Rabu, 25 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (611): Malaka, Pernah Jadi Bagian Hindia Belanda; Tukar Guling Antara Bengkulu vs Malaka (1824)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ada Kota Malaka di Semenanjung (Malaysia). Kota kuno sejak zaman lampau. Di Indonesia juag ada nama Malak, yakni Kabupaten Malaka di pulau Timor provinsi NTT dan nama tempat di Jakarta (Roa Malaka). Mengapa bisa begitu. Yang jelas Malaka di Semenanung pernah menjadi bagian dari Indonesia (baca: VOC dan Pemerintah Hindia Belanda) antara tahun 1641 hingga tahun 1824 (183 tahun).

Melaka sering pula dieja Malaka merupakan salah satu negara bagian di Malaysia. Pada tahun 2008, Melaka dinyatakan oleh UNESCO sebagai Bandar Warisan Dunia (World Heritage). Walaupun merupakan negeri pertama mendirikan kesultanan Melayu, Melaka kini tidak mempunyai seorang sultan, sebaliknya negeri ini diketuai oleh seorang Tuan Yang Terutama (TYT) Negeri. Berbagai adat etnis dan tradisi bercampur dengan sempurna di Melaka. Kehidupan aman rakyat Melaka bersumber dari kehidupan berbagai kaum yang telah melahirkan orang-orang Melayu, Cina, India, Baba dan Nyonya, Portugis, Chitty dan Eurasia. Di antara budaya Melaka yang unik adalah Dondang Sayang yang diakui oleh UNESCO. Dondang Sayang adalah seni Melayu tradisional yang masih dipraktekkan di Melaka oleh empat komunitas: masyarakat Melayu, Baba Nyonya, Chitty dan Portugis. Praktik ini menggabungkan unsur-unsur musik (biola, gong dan tamborin atau tambor), lagu dan dikir, fitur-fitur puisi merdu yang indah. Juga dikenal sebagai balada cinta, lagu-lagu yang digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan perasaan kasih sayang dan memberi saran tentang topik-topik khusus seperti kasih sayang dan kebaikan. Kesultanan Melaka atau Kesultanan Malaka adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Melaka, Malaysia. Kerajaan ini didirikan oleh Parameswara, kemudian mencapai puncak kejayaan pada abad ke 15 dengan menguasai jalur pelayaran Selat Melaka, sebelum ditaklukan oleh melaka tahun 1511. Kejatuhan Malaka ini menjadi pintu masuknya kolonialisasi Eropa di kawasan Nusantara. Kerajaan ini tidak meninggalkan bukti arkeologis yang cukup untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah, tetapi keberadaan kerajaan ini dapat diketahui melalui dan k. Dari perbandingan dua sumber ini masih menimbulkan kerumitan akan sejarah awal Malaka terutama hubungannya dengan perkembangan agama Islam di Malaka serta rentang waktu dari pemerintahan masing-masing raja Malaka.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Malaka di Semenanjung? Seperti disebut di atas, Malaka pernah menjadi bagian dari Hindia Belanda (baca: Indonesia). Namun sejarah ini jarang dinarasikan. Lalu bagaimana sejarah Malaka di Semenanjung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sejarah Malaka: Pernah Bagian Hindia Belanda Sejak Era VOC

Tidak ada wilayah penguasaan Inggris yang direbut oleh Belanda. Sebaliknya sangat banyak wilayah penguasaan Belanda yang direbut oleh Inggris. Sesama Eropa bersaing di Asia hingga Pasifik, Inggris adalah ‘parampok’ bagi orang-orang Belanda. Persaingan diantara mereka inilah yang pada akhirnya terbentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan negara federasi Malaysia,

Diantara Belanda dan Inggris, jauh di masa lampau, ketika pelaut-pelaut Inggris belum keluar kandang, yang bersaingan di wilayah Nusantara adalah Portugis, Spanyol dan Belanda. Belanda, sipendatang baru, sejak ekspedisi Belanda pertama yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman (1595-1597), persiangan dimulai di Banten. Portugis yang bercikol di Banten, membuat Belanda tersingkir ke Bali. Sejak tewasnya Cornelis de Houtman di Atjeh dalam ekspedisi kedua Cornelis de Joutman (1598-1599), pada tahun 1605 satu skuadron Belanda yang dipimpin Admiral van Hagen dari Belanda berangkat ke Maluku dan menaklukkan Portugis di Ambon. Sejak itu Portugis bergeser ke Ternate (tertapi Portugis bentrok dengan Spanyol)..Pada tahun 1605 ini Belanda menjadikan Ambon sebagai pusat pos perdaganagn dimana guberrnu pertama adalah Frederik de Houtman (adik Cornelis de Houtman). Armana Belanda yang semakin kuat, untuk meratakan jalan antara Banten dan Ambon, Belanda menyerang Portugis di Solor dan Koepang tahun 1612. Orang-orang Portugis menyingkir ke bagian timur pulau Timor (kini Timor Leste). Pada tahun 1619 Belanda memindahkan pos utama dari Ambon ke Batavia (VOC).     

Sebelum terjadi persaiangan Inggris vs Belanda, persaingan yang ada adalah antara Belanda dan Portugis. Pada tahun 1641 Belanda (VOC) yang berpusat di Batavia dengan pasukan pribumi menyerang Malaka. Orang-orang Portugis hengkan ke Kamboja, tetapi terius dikejar hingga memusat di Macao. Tamat sudah Portugis (hanya tersisa di Timor bagian timur dan di Makao). Sejak 1641 ini Belanda/VOC sangat digdaya. VOC telah menguasai seluruh wilayah Nusantara minus sisa penguasaan Portugis dan Spanyol.

VOC/Belanda melihat Spanyol menjadi pengganggu. Lalu VOC/Belanda menyerang Spanyol di Ternate dan di Manado. Pada tahun 1657 wilayah Manado menjadi berada di bawah kekuasaan Belanda (orang-orang Spanyol bergeser dan memusat ke Filipina). Pada tahun 1642 ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Abel Tasman menyisir seluruh wilayah Australia dan Pasifik bagian barat. Wilayah penguasaan Belanda begitu luas dari Jazirah Arab, Afrika Selatan hingga ke Pasifik di timur dan hingga Kamboja di utara.

VOC/Belanda menikmati wilayah yang luas ini sebagai sumber perdagangan yang memperkuat keuangan VOC semakin kuat.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Malaka: Tukar Guling Antara Bengkulu dan Malaka 1824

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar