*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Pulau-pulau
di pantai barat bukanlah pulau tertinggal, tetapi justru tempat yang lebih awal
di kenal sejak zaman kuno. Gugus pulau pantai
barat Sumatra mulai dari pulau Sinabang di utara (Aceh), Nias (Sumatra Utara(,
Siberut, Mentawai/Sipora, Pagai (Sumatra Barat) hingga Enggano (Bengkulu). Jika
memperhatikan peta satelit, pulau-pulau di pantai barat Sumatra berada dalam
satu garis, garis yang berbeda dengan daratan garis terbentuknya pulau Sumatra.
Pulau
Nias sudah dihuni sejak 12.000 tahun yang lalu oleh imigran dari Asia. Namun
demikian, penelitian lain menyebutkan kelompok etnis Nias atau yang menamakan
diri Ono niha (anak manusia), sudah menetap di wilayah tersebut 700 tahun lalu.
Catatan tentang Nias dapat ditemukan dari tulisan tahun 150 Masehi, saat
menyebutkan Pulau-pulau Barus, dengan Nias sebagai pulau terbesar. Memasuki
abad ke-7 Masehi, pulau di barat Sumatera, termasuk Nias, sudah dikenal oleh
pedagang asing baik dari Tiongkok amaupun Arab. Adapun penulisan spesifik
tentang Nias berasal dari seorang pedagang Persia bernama Sulayman yang
berkunjung ke Nias pada tahun 851 (Kompas.com). Pulau
Enggano yang mencatat pertama adalah Marco Polo saat melakukan perjalanan
kembali ke Venesia setelah 24 tahun di Asia. Pada 1345 atau 53 tahun setelah
Marco Polo, Ibnu Batutah juga mencatat keberadaan "Pulau Telanjang"
di selatan Pulau Sumatra. Pelaut Eropa yang tercatat pertama kali mendarat di
Pulau Enggano adalah pelaut Portugis di bawah pimpinan Alvaro Talesso atau
Alonzo Talesso. Pada 1506, kapalnya terhempas badai sehingga mereka terdampar
di Pulau Enggano. Pada 5 Juni 1596, ekspedisi Belanda di bawah pimpinan
Cornelis de Houtman tercatat mendarat di Pulau Enggano. Sejak 1596 hingga 1771,
tidak ada orang Eropa yang hadir secara terus menerus di Pulau Enggano. Meski
Belanda pernah melakukan ekspedisi dari Batavia pada 1645, Pulau Enggano
termasuk pulau yang mereka telantarkan. Pada 1684, Pulau Enggano berada di
bawah kekuasaan Inggris bersamaan dengan keberhasilan mereka merebut Bengkulu
dari Belanda. Catatan pertama tentang keberadaan masyarakat adat Enggano
berasal dari buku catatan pelayaran pelaut Inggris bernama Charles Miller yang
berlayar dari Bengkulu ke Pulau Enggano pada 1771. (Wikipedia)
Lantas
bagaimana sejarah gugus pulau pantai barat Sumatra? Seperti disebut di atas,
gugus pulau di pantai barat sangat banyak dan yang terbesar Sinabang, Nias,
Siberut, Mentawai, Pagai dan Enggano. Lalu bagaimana sejarah peta wilayah
Lampung pada zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.