*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Tangerang dalam blog ini Klik Disini
Harimau Harimau, begitu judul roman Mochtar Lubis. Di kampungnya di Kotanopan, Tapanuli Bagian Selatan banyak ditemukan harimau, bahkan hingga ini hari. Harimau Kotanopan termasuk jenis harimau Sumatra ((Panthera tigris sumatrae). Di Jawa, harimau Jawa dinyatakan punah tahun 1970an. Namun beberapa peneliti masih meyakini harimau di pulau Jawa masih tersisa dan terjebak di Oedjoeng Koelon.
Harimau Harimau, begitu judul roman Mochtar Lubis. Di kampungnya di Kotanopan, Tapanuli Bagian Selatan banyak ditemukan harimau, bahkan hingga ini hari. Harimau Kotanopan termasuk jenis harimau Sumatra ((Panthera tigris sumatrae). Di Jawa, harimau Jawa dinyatakan punah tahun 1970an. Namun beberapa peneliti masih meyakini harimau di pulau Jawa masih tersisa dan terjebak di Oedjoeng Koelon.
Harimau dan anaknya (illustrasi) |
Harimau Batavia tidak pernah punah. Harimau
Batavia telah lama bermigrasi ke Banten karena tekanan populasi menusia di daerah
aliran sungai Tjiliwong. Saat migrasi ke Banten ini, harimau-harimau Batavia
berkumpul di persinggahan terakhir di wilayah Tangerang. Namun tekanan populasi
manusia di Tangerang menyebabkan mereka terusir ke wilayah Banten. Setali tiga
uang, di wilayah Banten juga mereka terdesak hingga menemukan jalan buntu di
ujung barat pulau di Oedjoeng Koelon. Tampkanya mereka ingin menyeberang ke
Sumatra untuk menemui kerabat mereka. Namun apa daya gunung Krakatau meletus
pada tahun 1883. Mereka menjadi takut pergi jauh ke Sumatra. Sehubungan dengan
riwayat ini, lantas kapan terkahir harimau Tangerang dijumpai? Pertanyaan ini
memaksa kita membuka sumber-sumber tempo doeloe. Mari kita lacak!