama Kota Surabaya); Abdoel Hakim Nasution (wali kota pertama Kota Padang). Tentu saja Amir Sjarifoeddin Harahap (tiga pendiri bangsa: Soekarno, Hatta dan Amir), Mr Arifin Harahap (menteri dalam tujuh kabinet berbeda); Abdoel Hakim Harahap (gubernur pertama Sumatra Utara), Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia (Menteri Pendidikan RI kedua dan delegasi pertama Indonesia ke sidang umum PBB di New York, 1949). Semua yang disebut tersebut berkaliber nasional (belum termasuk yang berkaliber daerah di Sumatra Utara).

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar