*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disini
Getaran gempa bumi dan letusan gunung berapi adalah dua hal yang berbeda tetapi dapat terjadi bersamaan. Kedua kejadian dapat menimbulkan dampak yang besar: kehancuran material dan korban jiwa. Dampaknya tidak hanya di seputar episentrum atau kawah letusan tetapi juga sangat jauh ke muara-muara sungai di pantai. Pada tahun 1699 sempat terjadi kebingungan di Batavia dan di Tangerang. Apa sesungguhnya yang terjadi di daerah pedalaman (hulu sungai Tjiliwong dan hulu sungai Tjsadane?
Getaran gempa bumi dan letusan gunung berapi adalah dua hal yang berbeda tetapi dapat terjadi bersamaan. Kedua kejadian dapat menimbulkan dampak yang besar: kehancuran material dan korban jiwa. Dampaknya tidak hanya di seputar episentrum atau kawah letusan tetapi juga sangat jauh ke muara-muara sungai di pantai. Pada tahun 1699 sempat terjadi kebingungan di Batavia dan di Tangerang. Apa sesungguhnya yang terjadi di daerah pedalaman (hulu sungai Tjiliwong dan hulu sungai Tjsadane?
Laporan Michiel Ram-Cornelis Coops, Batavia 6 Agustus 1701 |
Gempa yang sangat dahsyat yang meluluhlantakkan Batavia
pada tanggal 4 Januari malam 1699 juga menjadi sangat heboh di Eropa. Sebelumnya,
Gubernur Jenderal dan Raden van Indie pada tanggal 20 Januari 1699 telah
mengirim utusan menemui De Heeren van Zeventienen di Belanda. Para investor XVII
ini yang juga merasa gelisah dengan
investasi mereka di Hindia khususnya di Batavia dan sekitar, lalu memerintahkan
Gubernur Jenderal Willem van Outhoorn untuk menyelidikinya secara tuntas. Willem
van Outhoorn menugaskan dua bawahannya untuk melakukan ekspedisi ke hulu sungai
Tjiliwong, yakni Landdrost Michiel Ram dan Opperstuurman Cornelis Coops. Eskpedisi
ke hulu sungai Tjiliwong ini dimulai pada tangga 23 Juli dan laporan Michiel
Ram Cornelis Coops diserahkan kepada Gubernur Jenderal di Batavia pada tanggal
6 Agustus 1701. Apa isi laporannya? Dalam artikel ini isinya disarikan, berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’
seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan
sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil
kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini
tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang
lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah
disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih
menekankan saja*.
Pengantar:
Arsip dan Dokumen
Ada jarak waktu
tanggal kejadian (4 Januari 1699) dan utusan ke Belanda (20 Januari 1699)
dengan dimulainya ekspedisi ke hulu sungai Tjiliwong (23 Juli-6 Agustus 1701).
Perbedaan waktu ini karena jarak pelayaran yang jauh Batavia-Belanda yang masih
melalui Afrika Selatan dan masa inkubasi keputusan Heeren XVII (selama heboh di
Eropa).
Orang-orang Inggris yang berbasis di
Banten, oleh para pedagangnya di Tangerang segera mengutus peninjau ke hulu
sungai Tjisadane untuk menyelidiki apa yang terhadi di pedalaman. Laporan
ekspedisi Inggris ini dipublikasikan di jurnal Inggris beberapa tahun kemudian.
Sebagai sumber
sejarah, dokumen arsip (narasi dan peta) tersebut baru ditemukan pada dua abad
kemudian (lihat Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van
Nederlandsch-Indiƫ, 1878). Sebelumnya, para penulis Belanda hanya mengandalkan
dokumen sekunder, seperti catatan Kasteel Batavia (Daghregister), surat kabar
dan majalah. Arsip ini adalah dokumen usang (kuno) namun tetap dicari oleh para
peneliti Belanda (sehingga kemudian ditemukan). Bagi kita pada masa kini, arsip
ini tentu saja sangat kuno, namun tetap menarik untuk menjadi bahan analisis.
Hingga masa ini kejadi gempa besar pada
Januari 1701 apakah disertai oleh letusan gunung Salak masih menjadi locus
perdebatan. Hal ini karena kejadiannya sudah jauh di masa lampau, dan juga
karena tidak terhimpunnya semua data (dokumen dan arsip) tentang kejadian
tersebut secara menyeluruh. Laporan Inggris dan laporan Belanda tampaknya belum
dianggap cukup.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Sari
Laporan Ekspedisi ke Hulu Sungai Tjiliwong di Gunung Pangrango 1701
Tunggu deskripsi lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar