Rabu, 08 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (639): Nama Indonesia di Malaysia, Malayonesia; Indien Archipel Indian Archipelago MalayArchipel

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Nama Malayonesia muncul satu dasawarsa yang lalu di Malaysia. Nama ini sebenarnya adalah nama lama, Malayunesia yang diperkenalkan George Samuel Windsor Earl pada tahun 1850. Malayunesia dimaksudkan untuk menggantikan Indien Archipel (Belanda) dan Indian Archiepelago (Inggris). Namun Earl juga memeperkenalkan nama lain Indunesia. Rekannya, James Richardson Logan tampknya tidak puas dengan nama Indunesia lalu diubah dengan nama Indonesia. Logan secara konsisten menggunakannya.,  

Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah jurnal Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia yang dikelola oleh James Richardson Logan. Kemudian pada tahun 1849George Samuel Windsor Earl bergabug. Dalam volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations yang mana Earl menegaskan sudah saatnya Kepulauan Hindia untuk memiliki nama khas, sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: "... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"". Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu. Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia. Dalam volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago yang menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, sebab istilah Indian Archipelago terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia..Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia): Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. (Wikipedia).  

Lantas bagaimana sejarah Malayonesia, nama Indonesia di Malaysia? Seperti disebut di atas, nama Malayonesia belum lama diperkenalkan di Malaysia, tetapi nama Melayunesia untuk menyebut nama Indonesia sudah eksis sejak 1850. Lalu bagaimana sejarah Malayonesia, nama Indonesia di Malaysia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Malayonesia, Nama Indonesia di Malaysia: Indien Archipel dan Indian Archipelago

Sesungguhnya nama Malayonesia tidak ditemukan dalam sejarah, dalam arti substansial. Tidak ditemukan nama Malayonesia dalam catatan sejarah. Sejauh ini hanya satu tulisan yang menulis salah Malajoenesia dengan Malayonesia, yakni seorang Jerman B. von Wüllerstorf-Urbair pada tahun 1868 (lihat buku/laporan perjalanannya berjudul Reise der österreichischen Fregatte Novara um die Erde in den Jahren 1857, 1858, 1859 unter den Befehlen des Commodore B. von Wüllerstorf-Urbair). Tampaknya von Wüllerstorf-Urbair keliru menyalin nama dari tulisan/teks Belanda Malajoenesia. Dalam hal ini diduga Maloyonesia merujuk pada Malajo-e-nesia.

Wilayah Nusantara oleh orang Eropa disebut Indian Oriental (Portugis). Oost Indien (Belanda) dan East India (Inggris). Pada era VOC/Belanda, nama Oost Indien (Hindia Timur) yang kerap digunakan. Ketika VOC dinyatakan bangkrut tahun 1799, pemerintah (kerajaan) Belanda mengakuisisi Hindia Timur dengan membentuk Pemerintah Hindia Belanda (Nederlandsch Indie). Namun tidak lama kemudian, Inggris yang berkedudukan di Bengkulu  menduduki Jawa 1811 (Pemerintah Hindia Belanda digantikan Inggris). Pendudukan ini tidak lama dan berakhir 1816. Sejak Inggris kehilangan Hindia Belanda (dikembalikan kepada kerajaan Belanda), saat finishing buku The History of Java, Thomas Stamford Raffles memunculkan gagasan penamaan nama Nusantara (semua wilayah yurisdiksi Portugis di Timor, Spanyol di Filipna, Belanda di Hindia Belanda, Inggris di Bengkulu dan Penang) dengan nama Polynesian Hither untuk membedakan dengan Further Polynesians. Namun usulan Raffles ini tidak berkembang hingga muncul nama George Samuel Windsor Earl (1950) dengan nama Indunesia (Belanda: Indoenesia) atau Malayunesia (Belanda: Malajoenesia). Nama Malayunesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda inilah yang dikutif seorang penjelajah Jerman B. von Wüllerstorf-Urbair.

Sebelum muncul nama Malajoenesia atau Indoenesia, sudah eksis nama Nusantara oleh orang-orang Belanda dengan nama Indien Archipel (Kepulauan Hindia). Lalu kemudian, orang-orang Inggris menyalinnya dalam bahasa Inggris sebagai Indian Archipelago. Nama Indien Archipel atau Indian Archipelago yang ingin dikoreksi oleh Earl dengan nama baru Indunesia (Indoenesia) atau Malayunesia (Malajoenesia).

Dalam perkembangannya Earl lebih menyukai nama Malayunesia (Malajoenesia). Sebab menurutnya Indunesia (Indoenesia) juga terkesan merujuk pada Ceylon, Maladewa/Maldives. Oleh karena itu nama Indunesia (Indoenesia) terpinggirkan. Akan tetapi, sebaliknya James Richardson Logan lebih memilih Indunesia (Indoenesai( tetapi untuk lebih spesifik, menghindari munculnya persoalan yang ditinggalkan Earl, Logan dengan mengganti huruf u menjadi o sehingga mengusulkan nama Indonesia lebih sesuai (bahkan dari Malayunesia dari Earl). Menurut Logan Indo dengan tambahan nesia yang merujuk dari bahasa Yunani nesos=pulau-pulau, yang juga menurut Logan akan lebih sesuai dengan orang Hindia yang telah memiliki bahasa sendiri yang mirip nesos atau nesia dengan noesa=pulau. .Dalam hal ini sesungguhnya Indonesia versi Logan merujukan pada nama yang umum sejak lama diantara orang-orang Belanda Indien Archipel (Inggris: Indian Archipelago). Surat kabar De Indische courant, 11-03-1927.

Lalu bagaimana dengan Malayonesia? Tidak muncul, karena pellnacong Jerman melakukan kesalahan penulisan dalam bahasa Jerman. Lantas bagaimana dengan Malayunesia sendiri? Juga tidak berkembang. Yang terus bergulir adalah nama Indonesia. Namun persoalannya tidak lalu berhenti hingga munculnya nama Alfred Russel Wallace (1869).

Nama Indien Archipel terus eksis yang juga nama Inggrisnya Indian Archipelago juga tetap eksis. Bahkan nama jurnal orang-orang Inggris di Singapoera menggunakan nama jurnalnya dengan nama Indian Asrhipelago (jurnal dimana nama tersebut, Indunesia/Indoenesia dan Malayunesia/Malajoenesia oleh Earl di satu sisi dan Indunesia dan Indonesia oleh Logan di sisi lain, dibahas). Alfred Russel Wallace memperkenalkan nama Malay Archipelago sebagai nama lain Indian Archipelago atau Indien Archipel.

Nama Indonesia sejal Logan (1850) terus eksis meski orang Belanda lebih terbiasa dengan nama Nederlandsch Indie (Hindia Belanda). Namun uniknya yang mempertahankan nama Indonesia adalah penulis-penulis Jerman dan Prancis, sementara penulis-penulis Inggris lebih terbiasa dengan Malay Archipelago (dari Wallace) untuk nama lain Hindia Belanda (Nederladsch Indie). Nama yang mirip dengan Nederladsch Indie untuk orang Inggris merujuk pada nama India sebagai British India. Lalu pada tahun 1927 muncul polemik dengan asal-usul nama Indonesia diantara orang-orang Belanda. Dalam konteks inilah lalu jurnal lama ditemukan Indian Archipelagi edisi 1850 dimana nama Indonesia diusulkan oleh James Richard Logan.

Pengadopsian nama Indonesia diantara orang-orang pribumi Hindia Belanda bermula diantara mahasiswa-mahasiswa pribumi asal Hindia Belanda di Belanda tahun 1917 dalam Kongres Hindia (Indisch Congres) yang diketuai oleh HJ van Mook. Mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam Indische Vereeniging yang iikut berkongres menginisiasi untuk penyebutan diri sebagai Indonesie (Orang Indonesia) dari nama Indonesia. Pada tahun berikutnya 1918 nama Indisch Congres telah diubah menjadi Indonesia Congres. Nama Indonesia inilah yang kemudian diadopsi di Hindia oleh banyak organisasi-organisasi pribumi hingga nama Indonesia mulai menyyita perhatian orang-orang Belanda pasca Kongres Pemuda 1926 di Batavia. Sementara itu di Belanda pada saat pengurusan Dr Soetomo nama Indische Vereeniging diubah pada tahun 1921 dengan nama Indonesiasch Vereeniging yang kemudian pada pengurusan Mohamad Hatta 1925 namanya dipertegas dengan nama Perhimpoenan Indonesia dengan organnya juga namanya diubah dari majalah Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka.

Lalu bagaimana reaksi pemerintah dengan semakin maraknya penggunaan nama Indonesia? Tampaknya tidak masalah, meski nama Indonesia adalah nama resmi dinatara orang-orang Indonesia, tetapi bagi pemerintah nama resmi yang ada adalah Nederladsch Indie (Hindia Belanda). Sebagaimana diketahui Ir Soekarno dkk pada akhir tahun 1927 di Bandoeng mendirikan organisasi kebangsaan yang baru yang diberi nama Perhimpoenan Nasional Indonesia (PNI) lalu kemudian diikuti dengan pembentukan federasi organisasi kebangsaan yang diberi nama Permofakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaa Indonesia (PPPKI). Lalu pada tahun 1928 diadakan Kongres PPPKI yang sebelan kemudian diadakan Kongres Pemuda (yang kedua). Hasil keputusang Kongres Pemuda adalah satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa: Indonesia.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Malayonesia, Nama Indonesia di Malaysia: Malay Archipelago

Pada masa kini muncul nama Malaonesia di Malaysia. Seperti disebut di atas, nama Malayonesia di Malaysia baru dibangkitkan kembali satu dasa warsa yang lalu. Nama Malayonesia sudah pernah muncul pada tahun 1869 namun itu penulisan nama yang salah dari Malayunesia atau Malajoenesia. Lantas mengapa Malayonesia yang dipilih masa kini, bnkan Melayunesia?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar