*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Alune adalah salah satu suku bangsa kuno di Pulau Seram. Jumlah anggotanya menetap
di 27 desa di wilayah barat-tengah pulau. Seperti Wemale, mereka berasal dari
suku Patasiwa. Suku Alune mempertuturkan bahasa Melayu-Polinesia. Bahasa ini
dikenal dengan nama Sapalewa atau Patasiwa Alfoeren dan memiliki beberapa
dialek. Dialek paling banyak adalah dialek Rambatu. Suku Alune secara
tradisional hidup dari hasil hutan. Makanan mereka berasal dari pohon sagu dan
mempraktikkan penanaman berpindah.
Bahasa Alune adalah sebuah bahasa yang dituturkan di kepulauan Maluku, tepatnya di Kabupaten Seram Bagian Barat; 5 desa di kecamatan Seram Barat dan 22 desa di kecamatan Kairatu dan Taniwel sehingga totalnya adalah 27 desa. Bahasa Alune mempunyai beberapa dialek, di antaranya adalah sebagai berikut: Kairatu; Alune Tengah Barat (Niniari-Piru-Riring-Lumoli); Alune Selatan (Rambatu-Manussa-Rumberu); Alune Pantai Utara (Nikulkan-Murnaten-Wakolo); Alune Tengah Timur (Buriah-Weth-Laturake). saya, aku (au); engkau, kamu (ale); satu (esa), delapan (walu); sepuluh (butusya); sebelas (butuaya lesin esa); dua belas (butusya lesin lua); kepala (ulubuai); ibu (inate); ayah (amate); nenek laki-laki (upu mokwai); nenek perempuan (upu bina); piring (pikane) (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Alune di pedalaman pulau Seram, kepulauan Maluku? Seperti disebut di atas bahasa Alune dituturkan kelompok populasi di pulau Seram. Gunung Binaiya gunung tinggi di Seram. Lalu bagaimana sejarah bahasa Alune di pedalaman pulau Seram, kepulauan Maluku? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.