Selasa, 10 Januari 2023

Sejarah Surakarta (28): Telekomunikasi di Surakarta, Sejak Telegraf, Telepon, Radio; Pedalaman Terisolasi Jadi Terkoneksi Cepat


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini  

Pada era teknologi informasi yang sekarang (berbasis computer/internet), semua orang menjadi terhubung. Ini menjadi puncak terakhir dalam perjalanan sejarah telekomunikasi. Pada era Pemerintah Hindia Belanda cara berkomunikasi melakukan lompatan dengan pengoperasian penggunaan telegraf termasuk di Soerakarta. Sejak itu teknologi komunikasi terus berkembang menjadi teknologi radio dan telepon hingga teknologi internet yang sekarang.   


Agresi Militer II dilancarkan Belanda ke Kota Surakarta/Solo, Jawa Tengah, pada Desember 1948. Kota Solo kala itu menjadi basis pertahanan militer Indonesia yang sementara beribu kota di Yogyakarta. Belanda baru memasuki Kota Solo (beberapa sumber menyebutkan masuk Klaten) pada pagi pukul 09.00 tanggal 21 Desember 1948. Kolonel A.H. Nasution, yang ditugaskan Jenderal Sudirman untuk mengerahkan TNI dan Tentara Pelajar, kemudian memunculkan siasat bumi hangus Kota Solo untuk memperlambat gerak musuh. Tentara Belanda pun baru bisa memasuki Solo setelah dua hari seusai mencari jalan masuk yang lebih aman. Segala bangunan umum dan militer pun banyak yang hancur akibat taktik itu, salah satunya Kantor Telepon Otomat Solo. Jauh setelah masa perang revolusi atau beberapa tahun setelah Indonesia meraih kedaulatan dari Belanda, Kota Solo berbenah. Kantor Telepon Otomat yang sebelumnya terkena taktik bumi hangus kembali dibangun dan diresmikan pada 21 Desember 1957 atau 9 tahun setelah Belanda menyerang kota tersebut. Star Weekly keluaran 28 Desember 1957 menyebut, sebelum bangunan ini diresmikan kembali ada 450 pelanggan yang berlangganan jejaring telepon di Kota Solo. Namun, setelah peresmian gedung baru, jumlah pelanggan melonjak hingga 3 ribu sambungan. Dilihat dari bentuk struktur bangunannya, Kantor Telepon Otomat ini sepertinya menjadi kantor perusahaan BUMN, Telkom Indonesia, yang letaknya di Jl. Mayor Kusmanto (https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/)

Lantas bagaimana sejarah telekomunikasi di Surakarta, sejak telegraf hingga telepon dan radio? Seperti disebut di atas, sejarah telekomonikasi telah mengalami lompatan pada era Pemerintah Hindia Belanda dengan pengoperasian telekomunkasi telegraf. Lalu bagaimana sejarah telekomunikasi di Surakarta, sejak telegraf hingga telepon dan radio? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Telekomunikasi di Surakarta, Telegraf hingga Telepon dan Radio; Pedalaman Terisolasi, Jadi Terkoneksi Cepat 

Kapan pengoperasian telekomunikasi telegraf dimulai di Soerakarta? Kita harus mulai dari awal pengoperasian telegrafi di Batavia, karena di Batavia semuanya nyaris bermula. Akan tetapi, sebelum gagasan pembangunan telegraf di Batavia terealisasikan, gagasan awal justru terkait dengan awal gagasan pembangunan (jalur) kereta api. Pada fase ini di Hindia Belanda belum ada ruas kereta api yang dibangun.


Arnhemsche courant, 26-08-1852: ‘Spoorwegen en telegrafen voor Indie’. Telah lama terbelakang, seperti di banyak tempat lainnya, dalam pembentukan alat komunikasi yang dipercepat yang mengagumkan, kereta api dan telegraf listrik, yang dalam beberapa tahun membawa revolusi total: dalam hubungan internasional dan hubungan negara-negara dan rakyat Eropa telah terbukti, dan dalam hal ini, karena perkembangan dan perluasan yang sangat besar akan mampu dilakukan…di wilayah India Inggris, pembangunan jalur kereta api dan telegraf telah dimulai, dan ini pasti menjadi satu alasan lagi bagi kami untuk lebih mengamankan dan memperkuat kekuatan kita di Hindia dengan cara ini. Gagasan kereta api dan telegraf di Hindia Belanda, yang beberapa tahun lalu akan diproklamirkan dan dikutuk sebagai "ilusi", yang terbesar dari semua dosa fana revolusioner, seperti yang diketahui, kini menduduki bahkan pikiran Hindia, dan ini saja sudah merupakan bukti yang menggembirakan atas kemajuan semangat usaha di sana. ditulis tentang hal ini untuk: "Berkenaan dengan komunikasi dengan pedalaman, sudah jelas perbaikan tak terhitung apa yang akan dibuat dalam kemakmuran Jawa Tengah dengan pembangunan rel kereta api dari Semarang ke tempat tinggal pedalaman". Jika jalan uap dari sini melalui Ambarawa ke Magelang dan Djokdjokarta ke Banjoemas dibangun dengan satu tangan ke Residentie Soerakarta..Untuk mendukung perkataan tersebut, dapat dikutip bahwa pada akhir tahun 1848 dan awal tahun 1849 harga beras di Samarang adalah f25 pada saat itu sangat langka, sedangkan harga di Banjoemas hanya f3 per pikol, semua itu terjadi karena kondisi yang memprihatinkan. jalan angkut yang menjadi penyebab pengangkutan dengan hewan pengangkut atau gerobak… Bagi Samarang, pembangunan rel kereta api ke Residentie Soerakarta akan menghasilkan keuntungan yang nyata pada produk, terutama kopi dan gula, yang hingga kini diangkut ke Soerabaya melalui sungai Solo. Tetapi karena sungai itu tidak dapat dilayari kecuali pada musim barat, itupun dengan bahaya kerusakan, para pemilik gula antara lain terpaksa memarkir hasil produksinya kadang-kadang sampai enam bulan tanpa bunga, menunggu air yang cukup dari sungai. akibatnya gula hampir tidak pernah sampai ke pasar dalam keadaan kering; tak jarang sampan utuh dengan hasil produksinya hilang di sungai itu. Kami menganggap pembangunan rel kereta api layak dilakukan; tetapi selama hasil dari Jawa akan digunakan secara eksklusif untuk kepentingan Belanda, pendirian seperti itu penting sarana komunikasi".

Mengapa pengoperasian telegraf terintegrasi dengan pengoperasian kereta api? Tentu saja di laut, kapal-kapal sejak zaman kuno cukup memerlukan pandangan mata atau dengan penggunaan teropong; pesawat terbang pada saat ini belum ada, mobil yang sudah mulai diproduksi massal cukup dengan kepiawaian supir dalam mengendalikan mobilnya. Terutama di Eropa/Amerika kareta api di dalam kota (tram) sudah menggunakan jalur ganda, tetapi jalur kereta api jarak jauh (long distance) umumnya menggunakan jalur tunggal. Oleh karena lalu lintas kereta api yang cenderung meningkat intensitasnya, penerapan penggunaan komunikasi telegraf sangat efektif untuk pengaturan pemberangkatan yang pada gilirannya mencegah kemungkinan kecelakaan (tabrakan).


Di Hindia Belanda, belum ada penggunaan kereta api untuk umum (penumpang dan barang) bahkan untuk penggunaan usaha pertambangan sekalipun. Gagasan penerapan telegraf dalam rencana pembangunan kereta api sangat masuk akal. Gagasan pembangunan kereta api sendiri di Hindia Belanda sudah muncul pada tahun 1840an. Integrasi telegraf dengan kereta api di India Inggris yang belum lama ini, tentu saja saling memperkuat antara gagasan pembangunaan kereta api di satu pihak dan penerapan telegraf di pihak lain. Lantas kapan pembangunan kereta api di Hindia Belanda mulai dioperasikan?

Hingga tahun 1854 realisasi pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda belum terwujud. Meski demikian, usaha-usaha ke arah itu terus didesak oleh berbagai pihak. Persoalannya masih berkutat dalam hal soal konsesinya. Terlepas soal kereta api. lalu kapan pengoperasian telegraf di Hindia Belanda? Yang jelas pada akhir tahun 1854 ini dengan keberadaan telegraf di Caculta, para koresponden surat kabar mengirimkan berita dari Hindia Belanda ke Belanda sudah ada yang berinisiatif melalui telegraaf di Calcutta dengan berita-berita hot news seperti harga komoditas dan berita keberangkatan kapal terutama di Batavia. Dengan demikian telah memotong waktu separuhnya.


Disebutkan Inggris membuat telegraf listrik antara Calcutta dan London untuk menerima dalam beberapa menit berita dari India Timur, yang mana selama ini lewat pos harus menunggu selama enam minggu. Jaringan telegraf Calcutta ini akan diperluas melalui Cina ke Jepang, Pasifik, Kepulauan Sandwich hingga California. Penggunaan teknologi telegraf (listrik) tampaknya mulai didambakan di Hindia Belanda khususnya di Batavia. Sementara Inggris akan membanguna jaringan telegraaf antara London dan Calcutta, Inggris juga sedang mensurvei pembangunan jaringan telegraaf antara Calcutta dengan ibukota Burma di Ranggon (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 13-09-1854). Satu yang penting lainnya adalah Amerika juga akan membangunan jaringan telegraaf antara Amerika dan Eropa (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 16-09-1854). Disebutkan perusahaan Amerika telah tiba untuk meminta izin kepada pemerintah Denmark untuk membangun telegraf kapal selam antara Amerika dan Eropa melalui Islandia dan Denmark. Semua biaya akan ditanggung oleh perusahaan. Di Australia sudah dioperasikan telegraaf (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 27-09-1854). Tidak diketahui permulaannya sejak kapan, tetapi di dalam berita disebut Melbourne juga memiliki telegraf ke Williamstown, sebuah kota di teluk Hobsons. Di India juga marak pengembangan jaringan telegraaf (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-10-1854). Disebutkan pembangunan rel kereta api dan pembangunan telegraf listrik yang menghubungkan Calcutta dengan Delhi, Agra dan Bombay. Dari Australia disebutkan telegraf antara Geelong dan Melbourne sekarang beroperasi (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 24-01-1855).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pedalaman Terisolasi, Jadi Terkoneksi Cepat: Telekomunikasi sejak Pemerintah Hindia Belanda hingga Pemerintah Republik Indonesia

Sementara di wilayah-wilayah otoritas Inggris pengoperasian telegraf sudah berjalan dan bahkan terintegrasi dengan telegraf jarak jauh, di Hindia Belanda sendiri tampaknya masih sepi sendiri. Lantas kapan pengoperasian telegraf di Hindia Belanda, khususnya di di Jawa terlaksana? Yang jelas jaringan telegraf sudah mencapai Singapoera. Sedangkan di selatan Hindia Belanda di Australia sudah semakin luas pengoperasian telegraf. Wilayah Hindia Belanda, meski terkesan terisolasi dari jaringan komunikasi cepat secara internasional melalui telegraf, posisinya juga penting karena antara Singapoera dan Australia tidak akan terkoneksi jika jaringan di Hindia Belanda belum terlaksana. Boleh jadi karena situasi dan kondisi yang mendesak, baik desakan internal maupun desakan eksternal, akhirnya permulaan pengoperasian telegraf terwujud pada tahun 1856.


Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-10-1856: ‘Batavia. Kami membaca di Javasche Courant hari ini bahwa Telegraf Elektro Magnetik antara Batavia dan Buitenzorg telah siap, dan pesan pertama kepada Yang Mulia Gubernur Jenderal telah dikirimkan pada tanggal 23 tersebut, yang terjadi dalam waktu empat menit. Kami dengan sepenuh hati menyambut acara penting ini untuk koloni. Ini harus menjadi kepuasan nyata bagi Gubernur Jenderal, yang seperti yang kita pahami, bahkan belum satu setengah tahun yang lalu, dalam jabatannya sebagai Menteri Koloni, mengusulkan kepada Raja untuk mendirikan Telegraf Elektromagnetik di Jawa, dalam waktu satu bulan. selang waktu yang relatif singkat, bahkan untuk menerima pesan pertama yang dikirimkan dengan telegraaf. Sesuai dengan izin yang diberikan oleh Raja atas usul Menteri Pahud, jika kita mengetahui dengan baik, jalur telegraf yang sebagian sudah siap. diperluas lagi ke Samarang dan Soerabaya, dengan stasiun-stasiun di tempat-tempat perantara utama, dan kemudian juga dihubungkan dengan titik-titik lain, seperti Anjelir, Cheribon, Pekalongan, Rembang dan Banjoewangie, sehingga seolah-olah ada komunitas instan ada diantara dua titik ekstrim pulau. Mungkin dianggap berlebihan untuk menguraikan kegunaannya. yang umumnya diharapkan dari realisasi rencana yang baru saja dijelaskan. Kecuali bahwa pemerintah dengan demikian akan diberi kesempatan. untuk mendapatkan dalam beberapa menit berita tentang peristiwa-peristiwa penting di titik-titik utama pulau Jawa, pendistribusian telegraf ke seluruh pulau itu, untuk berbagai kelas penduduk pada umumnya, dan untuk perdagangan pada khususnya, terutama mengenai komunitas ibu kota, bisa sangat bermanfaat dan nyaman. Kami mengucapkan selamat kepada Gubernur Jenderal kami saat ini atas keberhasilan awal uji coba, dan berharap penyelesaian lebih lanjut dari jalur yang diusulkan akan dilakukan secepat mungkin dengan bagian yang sekarang sedang dipersiapkan, selain desakan yang diberikan oleh Gubernur Jenderal segera setelah kedatangannya di wilayah ini, banyak yang telah disumbangkan oleh keterampilan dan ketekunan Insinyur Groll dan pejabat telegraf Jansen dan Bosse. Sementara itu di Batavia, telegraaf mulai dari kantor pos di Weltevreden, dan dua kamar disediakan untuknya di gedung sekretaris di sebelah istana di Buitenzorg. Penduduk asli melihat ke telegraaf dengan takjub, jika tidak dengan rasa takut, dan memanggilnya bitjara angin (windspraak).

Babak pertama pengoperasian telegraf di Hindia Belanda sudah terlaksana dengan baik, meski sangat terbatas antara Batavia dan Buitenzorg, tetapi bagaimana dengan pengoperasian di telegraf di Jawa bagian tengah khususnya yang terhubung dengan pedalaman seperti di Soerakarta? Tampaknya itu baru akan masuk di babak kedua.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar